Bab 04
Masella menatap sepupu serta pamannya dengan mata berkaca-kaca. Bibirnya sudah bengkak karna lumatan dari mas Ibra ketika tadi di meja makan.
Rasa ingin menangis begitu kuat dirasakan oleh Masella. Tubuhnya sudah bergetar dan berkeringat karna saking takutnya.
Mas Ibra melepaskan baju kaosnya, begitu pula dengan yang lainnya. Rasa takut kian menyeruak karna kelima pria itu mengelilingi dirinya.
Baju kaosnya sudah di sikap keatas oleh Samuel, begitu pula dengan Gerry yang melepaskan ikatan rambutnya.
Masella sudah menangis dengan keras, dia dilecehkan dan bukan hanya satu dua orang yang melakukan itu, melainkan lima orang yang merupakan sepupu serta pamannya.
"Ahh...sa-sakit... lep-pass..inhh..."
Masella mendesah karna remasan dari Jeremy dan samuel dari samping, meremas payudaranya dengan begitu kasar. Telapak tangan mereka yang besar tiga begitu bisa menampung payudaranya.
Payudaranya termasuk payudara yang berukuran lebih besar dari sewajarnya. Mungkin itu efek hormonnya, sehingga saat kelas 4 SD payudaranya sudah mulai tumbuh seperti anak kelas 1 SMP.
Dia juga mendapatkan menstruasi pertamanya di kelas 4 SD. Dan saat dari itu payudaranya menjadi semakin mencolok kian tahun.
"Besar sekali, apakah sudah pernah ada yang meremasnya selain kami?" suara Samuel yang serak membuat Masella menggeleng, dia tidak pernah dekat dengan laki-laki. Jangankan untuk pacaran, punya teman dekat laki-laki saja tidak.
Kocokan dari mas Ibra semakin brutal, pinggul Masella juga semakin bergetar dan meliuk-liuk seperti ular.
Kecupan-kecupan di leher yang diakibatkan oleh Gerry memberikan efek yang kian membara, rasa perih itu malah bercampur rasa nikmat.
Dan pelepasan kembali Masella dapatkan. Remasan di payudaranya sedikit mengendorkan, Masella pikir akan selesai, namun dugaannya salah.
Jeremy dan Samuel malah menyodorkan mulut mereka untuk menyedot payudaranya.
Rasanya geli bercampur nikmat, rasa aneh yang baru pertama kali Masella rasakan dari seumur hidupnya, sampai kini dia berusia 17 tahun.
Jeratan dari para sepupunya membuat Masella tidak bisa berkutik, semakin dia memberontak maka semakin brutal mereka menyerang Masella.
Sedangkan om Ares hanya menonton sambil merekamnya. Pria itu kemudian datang pada Masella yang sudah tergeletak tak berdaya diatas kasur yang sudah di kukung oleh 4 putranya.
"Jangan berani-berani sekali kamu mengatakan apa yang terjadi hari ini pada tantemu. Karna buruk akibatnya! Video dimeja makan dan disini akan saya sebar luaskan,jika kamu menurut maka rekaman ini tidak akan jatuh kemana-mana." Masella menggeleng lemah.
Nafasnya yang memburu kian menyeruakkan air matanya yang sekarang sudah menetes kian banyak.
"Me-mengapa? Mengapa kalian tega berbuat seperti ini kepada saya?"
Mas Ibra bangkit, dia menarik tubuh Masella lalu membuat gadis itu bersimpuh dilantai.
Menjambak rambutnya dengan kasar hingga beberapa helai rambut itu terlepas dari kepalanya.
"Ini adalah balas budi karna kau sudah diizinkan tinggal disini! Semua fasilitas dan bantuan ini tidak gratis!"
Masella menunduk lemas, kaosnya sudah terlepas begitu pula dengan branya yang sudah hilang kemana.
Atasannya sudah terlepas, yang terisa hanya rok dan celana dalamnya saja. Tubuhnya sudah setengah terbuka, membuat ia malu karna ditatap buas dan tajam oleh 5 pria diatasnya.
Mereka berdiri mengelilingi Masella, sedangkan gadis itu merunduk dengan kaki bersimpuh.
"lepaskan pakaian kamu yang masih tersisa!" perintah dari Samuel tidak begitu Masella indahkan, dia masih senantiasa merunduk karna ketakutan.
"Lepaskan atau video itu akan sampai di medsos!" ancaman itu akhirnya berhasil membuat Masella melepaskan pakaiannya.
Tangisnya terdengar karna harga dirinya sebagai perempuan terjatuh begitu saja.
"Jangan menangis, tangisanmu tidak akan berguna! Kau akan merasakan nikmat setelah kami genjot!!" suara itu milik Gerry, pria itu meraih wajah Masella agar mendongak keatas.
"Dengar... Kami akan membuat kau nikmat dan akan memanjakan dirimu,jika kau berani memberontak maka buruk akibatnya! Kami tidak akan segan-segan untuk melakukan hal itu dengan brutal!" cengkraman di dagunya akhirnya terlepas, menyisakan rasa sakit dan nyeri karna cengkraman Gerry tidak main-main.
Masella sudah menangis, namun hanya air matanya yang keluar. Suaranya dia redam dengan mengigit bibir bawahnya.
"Sudah mulai nakal ya? Mengigit bibir bawahmu agar segera ingin kami lumat?" suara frontal om Ares kian membuat Masella ketakutan, kepalanya menggeleng dengan ribut dan tangisan tanpa suaranya semakin membuat dadanya terasa sesak.
Kelima pria itu ikut melepaskan bawahan mereka, benda-benda perkasa itu sudah menegang.
Masella tidak berani melihat kearah atas, dia ingin menangis saat ini juga. Dadanya sudah sangat-sangat sakit dan sesak.
"Manjakan milik kami!" suara mas Ibra membuat Masella mendongak kearah atas, dia ingin menolak namun ponsel milik om Ares yang terlihat dirinya di sana membuat dia akhirnya mau tak mau menuruti perintah itu.
Samuel menuntun tangan kiri Masella agar menyentuh miliknya, sedangkan tangan kanannya memegang milik mas ibra. Dan benda perkasa milik om Ares menyentuh wajahnya, dia tidak mau membuka mulutnya.
"Layani dengan benar!" Masella menelan ludahnya dengan kasar hingga ia terpaksa membuka mulutnya dan menampung penis besar om Ares yang sudah berdiri dengan keras sejak tadi.
"Ahh..shhh...ouchh..."
"ouhh...bagus sekali jalang kecil... Ahhh...dimana kau belajar blow job seperti inihh..ouhhh...nikmat sekalihh..." "kocokhh...ouhh lebih kerasss..."
Lenguhan dan erangan ketiga pria itu terdengar, tangisan Masella masih berlanjut.
Sedangkan Jeremy dan Gerry sejak tadi sudah mempermainkan kedua payudaranya. Mereka memilin lalu menarik-narik nipple nya.
Rahang Masella sudah tidak kuat, sejak tadi dia sudah tersedak-sedak karna penis om Ares menyentuh ujung tenggorokannya.
Masella ingin berhenti namun jambakan tangan om Ares pada rambutnya agar tetap bergerak maju mundur membuat dia merasakan ingin muntah. Penis pria matang itu sudah terasa berkedut-kedut dan kian membesar.
Begitu pula dengan tangan Masella yang sudah terasa lemas karna mengocok kedua penis Samuel dan mas Ibra.
Tangannya sudah akan berhenti, namun tangan mas Ibra dan Samuel ikut memegang tangan Masella untuk maju mundur.
Setelah penis ketiga pria itu berkedut-kedut akhirnya sperma mereka keluar. Mereka menumpahkan sperma itu kearah wajah Masella.
Masella yang tidak siap malah merasakan cairan lengket itu terasa begitu menyelubungi wajahnya.
Cairan dari ketiga pria itu begitu banyak, dan jangan lupakan dengan om Ares yang langsung memaksa mulut Masella agar terbuka. Ketiga penis itu akhirnya menumpahkan sisa-sisa sperma yang tersisa pada mulut Masella yang terbuka.
"Telan! Jangan sampai setetes'pun terjatuh,jika sampai ada tetesan sedikitpun terjatuh maka video itu akan tersebar sekarang juga!"
Meskipun rasanya begitu aneh, mulut Masella terpaksa untuk menelan habis sperma itu.
Bau amis dan rasa yang begitu pekat membuat Masella merasa hina.
Lihatlah! Wajahnya dipenuhi oleh sperma pria, dan jangan lupa jika mereka bukan hanya mengeluarkan diwajahnya saja akan tetapi juga di mulutnya.
Masella dipaksa berdiri, kakinya sudah seperti jelly saat ini. Tubuhnya dipaksa untuk menungging ditengah-tengah ujung kasur.
Masella tidak berdaya, dan dia pasrah.
Semua sudah terjadi, dia sudah dilecehkan dan tubuhnya sudah penuh dengan bau sperma.
Saat menungging Masella menundukkan kepalanya kebawah, sehingga dia bisa melihat jika saat ini sudah ada Gerry yang sedang menjilati vaginanya.
Pria itu begitu lincah untuk mengocok miliknya, bukan hanya tangan tapi juga lidah pria itu juga mengobrak-abrik intinya.
Om Ares beralih untuk meremas payudaranya, begitu pula dengan Mas Ibra. Sedangkan Samuel, ia memaksa Masella untuk mendongak lalu menjejalkan penisnya untuk masuk kedalam mulut Masella.
Jeremy sendiri sedang asing untuk merekam. Mereka bergantian bertukar posisi. Hingga tubuh Masella bergetar dengan hebat.
Desahannya dan lenguhannya tidak bisa dia tahan, reaksi alami dari tubuhnya membuat dia tidak tahan untuk tidak menahan gejolak rasa nikmat.
"Akh...ahhh..enghhh...ahhhh!!" teriakannya melengking saat cairan berupa air itu mengucur dengan bebas keluar dari miliknya.
Setelah gelombang rasa nikmat itu keluar, Masella semakin merasakan tubuhnya yang melemas.
Kakinya sudah tidak kuat untuk berdiri, dan sekarang sudah tergeletak tidak berdaya diatas kasur dengan tubuh yang tengkurap.
"Siapa yang akan duluan memperawaninya?" Samuel bertanya. Dia menyerahkan keputusan tersebut kepada yang lain, agar mereka saling sepakat.
"Biar papa yang dulu, kemudian mas Ibra, setelah mas Ibra bisa kak Samuel,lalu aku dan Jeremy. Siapa yang paling tua, maka dia yang paling duluan."
Masella sudah tidak peduli, tubuhnya sudah lemas lunglai tidak berdaya. Mau melepaskan diri juga tidak bisa.
1 vs 5 tidak akan bisa membuat Masella menang, apalagi mereka semua laki-laki sedangkan dia perempuan. Keadaan tubuhnya juga sudah tidak bisa kuat untuk memberontak.
Akhirnya om Ares bergerak lebih dulu,pria matang itu mengangkat pinggang Masella agar kembali menungging.
Dengan sedikit paksaan akhirnya penis om Ares berhasil masuk. Lolongan rasa sakit dari Masella yang sudah tidak berdaya tidak membuat gairah om Ares surut.
Yang ada justru rasa nikmat karna jepitan dari milik Masella yang masih perawan.
"Akh!! Sakit sekalih...hen-tihhh kann...awhhh... Perihhh..."
Meskipun sudah banyak pelumas alami dari inti Masella, tetap saja karna milik om Ares yang cukup besar dan vaginanya yang masih perawan membuat rasa perih itu sangat ketara.
Kian lama, gerakan dan hentakan om Ares semakin keras membuat Masella kini hanya bisa merasakan nikmat dan ngilu secara bersamaan.
"Arghh!! Nikmat sekali!!"
Plakk!
Plakk!
Hentakan om Ares sangat keras, dan tamparan di pantatnya Masella membuat gairah semakin terbakar pada keempat pria yang sedang menonton.
Ada yang masih setia merekam, ada yang sedang mengocok miliknya sendiri dan ada pula yang mendekat pada tubuh Masella dan ikut beraksi untuk meremas payudaranya dari bawah.
Tubuh keduanya bergetar dengan keras, terutama Masella yang sekarang sudah bergerak keras kemudian terpatah-patah.
Semprotan sperma sudah masuk kedalam rahimnya. Gerry segera membawa air serta pil pada Masella.
Memaksanya agar menelan pil itu, agar kegiatan mereka tidak akan berbuah. Benih itu tidak boleh untuk hidup,karna yang mereka perlukan adalah tubuh Masella.
*****