Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 10 The Witch Bitchess (2)

Bab 10 The Witch Bitchess (2)

Sebuah senyum yang sarat akan kesalahan.

.

Dan suasana hening itu kian mencekam. Fugaku terhuyung. Memijat pelipisnya dan merasakan pusing yang sangat. Sasuke menahan dirinya untuk menarik kerah si kakak bodoh itu dan mengumpatinya keras-keras. Tapi ia lebih memilih untuk mengepalkan tangan.

.

Hinata dengan sigap mengambil alih suasana. Dengan ketenangannya ia bersuara. "Tampaknya kita perlu dokter. Ayo Ino, kita temui dokter Aburame."

.

Ino memandang Hinata dengan tatapan terluka, meski kalut ia mengangguk. Dia perlu bicara empat mata dengan Hinata. Sesuatu yang tidak ia ketahui dan butuh jawaban. Meninggalkan Itachi, Sasuke, dan Fugaku di ruangan yang sama.

.

***p90***

.

"Tampaknya Uchiha-san mengalami temporarry amnesia. Kejadian ini merupakan akibat yang biasa diterima karena dampak dari trauma otak yang dialami oleh beliau." Ujar dokter Shino Aburame sambil memperlihatkan hasil rongten dari kepala Itachi.

.

Ino menutup wajahnya dengan tangan. Menyembunyikan air matanya. Dan Hinata langsung memeluknya, "Kau harus tabah." Bisiknya. "Itachi adalah milikmu. Itu adalah kenyataan."

Ino masih menangis.

Hinata mengelus suarai emas yang dulu setengah mati dicemburuinya. "Apapun yang terjadi kau harus bertahan di sisinya. Karena masa lalu akan selalu kalah dengan masa depan. Dan kau adalah masa depannya."

.

"Tapi ia tak mengenalku, Hinata. Dia hanya mengingatmu!" Perih suara Ino merasa cemburu pada sahabatnya.

.

"Kau harus tenang, Ino. Ingat ada Itachi junior di dalam dirimu. Aku berjanji akan membawa Itachi ke sisimu." Ujar Hinata mantap.

.

Ino terkesiap, "Tapi, kau dan Sasuke bisa--"

"Jangan perdulikan kami. Aku bisa memberikan pengertian padanya. Kau harus percaya kalau Itachi dan Sasuke takkan kenapa-napa."

.

"Jangan persulit dirimu, Hinata. Sasuke orang yang sangat pencemburu. Dan ia takkan suka mendengar kedekatanmu apalagi jika lelaki itu Itachi. Seumur hidup dia benci kakaknya."

"Aku tak melakukan ini demi dia. Tapi demi kau. Aku menyayangimu, Ino. Karna kau adalah sahabatku. Orang yang berharga untukku."

.

Ino makin terisak. Dan memeluk Hinata dengan air mata yang tak kunjung berhenti.

.

***p90***

.

Sementara itu, Sasuke tak bisa menahan segala amarah dan juga kecurigaannya.

Sial.

.

Keinginan hati ingin menenangkan diri ke toilet, malah ia bertemu dengan teman Hinata. Tenten si bocah cepol menyapanya kelewat riang.

Dengan wajah tanpa dosa menanyakan perihal apa maksud kedatangan si playboy Uchiha berkeliaran di selasar rumah sakit.

Dan kesialan bertambah ketika Si Cepol mengetahui Itachi di rawat.

"Salam buat kakakmu saja. Aku ada visit sekarang. Tanyakan padanya kapan undangannya di antarkan ke rumahku." Ujarnya dengan kerlingan menggoda.

"Itachi sudah menikah." Kata Sasuke dingin.

.

"Sialan Hinata. Aku tak mengira kalau dia lupa mengirim undangan pernikahannya dengan Itachi. Mereka terlihat sangat keren di London. Aku sudah menduga kedua sejoli itu pasti takkan tahan kalau harus terlalu lama jalan di tempat. Ya udah ya Sasuke, aku pergi... Da.." katanya sambil nyelonong dari hadapan Sasuke.

.

Meninggalkan Sasuke dengan sebuah pertanyaan dan rasa kecewa yang tak bisa lagi ditutupinya.

...

..

.

"Demi Tuhan Hinata! Ada apa antara kau dan Itachi selama kalian di London?!" Sasuke langsung menyeburkan segala peluru kekesalannya begitu Hinata kembali ke depan pintu ruangan Itachi.

"Tidak ada apapun!" Hinata menegaskan, meski itu dusta yang nyata.

.

"Teruslah kau bohong!" Desis Sasuke yang menahan dirinya untuk tidak memberi pelajaran pada istrinya dengan mendorong tubuh Hinata ke tembok dan mencumbunya hingga Hinata mau mengakui kebenarannya.

Sasuke menatap tajam ke arah wanita yang sudah tiga bulan berbagi marga dengannya, "Tenten menanyakan padaku kenapa kau tak menikah dengannya? Kenapa dia harus bertanya seperti itu jika kau tak ada hubungan dengan kakakku." Napas Sasuke tersengal, tangannya mengepal dan matanya menyiratkan kecemburuan yang tak ditutup-tutupinya lagi.

.

