Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 5 Ciuman pertama Ayuna

"Apakah ini tuan muda? akh...ini sudah tua...bukan muda lagi, pasti pamannya, atau...akh sudahlah...aku kan hanya mengantar sarapan saja." Ucap Ayuna dalam hatinya.

"Ini sarapannya tuan...dan untuk makan siang." Ucap Ayuna setelah memberi salam, sembari berjalan menuju ke meja makan dan meletakan satu persatu makanan disana, Yuna akan menatanya di atas meja makan.

Papa Rey hanya terdiam melihat gadis polos yang lumayan cekatan itu, papa Rey tidak tahu bahwa Yuna cepat cepat karena ia takut terlambat kerja.

Saat itu papa Rey hanya berlalu pergi menuju kekamar puteranya.

"Rey, Rey...bangun...itu pacar kamu datang dengan membawa sarapan." Ucap papa sembari mengguncang guncang tubuh Rey, seketika Rey terbangun, ia pun lalu terduduk diatas ranjangnya, rambutnya masih acak acakan berantakan kala itu.

"Apa pah? pacar Rey datang membawa sarapan?" Ucap Rey lagi yang menirukan ucapan papanya, Rey pikir itu adalah gadis kemarin malam yang tidur dengannya, dan datang kembali ke apartemennya, sontak Rey pun lngsung melonjak dari atas ranjangnya, ia langsung menuju ke kamar mandi untuk mencuci wajahnya, tanpa pikir panjang, dengan wajah yang masih basah dan terlihat air menetes dari wajhnya, Rey langsung menghampiri gadis yang papanya bilang itu, saat itu papa Rey sudah ada di luar kamarnya sembari mengamati gadis yang menata makanan di atas meja makan.

"Kalau seperti ini...bagus juga...ada yang mengurus Rey ternyata, ada yang sampai perhatian seperti ini pada anak nakal itu.

"Nak...kamu sepertinya akan berangkat bekerja?" Tanya papa Rey dengan ramahnya, karena ia pikir...gadis itu adalah gadis yang baik untuk puteranya, dibanding gadis gadis yang dulu di pacari puteranya.

"Akh iya om...ini setelah dari sini saya akan berangkat untuk bekerja." Ucap Ayuna yang tanpa menatap ke arah papa Rey.

"Kamu bekerja dimana nak? dan nama kamu siapa?" Tanya papa Rey lagi pada gadis di depannya.

"Oh...nama saya Ayuna...dan saya bekerja di sekolah SMA, saya mengajar disana." Ucap Ayuna yang masih sibuk dengan aktivitasnya, saat itu Rey hanya menatap gadis itu lekat lekat dari belakang papanya, nampak Rey menyedekapkan kedua tangan di dadanya, dengan pakaian handuk yang belum ia ganti dari semalam saat ia ketiduran, ia lega karena ternyata yang papanya bipang pacar itu bukan cewek tidak jelas yang kemarin malam tidur dengannya.

"Kelihatanya papa menyukai gadis ini." Ucap Rey dalam hatinya, saat ia mengamati papanya dengan kata kata halus berkata pada cucu nenek itu, tidak kasar seperti padanya semalam.

"Ternyata itu cucu nenek? boleh juga...meskipun bukan selera aku sih...yang penting papa kelihatanya suka, dan kalau aku bersamanya meskipun hanya pura pura...papa tidak bakalan sibuk menjodohkan aku kan? baiklah...Ayuna sayang...kamu miliku sekarang." Ucap Rey yang lalu berjalan perlahan sembari melangkah menuju ke arah Ayuna.

"Waaah...sayang kamu sudah datang..." Ucap Rey sembari berjalan mendekat kearah Ayuna dan berhenti tepat di samping Ayuna.

Saat itu Ayuna hanya menatap tajam kearah depannya, nampak wajah tampan itu diam diam mencuri perhatiannya untuk sesaat, namun setelah itu ia ingat kembali akan tugasnya.

"Mungkin dia sudah terbiasa memanggil semua wanita dengan panggilan sayang, biarkanlah kalau begitu." Ucap Ayuna yang membiarkannya saja.

"Oh ya sayang...ayo aku antar ke tempat kerja ya...sini ayo ikut aku." Ucap Rey sembari merangkul dan menarik pundak Ayuna dengan sedikit paksaan untuk masuk kedalam kamar Rey, Ayuna yang tidak ingin mengikutinya pun terpaksa harus mengikuti apa yang tuan muda menurut nenek nya itu inginkan, sampai Ayuna masuk kedalam kamar dan Rey menutup pintunya.

"Tuan muda...maaf...saya harus ke tempat kerja sekarang." Ucap Ayuna yang akan membuka pintu kamar yang sudah tertutup. Seketika kedua tangan Rey menghadang di daun pintu kamarnya.

"Bantu aku Ayuna...aku sedang di penjara sekarang...kamu masuk tadi tidak melihat ada pengawal papa di luar? bantu aku ya...aku antar kamu ke tempat kerja oke?" Ucap Rey pada gadis di depannya.

"Yasudah cepat ya...aku buru buru tuan." Ucap Ayuna pada lelaki tersebut, dan seketika Rey mengunci puntunya, ia takut gadis itu keluar dan papanya akan menanyainya macam macam.

"Loh kenapa di kunci tuan? dan anda tahu nama saya?" Tanya Ayuna yang keheranan pada tuan mudanya.

"Pertama...jangan panggil aku tuan muda ya...kedua...tadi waktu papa menanyai nama kamu aku pun ada disana." Ucap Rey sembari mengambil beberapa pakaian dan membawanya masuk kedalam kamar mandi.

"Ingat...jangan keluar." Ucap Rey setelah ia masuk kedalam kamar mandi, dengan menyembulkan satu kepalanya saja keluar. Ayuna hanya mengangguk tanda ia mengerti apa yang tuan mudanya katakan, hingga sepuluh menit lamanya, saat itu sudah hampir pukul tujuh, dan waktupun semakin mepet saja untuk Ayuna.

"Ayo..." Ajak Rey pada gadis itu. Dan gadis itu pun lagi lagi hanya mengikuti apa yang Rey katakan.

"Jangan panggil aku tuan! mengerti?" Ucap Rey lagi, saat itu Ayuna hanya mengangguk lagi, hingga keduanya keluar dari dalam kamar.

"Pah...Rey mau mengantar Ayuna berangkat kerja ya pah..." Ucap Rey yang langsung mendapat anggukan dari papanya.

"Setelah mengantar...langsung pulang...ada yang mau papa bicarakan padamu." Ucap papa Rey dengan tanpa menatap kedua orang di depannya, ia sibuk mengamati layar laptopnya.

Keduanya hanya bisa berjalan keluar dari apartemen bersama sama, menuju ke tempat parkir mobil.

"Tuan...eh saya tidak tahu harus memanggil anda apa." Ucap Ayuna yang hanya mendapat tolehan saja dari lelaki tampan itu.

"Panggil aku Rey...oke?" Ucap Rey pada gadis itu.

"Ayo aku antarkan." Ucap Rey lagi sembari masuk kedalam mobil, dan Ayuna pun segera ikut masuk kedalam mobil di samping Rey. Setelah Ayuna memberikan alamat tempat kerjanya, Rey pun segera menancap gas mobilnya menuju ke tempat yang Ayuna sebutkan. Hanya sepuluh menit saja jika menggunakan mobil, apa lagi mobil sport keluaran terbaru milik Rey. Bmw m2 competition warna putih. Karena Ayuna menempuh lima belas menit lebih untuk berjalan kaki dari tempat apartemen Rey sampai ke depan pintu gerbang tempat kerjanya. Rey memarkir mobilnya di seberang jalan raya, dimana Ayuna harus menyeberang jalan untuk sampai ke pintu gerbang sekolah. Saat itu Ayuna pun segera turun dari dalam mobil, ia keluar setelah mengucapkan terimakasihnya, dan segera saja Rey menyusulnya dengan cepat, Rey lupa menanyakan kapan gadis itu akan usai kerjanya, karena tidak mungkin siang nanti papanya sudah akn pergi dari apartemennya, hingga Rey tidak tahu lagi harus berbuat apa selain menjemput Ayuna pulang kerja agar Rey bisa menghirup udara luar yang bebas, Rey tidak tahu kapan papanya akan pergi.

"Hei...!" Teriak Rey sembari menarik satu lengan tangan Ayuna, karena di ujung jalan ada mobil box besar yang melaju sangat kencang, hingga tubuh Ayuna tertarik kearah Rey dan membentur tubuh lelaki itu.

"Cup." Terjadilah ciuman singkat dari bibir keduanya, Saat itu Rey tidak tahu, kenapa ia bisa memejamkan matanya hanya karena sebuah ciuman kecelakaan saja, berbeda dengan Ayuna yang membelalakan kedua matanya.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel