Wanted 9
Enjoy Reading
***
Kamar, tangga, ruang tamu, semua aman. Tinggal melewati gerbang dan penjaga. Angel menunduk mencari celah melarikan diri dari rumah besar nan mewah itu. Dia masih ingin jalan-jalan ke hutan dulu. Setelah itu Angel janji akan kembali. Tapi, tidak sekarang. Cuma seminggu ini Angel rasa tidak masalah dia memperpanjang jalan-jalannya.
Tidak akan berpengaruh banyak kan?
Angel mengeluarkan sprai bius yang selalu dia bawa ke mana saja. Sepertinya penjagaan di sana lumayan kuat. Jadi daripada menimbulkan keributan kalau Angel nekat melawan. Maka dengan sangat terpaksa Angel akan membuat beberapa penjaga tidur agar bisa keluar dengan tenang. Angel menepuk bahu dua penjaga di pos yang langsung menoleh kearahnya. Dengan cepat Angel menyemprotkan sprai tepat di wajah mereka. Lalu sedetik kemudian kedua penjaga itu limbung dan merosot tertidur di lantai begitu saja.
Angel mengendap-endap lagi dan melihat ada satu lagi di dekat pintu gerbang. Tanpa basa-basi Angel menyemprotkan sprai bahkan sebelum orang itu menoleh kearahnya. Seperti dua temannya, penjaga itu langsung tertidur. Tapi, karena posisinya tepat di depan pintu masuk Angel harus susah payah menarik tubuh besarnya menyingkir supaya angel bisa membuka gerbang dan membawa salah satu mobil untuk dibawa kabur. Tidak mungkin 'kan Angel jalan kaki sampai hutan. Bisa rontok kakinya. Setelah merasa aman. Angel menghampiri tempat mobil. Memilih kira-kira mobil mana yang paling enak diembat. Lalu dia melihat mobil Lucas. Ah mending bawa mobil dia saja kalau ada lecetnya Lucas tidak akan marah. Sedang kalau membawa mobil tuan rumah, nanti Angel dikira maling karena membawa kabur mobil kakeknya Alca.
Angel melihat sekitar sebelum membuka mobil Lucas. Seperti biasa tidak terkunci. Tentu saja Angel bersorak senang dalam hati dan langsung melemparkan ranselnya ke bangku belakang sebelum menyalakan mobil dan mulai keluar dari kediaman kakeknya Alca. Angel ingin menyalakan musik untuk menemani perjalanannya. Tapi, baru saja dia ingin memencet tombol play sebuah tangan terjulur menghentikan dirinya.
Angel langsung menghentikan mobilnya secara mendadak dan menoleh kebelakang.
"Lucas. Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Angel syok.
Lucas hanya menatap Angel dengan wajah malas. Sudah curiga Angel akan berusaha kabur. Bukankah Lucas sudah bilang walau baru beberapa saat dia bersama Angel. Lucas sudah mengerti, Angel itu tipe pemberontak. Terlihat manis dan penurut agar mendapat keinginannya dan saat tidak mendapatkan kemauannya dia akan diamdiam berusaha mencapai keinginannya sendiri tanpa mengandalkan orang lain.
"Aku tidur," jawab Lucas santai.
"Perasaan tuan rumah menyediakan kamar dengan kasur empuk dan luas. Kenapa kamu malah tidur di dalam mobil?" tanya Angel curiga.
"Karena aku tahu, akan ada yang berusaha kabur malam ini." Lucas bergerak dan pindah ke depan disebelah Angel.
"Sekarang, kembali ke rumah saudaramu tadi," perintah Lucas. Tidak mau mendapat masalah karena dikira membawa kabur Angel lagi.
Walau Lucas berat melepas Angel. Tapi ...
Angel Memang seharusnya kembali ke keluarganya. Bagaimanapun posisi Lucas sedang tidak terlalu bagus dan membuat keluarga Cohza marah bukan pilihan yang tepat. Jadi dia harus segera mengembalikan Angel agar tidak menjadi bahan amukan mereka.
Angel berdecak lalu menyalakan lagi mesin mobilnya. Tapi, bukannya menuruti permintaan Lucas, Angel malah menjalankan mobilnya entah ke mana.
"Angel ... putar balik." Lucas menatap Angel serius.
Angel malah tersenyum ke arah Lucas. "Never," ucapnya sebelum menginjak gas dan membuat laju mobil itu menjadi sangat kencang.
"Shittt, Angel stop." Lucas berusaha menghentikan Angel dengan ikut memegang setir mobil. Tapi Angel juga tidak mau kalah dia kembali menjalankan mobil sesuai keinginannya. Akhirnya terjadi aksi saling dorong dan saling memeprebutkan kemudi antara Angel dan Lucas. "Lucassss hentikan. Atau kita akan mati." Angel mulai khawatir saat mobilnya oleng kesana kemari tidak jelas.
"Kamu yang berhenti."
Angel menggigit tangan Lucas hingga dia menjauhkan kedua tangannya dari kemudi. Lalu Angel membanting setir keluar dari jalan raya ketika melihat ada jalan setapak. Tanpa sadar mereka sudah berjalan jauh dan memasuki wilayah penuh pepohonan.
"Apa yang kamu lakukan." Lucas berusaha merebut kemudi dan kali ini berhasil. Tenaga Angel sudah mulai terkuras hingga dengan mudah Lucas mencekal tubuh Angel dan memeluknya dari samping dengan sebelah tangan. Sedang tangan satunya berusaha menghentikan laju mobil dan bermaksud kembali ke jalur utama.
"Angel, injak rem nya," perintah Lucas begitu melihat jalan di depannya ternyata buntu. Hanya ada pohon dan pohon.
"Angel cepat injak remnya. Atau kita akan terus melaju tidak jelas." Lucas melepas cekalannya di tangan Angel.
"Aku sudah menginjaknya. Tapi tidak bisa berhenti." Angel menatap Lucas khawatir.
"Fuck, pindah tempat." Lucas bergeser masih dengan kemudi ditangannya. Membiarkan Angel mundur ke bangku belakang agar Lucas bisa mengendalikan mobilnya yang terus berjalan memasuki hutan.
"Shit, remnya blong." Lucas segera berbelok saat hampir menabrak pohon. Lalu kembali membanting setir begitu melihat di depannya jalan menurun. Sayangnya penglihatan mereka terbatas dan begitu sadar mobil Lucas sudah berjalan menerjang semak-semak lalu melaju tak tentu arah menuruni bukit.
"Angel pegangan," perintah Lucas sembari berusaha mengendalikan mobilnya yang kini menabrak apa pun yang ada di hadapannya.
"Apa kita akan mati?" tanya Angel merasakan tubuhnya terlonjak-lonjak karena tanah yang dilewati ban mobil mereka bergelombang tidak rata.
"Sepertinya begitu." Lucas masih mencoba menginjak remnya. Siapa tahu berfungsi. "Shittttttttt. Pegangan yang kencang," teriak Lucas pada Angel masih berusaha mengendalikan mobilnya yang semakin lepas kendali.
"Lucas aku rasa aku memang mulai menyukaimu." Angel memegang erat kursi yang ada di hadapannya agar tubuhnya tidak oleng kesana kemari.
"Kamu ini bicara apa. Pegangan Angel." Lucas merasa apa yang ada di hadapannya semakin tidak jelas. Hanya ada rating dan semak-semak yang terus dia tabrak. Bukan menuruti perkataan Lucas. Angel malah pindah ke kursi depan tepat di sebelah Lucas.
"Lucas kalau aku mati dan kamu selamat katakan pada kedua orang tuaku, bahwa aku menyayangi mereka. Katakan juga pada Angelo bahwa walau dia adikku yang menyebalkan tapi sebenarnya aku gemas padanya . Katakan pada trilpe J juga bahwa mereka saudara paling hebat sedunia. Jangan lupa bilang sama Uncle Joe bahwa dia adalah paman paling amazing yang aku miliki. Aku juga sayang Queen dan Raja. Mereka adik-adik yang manis. Dan bilang sama Aurora aku minta maaf belum bisa membelikan dia boneka Frozen terbaru. Ah ... katakan juga pada Alxi dan kakak sepupu tersayangku Alca ..."
"Shut up. Kita tidak akan mati." Lucas sedang konsentrasi menyetir dan berusaha menyelamatkan mereka berdua. Sedangkan Angel malah ngoceh tidak jelas.
"Aku hanya berjaga-jaga. Ahhhh nyawa aaaa tidak ada Ahhhh yang tahu saya kitaaa aaaa." Angel terus berteriak setiap kali mobilnya terlonjak dan terguncang.
"Angelllll, hentikan teriakanmu." Lucas merasa konsentrasi terpecah.
"Shittttttttt. Lompat keluar," perintah Lucas.
"Apa? Tega sekali kamu mau membunuhku." Angel menatap Lucas kecewa.
"Angel, sialan." Lucas membuka pintu disampingnya dengan cepat. Lalu menarik Angel kedalam pelukan sebelum melompat keluar dari mobil.
"Aaaaaa." Angel menjerit saat merasakan tubuhnya melayang lalu terhempas ke tanah dengan keras. Kulitnya terasa tertusuk ranting kemudian mereka berdua jatuh berguling-guling hingga akhirnya Lucas berhasil menghentikannya.
Brakkkkkkkk.
Lucas langsung mengumpat ketika merasakan tubuhnya terbentur sesuatu sebelum benar-benar berhenti. "Fuck ... you, ok?" Lucas melihat ke bawah.
"Yeah, tapi ini terlalu gelap. Jadi aku tidak melihat apa-apa." Lucas merogoh ponsel di kantung celananya. Berharap masih berada di tempatnya dan bisa dipakai. Untunglah ponselnya baik-baik saja dan masih aman.
Lucas menyalakan ponselnya lalu menyorotkan cahayanya ke arah Angel. "Well, sepertinya kamu lumayan oke."
Lucas berusaha duduk diikuti Angel. "Aku baik-baik saja. Hanya merasa seperti baru terlempar dari mobil dan sekarang berada di atas tanah yang sepertinya agak basah."
Lucas menyorot bagian bawah tubuh Angel.
"Sepertinya kamu tidak terlalu beruntung."
"Ishhh, kotor sekali." Angel berdiri dan melihat pakaiannya yang penuh tanah.
"Itulah yang kamu dapatkan kalau keras kepala." Lucas berjalan mencari keberadaan mobilnya.
"Sial, ini sempurna." Lucas menyorot ke bawah dan melihat mobilnya terjatuh ke sungai. Lebih tepatnya pinggiran sungai. Karena sungai itu melebar dengan bebatuan disekitarnya. Tapi bisa dilihat bahwa sungai itu dangkal dari suara riak dan kejernihan airnya.
"Setidaknya mobilmu tidak tenggelam." Angel bicara di belakangnya.
"Berharap sajalah aku tidak menenggelamkanmu," geram Lucas kesal. Berusaha mencari jalan turun untuk melihat keadaan mobilnya. Atau paling tidak menyelamatkan barang-barangnya di sana.
"Benarkah? Tidak apa-apa asal kamu juga tenggelam bersamaku. Karena aku tidak bisa tenggelam sendirian dalam kenikmatan." Angel mencengkram jaket yang dikenakan Lucas dari belakang karena tidak mau ditinggalkan sendiri sambil tersenyum merayu kearah Lucas.
Lucas melengos dan kembali menggeram kesal. "Lain kali aku akan melempar siapa pun yang memasuki mobilku tanpa izin," gumam Lucas pada dirinya sendiri.
Angel malah memeluk lengan Lucas manja. "Jangan cemberut, nanti cepat tua. Walau kamu memang sudah tua sih." Angel terkikik membuat Lucas melepaskan tangan Angel dari lengannya. Lucas mulai berpikir bagaimana dia bisa tertarik dengan bocah menyebalkan seperti ini. Lucas mendesah lega saat akhirnya menemukan jalan turun dan segera beranjak ke sana. Angel masih setia mengikuti di belakangnya. "Ayolah ... setidaknya kita jadi liburan ke hutan." Angel berusaha menghibur Lucas. Liburan tai anjing.
"Sudah belum? Aku kedinginan."
Lucas menoleh dan mendapati Angel duduk di atas sebuah batu dengan memeluk tubuhnya.
***
TBC