Bab 13 Kaguya (II)
Bab 13 Kaguya (II)
Sasuke menarik napas. Merasa lelah secara psikologis di antara perang keluarga itu.
.
"Maafkan saya..." Sasuke tersenyum lelah. "Nampaknya saya harus membawa istri saya pulang." Sasuke membungkukkan badan sejenak. Lalu dengan ketenangan yang anggun ia meletakkan sumpitnya. Dan menghembuskan napas dengan cara yang elegan. "Ayo sayang.." ucapnya lembut. Tangannya terulur.
Dan Hinata menyambutnya dengan sebuah rona merah dan juga senyuman penuh terimakasih atas segala perlakuan manis Sasuke hari ini.
Hinata mengangkat bibirnya sedikit membentuk senyum ejekan ke arah Hanabi. Seolah mereka yang menikah atas dasar cinta dan begitu bahagia.
Wanita Uchiha itu mengangkat dagunya tinggi-tinggi.
Ia tahu, kini waktu telah berbalik memihaknya. Akan tetapi ada yang salah dengan hatinya. Meski puas, ia tak memiliki euforia kemenangan yang ia impikan. Aneh sekali. Kenapa pula hati nuraninya meneriakkan bahwa apa yang ia lakukan sekarang itu adalah sebuah kesalahan.
.
***p90***
.
Ketika acara lelang amal dibuka, Hinata masuk ke dalam aula dengan digandeng Sasuke.
Semua atensi mengarah kepada mereka tatkala Hinata datang dengan dandanan ala Kaguya no Hime. Rambut panjangnya sepunggungnya menjuntai dihiasi dengan ornamen giok dan pita yang begitu cantik dengan jalinan benang-benang merah.
.
Hinata nampak begitu eksotik dan tak terjamah di tengah pesta modern dengan balutan tuxedo dan gaun-gaun malam yang terkenal. Ia adalah seseorang yang terasing dan kelihatan salah tempat.
.
Tapi ini adalah sebuah taktik lama yang dipelajarinya sejak belia. Menjadi berbeda dan satu-satunya adalah cara cepat merebut semua perhatian. Tapi ia kan menjadi penyihir yang menghipnotis setiap mata.
.
Tepat ketika seluruh gaun edisi terbatas yang di lelang Hanabi berhasil membuat pundi amal menyentuh angka tertinggi, Hinata datang ke panggung dengan pakaian khusus yang dulu pernah dibuatkan rumah mode Yamanaka. Tapi kemudian ia terjatuh, seolah terpeleset oleh sebuah skenario yang tak mungkin dipikirkan oleh siapapun. Karena seolah-olah Hinata disenggol oleh Hanabi.
.
Suara gemuruh terdengar dan Hinata menikmati perannya dengan baik. Dia bangkit, lalu dengan senyum anggunnya ia menolak Sasuke untuk membantunya.
"Daijobu," katanya dengan lembut. Lalu ia tersenyum dengan kemenangan yang indah di matanya. Karena pandangan kepada Hanabi serta-merta menjadi pandangan tak suka.
Terutama akan sebuah fakta yang seolah diterima mentah-mentah oleh mereka bahwa manner si bungsu kalah telak dengan kakaknya yang terlihat begitu lembut dan pemaaf. Sungguh bertolak belakang dengan kejadian yang sesungguhnya.
.
"Ini mungkin acara milik Hanabi. Maafkan jika aku terlihat begitu tidak tahu diri dengan datang dan berlaku tak sopan seperti ini. Tapi aku juga ingin menjadi bagian dari acara amal ini." Hinata tahu kalau kalimat pembuka ini menentukan kelancaran rencananya.
"Baju ini bersejarah." Jika ada yang meremehkan kemampuan berbahasa Hinata, mungkin orang itu adalah Sasuke yang kini mengumpat-ngumpat dalam hati betapa lihainya istrinya mengolah kata. Pantas saja si Itachi jatuh cinta berat pada istrinya sampai nekat bunuh diri segala.
.
Hinata dalam mode moe seperti ini bikin serangan jantung. Hinata dan kelembutan kata-katanya adalah aphrodite di dunia nyata. Gara-gara kelembutan itulah Sasuke gila dengan mengiriminya post-it dengan kutipan menye yang membuat mereka menjalin hubungan mesra tanpa status yang dilakoninya selama masa remajanya.
.
Tentu saja ini hanya sekedar akting, kawan.
.
Sebab pipi merona dengan senyuman malu-malu adalah sebuah drama yang membuat Sasuke megap-megap meraih udara.
Keparat memang!
.
Hinata memulai lagi pidatonya, "Dipakai di tahun terakhir saya semasa SMA. Dan dijahit langsung oleh teman cantik saya..." Hinata tersenyum cantik dan menunjuk Ino Uchiha yang tampak terkejut karena disorot oleh spotlight.
.
Si cantik berambut emas tersenyum. Dan melambaikan tangannya ke arah Hinata dengan senyuman tak percaya. Keriangan dan kebahagiaan memancar dari mata biru sahabat Hinata itu.
.
"Didesain langsung oleh rumah mode Yamanaka sebelum menjadi YUme. Dan menjadi lawan main untuk Itachi Uchiha." Mata Hinata terlihat tulus saat mengatakannya.
.
Itachi tersenyum manis dan menggeleng-gelengkan kepalanya, tak menyangka Hinata akan mencomot namanya dalam drama tak berkesudahan ini.
.
"Mungkin ini bukan barang baru..." Hinata menarik sedikit alisnya ke atas tanda penyesalan. "Tapi waktu adalah penyihir yang memberikan kita hal-hal ajaib." Hinata tersenyum dengan pipi merona. Membuat Sasuke ingin menculiknya dari tempat itu dan mencumbunya seharian.
.
Keindahan dengan balutan kimono tua itu adalah miliknya yang berharga. Si penyihir culas yang takkan berhenti mengelabui orang-orang di dalam hall gedung utama perkantoran Hyuuga Chemichal Industries.
.
"Percayalah, keajaiban itu sudah terjadi ketika saya memakainya, saya menemukan orang yang berharga."
.
Sasuke maju ke depan dengan langkah panjang nan tegas penuh wibawa. Pria itu tampak menawan dengan setelan tuxedo berwarna biru donker, kontras dengan kimono istrinya. Ia memeluk istrinya penuh pemujaan dan mencium keningnya mesra.
.
Seolah pamer, keberhasilan hubungan mereka yang penuh dengan cinta. Tentu saja bukan jenis cinta penuh dengan kalimat romantisme, hanya ada sarkasme yang menantang dalam kehidupan tumah tangga mereka. Tapi justru itulah yang membuat mereka kian dekat dan juga kuat. Mereka saling bertahan dan menyerang. Mereka tahu kapan harus menekan ego, atau meminta maaf, juga kapan saat yang tepat untuk bekerja sama dalam sebuah rangkaian opera.
.
Musuh yang hebat adalah musuh yang tak pernah disadari keduanya. Dan itu adalah perasaan mereka sendiri.
.
"Dua puluh lima juta."
Pembukaan lelang dengan angka fantastis dari seorang Sabaku no Gaara. Lelaki berambut merah itu menatap Hinata penuh arti. Alis tajamnya menukik naik, senyum penuh kepuasannya terbit, sementara itu tangannya mengangkat gelas bertungkai panjangnya ke depan wajahnya, salute, seolah meminta perhatian Hinata untuk cheers bersama.
.
Sayangnya pemandangan itu membuat Sasuke mengumpat-umpat dalam hati.
Jadi berapa banyak yang menginginkan istrinya di luar sana?!
.
Sasuke membiarkan kepalanya bertanya-tanya sementara angka terus melambung naik. Dari dua puluh delapan, tiga puluh, tiga puluh satu lima ratus ribu-
.
Berengsek.
.
Itachi mengangangkat tangannya ke udara, "Tiga puluh sembilan juta." Katanya sambil tersenyum menatap sang istri, Ino Uchiha penuh perasaan.
"Ada yang lebih tinggi lagi?"
.
Tak ada sahutan,
"Empat puluh," Sabaku no Gaara memang luar biasa mengguncang batin calon istrinya. Hanabi melirik gemas calon suaminya yang memberikan harga di luar nalar untuk sebuah komono bekas.
Berengsek memang kakak tirinya itu. Mata Hanabi melotot tajam ke arah sang kakak yang tampak memberikan senyuman inosen yang tampak begitu palsu dan memuakkan dalam indra penglihatannya.
Hanabi mencengkeram erat gagang gelasnya. Otaknya memutar beberapa sekenario untuk menghancurkan si kakak tiri namun nyatanya semua hal tidak mungkin di lakukan sekarang.
.
"Ada penawaran lain?" Juru lelang mulai mengunci pilihan.
.
Sasuke menatap mata hijau serupa jamrud yang menatap intens istrinya penuh minat. Mengapa calon adik iparnya itu masih memiliki keinginan meraih Hinatanya.
Sabaku Corp. Adalah moyang dalam bisnis energi dan juga pengolahan sumberdaya air. Kini mereka telah melebarkan sayap dalam pengolahan limbah.
Dengan sistem teknologi mutakhir yang menggandeng Artemis, perusahaan software milik Shikamaru Nara yang menjadi ipar Gaara.
.
"Empat puluh juta, satu!"
.
Sial.
Sasuke mulai mengkalkulasi berapa aset si kepala merah itu dan berapa prosentase kemungkinan Hinata berpaling. Dan angka yang melebihi ekspektasinya membuat ia merasa geram dan mengeluarkan sabda ajaibnya. "Empat puluh sembilan."
.
"Lima puluh jika nee-san ku mau melepasnya di sini." Hanabi memberikan senyum culasnya.
.
Hell!
Apa yang ada di otak Hanabi ketika melontarkan kalimat bangsatnya itu?! Dia pikir Hinata itu siapa?!
Hinata nyaris melemparkan highheels-nya itu ke arah muka Hanabi yang kali ini dirias sempurna.
Hinata tersenyum miring. "Price make previllage. Pemberi angka bisa memberkan perintahnya." Katanya menyambut semua tantangan sang adik. Namun begitu ia kemudian menoleh menatap penuh kode asmara ke arah suaminya, seolah menantang Sasuke untuk membeli harga dirinya yang sempat dikoyak oleh sang adik tiri sialan yang tak tahu diri.
.
Sasuke memberikan senyum yang sarat akan kasih sayang, "Seratus juta."
Dan semua orang dibuat menganga dengan angka fantastis untuk ukuran sebuah kimono bekas.
Tapi tak pernah ada kata bekas dalam tatapan mata Sasuke. Ini adalah kimono Kaguya yang baru. Kaguya miliknya...
.
****Break****
.
Kaguya*/ Putri Kaguya (かぐや姫の物語 Kaguya hime no monogatari, Kisah Putri Kaguya) atau Taketori monogatari (竹取物語, Kisah Pengambil Bambu) adalah cerita rakyat yang tertua. Kisah seorang anak perempuan yang ditemukan kakek pengambil bambu dari dalam batang bambu yang bercahaya.
Putri Kaguya dibesarkan dan menjadi putri paling cantik dalam jamannya. Banyak orang ingin menikahinya, hingga semua ditolak. Namun ada lima orang bangsawan yang masih bersikukuh ingin menikahinya, oleh karena itulah mereka diberikan lima permintaan legendaris.
Mereka diminta untuk membawakan barang yang mustahil didapat, mangkuk suci Buddha, dahan pohon emas berbuah berkilauan, kulit tikus putih asal kawah kawah gunung berapi, mutiara naga, dan kulit kerang bercahaya milik burung walet. Pelamar pertama kembali membawa mangkuk biasa, pelamar kedua membawa barang palsu buatan pengrajin, dan pelamar ketiga membawa kulit tikus biasa yang mudah terbakar. Semuanya ditolak Putri Kaguya karena tidak membawa barang yang asli. Pelamar keempat menyerah akibat dihantam badai di perjalanan, sedangkan pelamar kelima tewas akibat patah pinggang.
Kabar tersebut membuat Kaisar turun tangan. Alih-alih bersedia dinikahi oleh sang Kaisar, Putri Kaguya justru mengatakan bahwa dia adalah seorang putri yang berasal dari Bulan, dan pada malam ke 15 pada bulan September dia akan kembali ke Bulan.
Sebelum kembali ke tempat asalnya, Putri Kaguya menghadiahkan kehidupan abadi untuk Kaisar. Sang Kaisar yang merasa tidak membutuhkan kehidupan abadi, membuang hadiah Putri Kaguya ke dalam Gunung Fuji.