Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 6 Saingan cinta

Ayuna membelalakan kedua matanya lebar kebar, ciuman pertamanya telah hilang tanpa sengaja. Keduanya tidak tahu bahwa di seberang jalan, pak satpam dan juga bu Desi, itu pun masih ada rekan Ayuna yang lainnya, tengah menatap ke arahnya.

"Akh! apa yang kamu lakukan!?" Ucap Ayuna dengan dorongan sekuat tenaganya ke dada Rey.

"Hei...aku yang telah menyelamatkanmu! kalau aku tidak menarikmu...kau pasti sudah tertabrak sekarang...dan entah bagaimana nasib nenekmu jika kamu tertabrak." Ucap Rey dengan kemarahan yang sama.

"Jangan bilang...itu adalah ciuman pertamamu ya...!" Ucap Rey lagi dengan kepala yang seakan mendekat menyelidik kearah Yuna.

"Astaga gawat...aku terlambat!" Ucap Ayuna saat ia menatap jam di pergelangan tangannya, ia pun langsung berlari begitu saja menuju pintu gerbang yang sudah setengah tertutup, padahal jika seorang guru yang terlambat, pak satpam pun dengan senang hati membukakannya, namun karena Ayuna sangat disiplin...ia sudah terbiasa, setiap bel masuk sekolah, ia sudah sampai di dalam kantor tempatnya bekerja.

"Hei...kau berani mengabaikanku?" Teriak Reyga dengan lantangnya, sembari satu tangannya terangkat seakan memanggil Ayuna.

"Bu...itu...pacarnya masih memanggil." Ucap pak satpam yang terlihat menggoda Ayuna.

"Akh...abaikan saja pak..." Ucap Ayuna yang tanpa menoleh sekalipun kearah Rey, ia masuk begitu saja kedalam area sekolah.

"Gila! benar benar gila itu gadis! berani beraninya dia mengacuhkanku! seumur umur baru kali ini ada gadis yang menolakku, bahkan marah marah saat aku cium, tapi...ciumannya tadi boleh juga...padahal bibirnya hanya diam...andai saling membalas..." Ucap Rey dengan gerutunya. Dan di otaknya sudah membayangkan sesuatu yang tidak pantas di bayangkan.

Rey pun akhirnya memutuskan untuk menyeberang jalan, menuju ke pak satpam, dia ingin bertanya kapan para guru di sekolah tersebut biasanya pulang.

"Halo pak satpam..." Sapa Reyga pada satpam sekolah.

"Halo ganteng...pasti pacarnya bu Yuna ya?" Ucap pak satpam yang malah bertanya balik pada Rey, dan Rey tidak menyangkalnya, ia hanya menyunggingkan senyum kecut kearah pak satpam.

"Pak, nanti pulangnya para pengajar jam berapa ya?" Ucap Rey pada pak satpam.

"Oh...bu Ayuna biasanya pulang paling akhir, coba saja nanti kesini pukul dua siang saja pak, bu Yuna jam segitu biasanya pulangnya." Ucap pak satpam pada lelaki yang tadi berciuman dengan Ayuna.

"Ada apa pak?" Tiba tiba tanya seorang lelaki yang baru keluar dari dalam mobil.

"Oh...pak Bagus...ini pak...pacarnya bu Ayuna tanya kapan nanti bu Ayuna pulang mengajar..." Ucap pak satpam yang seketika membuat lelaki di belakang Rey mengernyitkan dahinya dan menyipitkan matanya, wajahnya tampak tidak senang kala itu. Saat itu Rey hanya berbalik sembari akan pergi dari hadapan kedua orang pria yang berdiri mematung di dekatnya, ia tanpa basa basi melangkah pergi dari sana.

"Kenapa kalau sudah mengaku pacar tetapi tidak tahu kapan jadwal pulang kekasihnya, akh...memalukan." Ucap Bagus dengan sinisnya, ia merasa Rey adalah saingan cintanya, karena Bagus sudah lama menyukai Ayuna, sejak gadis itu masuk mengajar di sekolah tersebut.

"Kamu mau cari gara gara sama aku ya? oke...aku ladeni." Ucap geram dalam hati Rey, ia merasa tertantang untuk mengalahkan lelaki yang di hormati pak satpam itu, dan terlebih lagi...ia tertantang untuk mendapatkan Ayuna, cucu nenek yang bekerja di apartemennya.

"Aku kan mau memberinya kejutan, kenapa? apa kamu mau ikut berperan disana?" Ucap Rey sembari menatap kearah Bagus dan mengamatinya dari atas sampai bawah berulang kali.

"Lelaki model seperti ini, tidak bisa mengalahkanku ya." Ucap ejekan dalam hati Rey, ia merasa lebih tampan dari lelaki yang di tatapnya, ia merasa lebih gagah dan lebih sempurna dari lelaki yang ada di depannya itu.

"Terserahlah...pak buka pintu pagarnya." Ucap Bagus sembari memerintah pak satpam membuka pintu pagarnya, dan pak satpam pun terlihat segera menjalankan apa yang diperintahkan bosnya itu. Setelah mobil yang di kendarai Bagus masuk kedalam area sekolah, dan pak satpam pun menutup kembali pintu gerbangnya, Rey pun mengurungkan niatnya untuk pergi dari sana, ia perlahan lahan mendekat kearah pak satpam lagi.

"Itu siapa sih pak? sinis sekali." Ucap Rey yang bertanya, karena ia ingin tahu.

"Oh...itu putera pemilik yayasan disini, dan...kebetulan dia juga mengajar disini." Ucap pak satpam yang menerangkan, hingga Rey pun pergi dari sana, meninggalkan pak satpam sendiri disana. Dipos tempat kerjanya.

***

"Siapa?" Tanya Desi tiba tiba saat Ayuna sudah meletakan tasnya keatas meja kerjanya.

"Apanya yang siapa?" Tanya Ayuna yang lebih kalem dari yang bertanya padanya.

"Itu...lelaki yang tadi berciuman denganmu! sudah tahu kalau kamu ini guru, masih saja berbuat mesum di depan gerbang sekolahan." Ucap Desi dengan dengusan kesal dan terkesan marah marah, Ayuna tidak tahu penyebab rekannya itu menjadi marah.

"Oh bukan siapa siapa kok." Ucap Ayuna dengan jujurnya.

"Akh lagi pula...mana ada lelaki tampan dan menaiki kendaraan mewah seperti itu pacar kamu, yang cocok jadi pacar kamu itu adalah kuli bangunan! ingat itu." Ucap Desi dengan sadisnya, ia tidak tahu kapan ia mulai tidak menyukai Ayuna, dan sejak kapan ia ingin membuat gadis itu tidak betah bekerja disana, seingat Desi, ia tidak menyukai Ayuna sejak lelaki yang ia suki menatap lekat dan bahkan mencuri curi pandang menatap Ayuna, ya...lelaki tersebut adalah Bagus, lelaki yang selevel bagi Desi. Dan parahnya lagi, Ayuna tidak tahu bahwa Bagus menyukainya, meskipun Bagus sudah memberi banyak isyarat pada Yuna, namun gadis itu hanya fokus pada kerjaan dan juga membayar hutang, bukan untuk pacaran atau mencari pacar, apa lagi Bagus baginya adalah lelaki dengan latar belakang sangat tidak mungkin di jangkau Ayuna, apa lagi Rey, benar benar tidak mampu Ayuna bayangkan.

Tepat pukul dua siang, saat Desi keluar dari area sekolahan, terlihat Desi sedang menunggu jemputan, matanya tiba tiba tertuju pada mobil sport mewah di ujung jalan, dan dia ingat mobil itu adalah milik lelaki yang tadi pagi mengantarkan Ayuna berangkat bekerja.

Segera saja Desi menyeberang jalan, menuju kearah mobil tersebut, ia pun mengetok beberapa kali kaca jendela mobil itu.

"Ada apa ya?" Ucap Rey yang ternyata ada di dalam mobil, Rey baru saja tiba disana lima menit yang lalu.

"Kamu pacar Ayuna? kenapa kamu mau dengan gadis udik seperti dia? hey...buka mata kamu...bnyak gadis yang lebih menarik dan cantik darinya." Ucap Desi dengan kesalnya, karena ada seorang pangeran yang tengah menunggui itik buruk rupa.

"Oh...jadi kamu membenci Yuna...baiklah..." Ucap dalam hati Reyga.

"Dia memang udik, dia juga tidak peka, apa lagi punya perasaan, dia benar benar tidak berperasaan sama sekali, tapi sayang...hatiku sudah tertawan olehnya...aku tidak bisa melihat wanita lain lagi, bahkan wanita sepertimu pun jika dibandingkan dia, kamu tidak ada apa apanya." Ucap Rey dengan tawa yang ia tahan, saat melihat wajah gadis di depannya itu yang sudah merah padam, niat Rey hanya bercanda kala itu.

"Awas kau! aku yakin kau akan menyesalinya." Ucap Desi lalu pergi begitu saja.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel