Wanted 8
Enjoy Reading
***
"Jadi kapan kita ke hutan?" tanya Angel cemberut.
"Setelah urusanku selesai."
Angel berdecak lalu memakai baju yang sudah dibelikan oleh Lucas. Katanya mereka mau menghadiri pesta.
Lucas menghampiri Angel dan memeluknya dari belakang. "Besok aku janji akan membawamu ke hutan. Kalau perlu aku akan bawakan alat memancing, aku dengar ada sungai di tengah hutan."
Mendengar itu Angel langsung berbalik dan memeluk Lucas dengan senang. "Ternyata Pacarku memang paling oke." Angel mencium pipi Lucas.
Lucas mengeratkan pleukanny. "Jadi Maukah kamu sekarang menemani pacarmu ini."
"Tentu. kamu ingin aku jadi apa saat di sana nanti?"
"Istri, pacar, wanita simpanan, atau sekadar keponakan?" tanya Angel mendongak menatap wajah Lucas.
Lucas menaikkan sebelah alisnya. "Keponakan? Serius?"
"Tidak perlu tersinggung. kenyataannya kamu kan emang sudah om-om." Angel melepas pelukan mereka dan menuju meja rias.
"Aku baru 26 tahun." Lucas memprotes.
"Dan aku aku 17 tahun. Jadi, dilihat dari segi manapun umur kita beda jauh lagipula wajahmu itu lebih cocok usia 30 tahun." Angel mulai memoleskan bedak di wajahnya. Dia kan mantan artis cilik soal make up bukan hal yang sulit baginya.
"Yeah, tapi aku lebih suka jadi pacarmu daripada jadi Om-mu."
"Ya jelas lah. Kalau kamu jadi omku mana bisa kamu grepe-grepe tubuhku sesuka hati." Angel memoleskan lipstik dibibirnya.
Lucas tertawa pelan. Sebenarnya dia masih terkejut dengan Angel yang tidak terlihat kecewa atau menyesal setelah kehilangan keperawanannya. Padahal bisa dibilang negara yang sekarang dia kunjungi termasuk negara yang menjunjung tinggi nilai virginitas.
Bahkan Angel santai sekali dengan keberadaannya. Padahal sudah jelas Lucas memanfaatkan Angel hanya untuk kepuasan libidonya. Lucunya Angel malah ikut berperan aktif dan selalu menyukai gaya baru yang Lucas ajarkan padanya.
Atau Angel jatuh cinta padanya. Itu akan sangat berat.
"Apa kamu tidak takut kalau suatu hari aku meninggalkanmu?" tanya Lucas memperhatikan Angel yang sudah rapi dan cantik. Satu lagi kehebatan Angel. Saat wanita lain butuh waktu berjam-jam untuk bersiap dan berdandan. Angel bisa melakukanya dengan cepat dan tidak kalah cantik dengan hasil keluaran salon.
"Kenapa harus takut. Kalau kamu pergi, aku tinggal menyusulmu. Gampang kan." Angel tersenyum manis.
"Kalau aku memiliki wanita lain dan tidak tertarik lagi padamu bagaimana?"
Angel terlihat mengernyit lalu berdiri dan mendekati Luca dengan gerakan sensual. "Kalau begitu, aku akan menggodamu, agar kamu kembali
tertarik padaku."
Angel mengelus dada Lucas dan menggesekkan kakinya hingga kedua tubuh mereka menempel sempurna.
"Kalau tidak berhasil?" tanya Lucas dengan suara serak.
"Aku tidak pernah gagal," Angel mengelus milik Lucas yang sudah mengeras.
"Jangan jatuh cinta padaku. Aku bukan orang baik."
"Aku tidak tertarik dengan cowok baik-baik. Aku suka petualangan." Angel mencium leher Lucas.
"Kamu akan menyesal jika benar-benar mencintaiku. Aku bukan orang yang bisa terikat." Lucas memperingatkan dengan nafas mulai berat karena ciuman Angel.
Angel melepas ciumannya dan menatap Lucas intens lalu menjilat bibirnya.
"Harusnya kamu yang hati-hati. Jangan sampai jatuh cinta padaku. Atau ... kamu akan menyesal." Angel menarik tali gaunnya hingga terlepas. Menampakkan bahu dan bagian atas payudaranya yang sintal.
Lucas mengumpat dan langsung mendorong Angel hingga terlentang di atas ranjang.
"Dasar penggoda sialan," ucap Lucas sebelum mulai mencium bibir Angel dan menggerayanginya.
Angel tidak menolak. Dia bahkan sempat tertawa melihat Lucas yang lepas kendali karena godaan kecil darinya.
Uncle Joe Memang guru yang hebat soal mengahadapi dan menaklukan pria.
Mau menolak seorang Angel.
Tidak semudah itu Mr. Jamuran.
Angel merasa tidak asing dengan tempat ini. Sepertinya dia pernah berkunjung kerumah ini.
"Kalau boleh tahu, kita sedang mendatangi pesta apa?" tanya Angel pada Lucas begitu mereka masuk ke dalam sebuah rumah mewah dengan dekorasi pesta yang menakjubkan serta beberapa tamu undangan yang terlihat sudah berbaur satu sama lain.
"Entah, aku juga tidak membacanya dengan detail. Dia salah satu klienku dan mengundangku kepestanya. Jadi aku datang karena menjaga hubungan baik."
Angel menatap Lucas tidak percaya. "Mengingat apa pekerjaanmu. Aku merasa kamu terlalu ceroboh dan tidak waspada. Tidak sadarkah bahwa perbuatanmu bisa mencelakakan dirimu sendiri?"
Lucas berhenti dan menarik Angel ke tempat yang agak sepi. "Maksudmu apa? Mengatakan aku tidak waspada dan ceroboh?" Lucas paling tidak suka jika kinerjanya dipertanyakan.
Angel bersedekap. "Aku bukan gadis bodoh. Melihat berbagai senjata dirumahmu. Aku menyimpulkan dua hal. Kamu seorang teroris atau mafia."
Lucas terdiam. Jadi Angel sudah tahu pekerjaannya dan tetap mau berhubungan dengannya?
"Kalau kamu tahu kenapa kamu masih bersamaku? Kamu tidak takut aku melukaimu?" tanya Lucas heran.
"Aku lebih takut hamil dari pada dipukul lagi olehmu. Percayalah, aku tidak berencana punya anak di usia 17 tahun." Angel menggandeng lengan Lucas kembali menuju pesta.
"Bukannya bagus kalau kamu hamil. Kamu bisa menuntut ku untuk bertanggung jawab dan menikahimu," bisik Lucas agar tidak di dengar orang lain.
Angel tertawa. "Kamu akan mati terlebih dahulu jika ketahuan menghamiliku, percayalah tiga pria Cohzaku sangat posesif. Mereka tidak akan suka jika kesayangannya disentuh orang lain."
"Berarti aku beruntung. Bisa memilikimu tanpa ketahuan mereka."
"Bukan, kamu beruntung karena Angel memilihmu untuk memilikinya."
Lucas tertawa pelan dan menggenggam tangan Angel lalu menciumnya. "Yeah, aku lelaki paling beruntung di dunia."
"Sekarang mari kita temui pemilik pesta. Mengucapkan selamat untuk apa pun yang sedang dia rayakan. Setelah itu pria beruntung ini bisa membawamu pulang dan menikmati keberuntungannya," ucap Lucas sambil menarik Angel mencari sang tuan rumah.
"Selamat malam tuan Restu." Lucas menyapan kliennya.
Seorang pria yang sudah berusia sekitar 50 tahun berbalik.
Tubuh Angel menegang seketika. Mampus dia. Pantas Angel merasa mengenali rumah ini. Dulu waktu masih kecil dia pernah ke sini bersama keluarga Alca.
Karena pria yang sekarang berdiri dihadapannya adalah kakeknya Alca dari pihak Tante Tasya.
Restu Bramantyo. Pengusaha batu bara paling berkuasa di kota ini.
"Selamat malam Lucas. Aku kira kamu tidak akan datang." Restu menyalami Lucas. Tapi, dia lalu terheran saat melihat Angel di sampingnya.
"Angel? Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Restu. Tapi, dia langsung teringat bahwa sepupu cucunya kabur dari rumah.
"Astaga, Angel semua orang mencarimu." Restu memeluk cucunya bahagia.
Lucas melihat Restu dan Angel bergantian. "Kalian saling kenal?"
Giliran tubuh Restu yang menegang. Otaknya mulai berpikir, bagaimana bisa cucunya bersama seorang mafia.
"Dia sepupu dari cucuku, jadi dia cucuku juga," ucap Restu sambil menatap Lucas curiga.
"Apa hubunganmu dengan Angel? Apa kamu orang yang sudah membawa kabur Angel?" Restu menatap Lucas tajam.
"Anda sepertinya salah paham. Angel memang kekasihku, tapi aku tidak membawanya kabur." Lucas tidak mau membuat kliennya memutuskan kerjasama Mereka. Bisnisnya baru dikhianati orang dan kehilangan klien potensial tidaklah bagus.
"Kakek Restu Angel tidak kabur. Angel hanya jalan-jalan kok. Dan soal Lucas Justru aku baru mengenalnya dua Minggu ini. Anggap saja cinta pada pandangan pertama." Angel harus segera pergi dari sini. Atau selesai sudah petualangan diirnya.
"Kalau bukan kabur, kenapa seluruh keluarga Brawijaya dan Cohza mencarimu ke mana-mana." Restu menegur Angel.
"Ehemmm, saya akan antar Angel kembali kerumahnya di Jakarta. Anda tidak perlu khawatir. Benar kan Angel." Lucas menatap Angel sambil merangkulnya.
Angel mengangguk. Cari aman. "Tentu saja, kakek tidak perlu khawatir. Angel akan segera mengabari keluarga dan kembali. Angel kan harus meneruskan sekolah juga."
"Baiklah, aku percaya pada kalian. Tapi, sebagai jaminan aku mau kalian tinggal disini. Aku tidak mau mengambil risiko kamu membawa kabur cucuku." Restu menantang Lucas.
"Tentu, suatu kehormatan diperbolehkan tinggal bersama anda." Lucas menanggapi dengan santai. Toh dia memang berniat mengembalikan Angel ke keluarga Cohza bukan.
Walau Lucas merasa ini terlalu cepat jika harus berpisah dengan Angel. Tapi, mungkin ini yang terbaik. Lucas harus segera fokus dengan bisnisnya, tanpa harus terpecah konsentrasinya karena mengurus gadis yang penuh rasa ingin tahu.
Ralat, dia bukan gadis lagi.
Angel tersenyum kecut. Otak kecilnya sedang menyusun rencana bagaimana caranya kabur dari situasi ini. Bagaimanapun petualangannya belum selesai dan dia masih mau melihat hutan.
Angel harus kabur lagi.
***
"Bos, nona Angel sudah ditemukan."
Triple J langsung menoleh pada anak buah Marco.
"Di mana?" tanya Junior datar.
"Saat ini nona Angel ada di Kalimantan.
Berada di kediaman tuan Restu Bramantyo."
"Terima kasih." Javier menepuk pundak anak buah Marco.
"Apa kita akan langsung menjemputnya?" tanya Jovan.
"Tentu. Sekarang juga." Junior berdiri dan hendak keluar dari ruangannya di save Security.
"Oh, shit. Aku harus membatalkan kencanku lagi." Jovan membuka ponselnya. Dan mengcencel beberapa kencan yang sudah dia atur.
"Maaf bos. Ada sedikit masalah," ucap anak buah Marco sebelum Junior membuka pintu.
Junior berbalik menunggu kelanjutan perkataanya.
"Nona Angel ditemukan bersama buronan internasional James Smith. Keturunan terakhir keluarga Smith. Saat ini dia memakai nama Lucas
Smith."
"Smith?" Javier memastikan.
"Benar bos. Dan menurut keterangan nona
Angel adalah kekasihnya."
"Double shit." Jovan sekarang mengabaikan ponselnya.
"Kita berangkat sekarang juga." Junior memutuskan dan langsung disetujui duo J.
Wajah ketiganya terlihat kaku dan sangat tidak menyenangkan.
***
TBC