Hinata tersenyum pahit, "Sometimes.. we don't need the answer, My Dear... Let the silent come to us" Desis Hinata. Namun begitu ia merasa sakit hati karena sampai sekarang Sasuke tak dapat melihat cintanya. Dan hingga detik ini, Sasuke masih meragukannya.

Mulut Sasuke sudah terbuka dan siap memberikan Hinata perlawanan namun ucapan Hinata membungkamnya.

"Dan aku tidak akan memuaskan rasa penasaranmu, sayang. Keep your mouth, darling... jika kau masih ingin Ino hidup. Sebab jawaban dari pertanyaanmu itu bisa membunuh Ino." Hinata memilih pergi dari hadapan suaminya. Langkahnya tegak, tak sedikitpun ingin menunjukkan betapa sakit hatinya merasa tak dipercaya Sasuke.

.

Sasuke masih menegang. Pikirannya berkecamuk.

.

Benarkah kecurigaannya selama ini? Betulkah jika kakaknya sengaja membiarkan Hinata lolos dan membiarkan wanita itu bahagia demi cinta yang tak pernah dibagi Itachi kepada Ino?

Betulkah wanita yang akan dinikahi Itachi sejatinya bukan Ino. Dan menantu kesayangan Uchiha yang sebenarnya adalah...

.

Mata Sasuke melebar,

Uchiha Fugaku berjalan terhuyung keluar dari ruang rawat Itachi, matanya tampak lelah dan khawatir.

"Masuklah Hinata. Itachi memerlukan bantuanmu."

.

Sial !!

Tebakannya benar.

.

Bahkan ketika Ino ada di sini, ayahnya lebih menyuruh Hinata untuk lebih dulu masuk ketimbang istri sah Itachi.

Berengsek!

.

***p90***

.

.

Menanggapi persoalan Sasuke yang siap meledak kapan saja, Hinata justru cuek dan mengabaikan kemarahan atau rajukan suaminya itu.

Baginya, masa lalu adalah undakan di bawah. Untuk apa ia harus turun lagi jika ia sudah susah payah untuk mendaki?

.

Ia tak berkeinginan membahas hal yang lalu. Sebab itu takkan mengubah keadaan. Rupanya hal inilah yang membuat pasangan yang harusnya masih mesra itu menjadi dingin dan penuh dengan kemarahan.

.

Sasuke makin marah saat Hunata lebih memilih mengurusi Itachi dan ikut kembali ke mansion Uchiha.

Sebuah tempat yang dulu mati-matian ditolaknya dengan alasan mansion penuh dosa.

.

Tapi lihat sekarang, gara-gara mantan terindah yang sengaja disembunyikannya dari dunia, ia mau menginjak tempat yang tadinya tak ingin dipijaknya.

Demi siapa?

Itachi.

.

Dan Sasuke tak bisa memahami pemikiran istrinya. Tega sekali mengacuhkannya dan memilih kakaknya. Meninggalkannya meradang dan mempertahankan hubungan yang kini hanya tinggal debu.

Di mana hati Hinata?

.

.

"Hinata. Ada hal penting yang harus kubicarakan." Uchiha Fugaku menatap sang menantu kedua dengan tatapan sendu.

Hinata menampilkan senyum simpatik, "Hai' Tou-sama..." ujarnya sopan.

.

Pria tua itu masuk ke dalam ruangan kerjanya. Sementara itu, mata Sasuke tak berhenti untuk memandangi keantusiasan Hinata perihal amnesia-nya Itachi.

Meski lelaki yang kini sudah bisa pulang dan terbaring di ranjang di salah satu kamar di mansion dingin itu adalah kakaknya sendiri, hatinya masih diliputi perasaan was-was. Terutama ketika ia tahu rahasia kecil antara Hinata dan Itachi yang luput dari matanya.

.

Menurut asisten pribadinya yang telah mengabdi padanya semenjak kecil, polisi kini masih menyelidiki asal muasal kecelakaan Itachi. Apakah merupakan sabotase atau murni kecelakaan. Tapi ada juga kemungkinan indikasi Itachi melakukan bunuh diri dengan sengaja masuk ke jalur yang berlawanan. Dalam kecelakaan itu Itachi dalam keadaan sadar dan tidak mabuk.

.

Informasi itu membuat kepala Sasuke merangkai segala peristiwa ini menjadi suatu kesimpulan.

.

Untuk apa Itachi berbuat sejauh ini? Dan apa manfaatnya untuk kakaknya?

.

Ada sebersit pemikiran gila bahwa semua ini demi menarik atensi keluarga dan juga..

..Hinata.

.

Nama itu menjadi fokus Itachi, Sasuke yakin akan hal itu. Intuisinya tak mengizinkan Hinata terlibat dalam kesembuhan Itachi.

Mata Sasuke terpejam. Ada gundah yang menyelimuti hatinya.

Baru tiga bulan.

Apakah ia harus menyerah dan melepas Hinata?! Tentu saja ia tak sekonyol itu melepaskan cinta yang telah bercokol di hatinya semenjak belia.

Ia takkan menyerah dan melepas Hinata. Bahkan jika wanita itu memaksanya melakukan hal itu.

Tapi kalau Hinata ingin lepas dari Sasuke?! Itu lain cerita. Dan Sasuke rela mati dulu untuk mempertahankan biduk rumah tangganya.

.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel