Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

BAB 2 | BERTEMU TUAN PUTRI

“Hentikan, Zen! Pergilah berburu di sekitar!” titah Luis yang sebenarnya menghentikan Zen dari menghajar Vandyke. Bukan itu, lebih tepatnya, Luis menyelamatkan Zen dari amukan Vandyke yang tak suka diganggu.

“Vandyke. Tak jauh dari kediamanmu ini, berdiri sebuah kota dengan kerajaan memimpinnya. Aku ingin kau menjaga kerajaan itu dari serangan vampir liar yang datang entah dari mananya,” pinta Luis kepada Vandyke.

“Tidak mau.” Lagi, Vandyke menjawab dengan wajah datarnya. Namun, Luis yang tak ingin pengikutnya lepas emosi pun langsung melumpuhkan Vandyke.

“Aaarghh!” pekik pria yang ketampanannya mungkin melebihi Luis ini. Bahkan, saat ia marah pun wajahnya tetap menawan.

“Ini perintah. Raja Razom telah banyak membantu kementrian vampir dalam suatu hal. Jagalah kerajaannya, terutama Tuan Putri,” ucap Luis kemudian.

Vandyke mendelik tajam ke arah Luis. Kemudian tersenyum miring dan berkata, “Bagaimana jika aku memangsa Tuan Putri itu?”

Luis tersenyum miring dan terkekeh, lalu berkata sambil menatap Vandyke, “Lakukan jika kau mampu. Aku berani bertaruh bahwa kau akan jatuh hati padanya.”

Vandyke tertawa, ia merasa lucu dengan kalimat Luis. “Kau akan rugi jika memintaku untuk menjaga mereka.”

“Aku percayakan kerajaan itu kepadamu,” sahut Luis sambil menepuk bahu Vandyke. Kemudian ia pergi mencari kamar ternyaman kedua setelah milik Vandyke di mansion tersebut. Lori-lah yang menyiapkannya. Meskipun, tidak ada kata tidur untuk makhluk seperti mereka. Tapi, mereka membutuhkan ruang privasi agar bisa menenangkan diri.

“Lori, siapkan kunjungan ke istana Raja Razom. Aku ingin menyantap putrinya,” pinta Vandyke kepada Lori yang baru saja tiba dengan segelas cairan merah di atas nampannya.

“Baik, Tuan.” Vampir dewasa itu tunduk akan perintah Vandyke. Sebab ia telah melakukan sebuah perjanjian darah dengan Vandyke Duke Valter.

***

Di sebuah hutan nan rindang, tampak seorang wanita yang berlari semampunya. Pakaiannya compang-camping akibat ranting yang ditabraknya.

“Argh! Toloooong!” pekik wanita itu di tengah larinya.

Tuk, tuk, tuk, klatuk!

Suara tapak kuda yang berjalan membawa kereta kencana dengan desain elegan. Membelah jalan di tengah hutan.

“Tuanku, ada yang menuju ke arah kita,” ucap Lori kepada tuannya.

“Manusia dan vampire,” gumam Vandyke yang bisa melihat dari kejauhan.

Tidak lama kemudian, wanita muda itu pun tiba di dekat jalan, bahkan ia tidak melihat ke depan, sehingga dirinya pun menabrak kereta milik Vandyke yang memang dihentikan oleh Lori.

“Tolong! Ada makhluk mengerikan di hutan sana. Dia bisa terbang dan bertaring!” seru wanita itu dengan wajah kacau dan pucat.

Vandyke, penasaran dengan vampir ganas yang dikatakan oleh Luis. Jadi ia memutuskan untuk turun dan melihat dengan mata kepalanya sendiri.

“Haargh! Dia mangsaku!” seru sosok yang sepertinya baru saja turun dari atas pohon sana.

“Tuanku!” Lori hendak maju, akan tetapi langsung ditahan oleh Vandyke.

“Kenapa kau berburu manusia dengan begitu rakusnya?” tanya Vandyke kepada sosok itu.

“Kau pun sama, bertopeng bangsawan tampan di balik wajah pucatmu itu,” sahut sosok tadi dengan mata merahnya.

Mendengar pujian dari makhluk itu, Vandyke pun tersenyum, namun ia lekas berekspresi garang lalu berseru kepada sosok itu, “Pergilah! Kecuali kau sudah bosan berada di dunia ini.”

“Heh? Hahaha!” Sosok itu pula malah terkekeh mendengar seruan Vandyke.

Set!

Sosok dengan rambut panjang acak-acakan serta kuku panjang nan hitam itu, menyerang Vandyke dengan kecepatan tinggi. Tentu saja Vandyke tidak diam saja, ia pun segera meluncurkan aksi kilatnya.

Krak!

Suara itu terdengar dari sosok tadi, Vandyke telah memisahkan kepala dan tubuh makhluk tersebut.

“Hah, tidak ada apa-apanya,” gumam Vandyke.

Bruk!

“Nona!?” Lori menghampiri anak manusia yang tak sadarkan diri itu. “Tuanku! Nona ini adalah putri dari Raja Razom.”

Vandyke mengerutkan keningnya, sambil mendekati Lori, lalu ia bertanya, “Kenapa dia ada di sekitar sini?”

“Aku juga tidak tahu, Tuanku,” sahut Lori.

Vandyke pun memutuskan untuk membawa wanita muda itu bersamanya. Bingung, mau ditinggalkan ia merasa kasihan. Mau dibawa, pastilah Raja akan bingung kenapa putrinya bisa ada bersama seorang Vandyke?

Perjalanan yang memakan waktu setengah jam itu pun akhirnya membawa kereta ke gerbang istana. Setelah diperiksa oleh penjaga untuk data diri Vandyke itu, ia pun dipersilahkan masuk. Mereka hanya tahu bahwa Vandyke Duke Valter adalah penguasa dari Hutan Air Terjun Terlarang, di atas sana. Bahkan, dari menara istana saja dapat terlihat air terjun tersebut. Dan, tentu saja itu adalah ide dan perintah Luis selaku kementrian vampir untuk mengatur hal itu kepada Vandyke.

“Tunggu!” seru penjaga yang di dalam gerbang, ia melihat jelas ada tuan putri di sana. “Kepung dia!” serunya kemudian.

Drap, drap, drap!

Segerombolan prajurit langsung menghampiri kereta Vandyke. Namun, dalam hatinya tidak gentar. Ia bahkan tidak mengubah posisi duduknya sama sekali.

“Turunlah!” seru pemimpin prajurit itu.

“Kami hanya membantu Tuan Putri yang dikejar oleh vampir ganas di hutan sana,” ucap Lori mewakili tuannya.

“Itu akan jelas saat Tuan Putri siuman nanti,” sahut pemimpin prajurit.

Dalam hati Vandyke, ia ingin sekali menghajar manusia-manusia ini. Akan tetapi ia malas mendapat hukuman dari Luis lagi jika itu ia melakukannya.

Vandyke dan Lori dibawa ke salah satu penjara sementara. Tempat di mana para penjahat yang belum tahu kejelasannya bagaimana.

Menit berlalu, waktu berganti. Akhirnya tuan putri pun sadar. Baginda Raja yang meneteskan air mata karena ketakutan pun langsung cerah wajahnya.

“Putriku!?” sapanya ketika mata tuan putri nyalang terbuka.

“Ayah! Ayaaah!” Wanita itu memeluk sang ayah, antara takut dan berani akhirnya ia berkata, “Maafkan aku karena tidak mendengarkan larangan Ayah. Aku dan beberapa pelayan serta prajurit diam-diam pergi ke hutan yang konon katanya tumbuh bunga besar dan mekar di sana. Namun, saat tiba di sana, kesenangan yang kami dapatkan sirna ketika salah satu vampir ganas datang dan membunuh semua pelayan dan prajurit.”

“Oh, Putriku! Sudah Ayah katakan, jangan pergi kemana-mana. Di sini banyak hutan dan sangatlah berbahaya,” ucap sang ayah atas kejujuran anaknya tadi.

“Maafkan aku, Ayah. Aku menyesal,” balas tuan putri kepada ayahnya.

“Sekarang, katakan pada ayah. Kenapa kau bisa pulang bersama Tuan Vandyke?” tanya sang ayah lagi.

“Tuan Vandyke?!” tanya tuan putri, sebab ia selama ini merasa penasaran dengan Vandyke Duke Valter si penguasa Hutan Air Terjun Timbal Balik.

“Ya, dia dan pelayannya tiba dengan kereta kencana beserta dirimu juga,” jawab sang ayah.

“Ayah! Tuan itulah yang menyelamatkanku dari vampir yang mengejarku, dia sangat kuat. Dia bahkan mencabut leher vampir itu dengan mudahnya,” ucap sang putri.

Bruk!

Karena mengingat hal itu, tuan putri pun pingsan lagi.

“Anakku!” seru sang Raja yang kembali menangis saking khawatirnya. Putrinya merupakan bentuk cinta dari dirinya dan sang istri yang telah meninggal dunia.

“Bebaskan Tuan Vandyke dan pelayannya! Kemudian jamu mereka dengan baik!” titah sang Raja pada kepala prajurit.

“Baik, Yang Mulia!”

Sementara itu, di dalam penjara. Lori terlihat mengamati sekitar mereka. “Tuan, di sini baunya tidak enak. Apa mau kubuatkan jalan untuk keluar dari dinding ini?” tanya Lori sambil menatap dinding.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel