Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 5 : Tak Sengaja Bertemu

Siang ini, saat jam istirahat kantor Olivia pergi ke mall bersama dengan Linda dan Leo. Kehamilan Linda yang sudah menginjak bulan ketujuh membuat wanita itu sedikit sulit untuk bergerak apalagi membawa belanjaan. Kebetulan sekali hari ini Linda ingin membeli perlengkapan bayi, juga membeli baju pilot yang diinginkan Leo sejak minggu kemarin.

"Liv, maaf ya Kakak jadi ngerepotin kamu," ucap Linda merasa bersalah. Olivia yang mendengar itu langsung tersenyum kecil.

"Tak masalah, Kak." Mereka berjalan beriringan memasuki toko perlengkapan bayi. Linda mulai memilih barang-barang yang harus di beli, sementara Olivia hanya memperhatikan saja. Harusnya sih, Regan yang menemani istrinya sekarang. Namun karena ada urusan penting, Regan mengutus Olivia untuk menemani Linda.

Olivia berjalan mendekati Linda yang kesulitan membawa semua barang pilihannya. Setelah itu mereka berjalan mendekati kasir untuk membayar semua belanjaan tersebut.

"Setelah ini mau kemana, Kak?" Olivia bertanya saat kasir masih menghitung.

"Cari baju pilot untuk Leo. Dari minggu kemarin Leo ingin baju itu karena teman-temannya juga punya," jawab Linda. Olivia mengangguk paham. Jadi, mungkin setelah mendapatkan baju Leo acara belanja pun selesai.

Selesai dari toko peralatan bayi, mereka pun mulai mencari toko yang menjual baju setelan pilot untuk anak kecil. Saat sedang berjalan, tiba-tiba Linda berhenti melangkah. Olivia yang melihat itu keheranan.

"Ada apa, Kak? Ada yang ketinggalan?" tanya Olivia langsung. Linda menggeleng, lalu menatap Olivia yang berdiri di sampingnya.

"Bukannya itu Satria?" Linda bertanya seraya menunjuk ke arah toko sepatu. Mendengar itu Olivia pun langsung menoleh ke arah yang ditunjuk Linda. Benar saja, Satria ada di sana, terlihat baru keluar dari sebuah toko sepatu. Yang jadi masalah adalah, Satria tidak sendirian. Ada seorang wanita bersamanya.

"Siapa wanita itu, Liv?" Linda bertanya dengan penasaran. Olivia diam, karena dia pun tak tahu siapa wanita yang bersama Satria. Namun mungkin, wanita itu adalah orang yang diceritakan Satria semalam padanya, sahabat yang Satria cintai sejak dulu.

"Mungkin temannya, Kak," jawab Olivia. Dia meraih tangan Leo dan hendak mengajak keponakannya tersebut untuk segera pergi dari sana.

"Kenapa kamu tidak menyapanya? Kenapa harus menghindar?" Linda bertanya lagi. Olivia bergeming saat mendengar itu. Apa yang harus dia lakukan? Pasti sekarang Linda sudah menaruh curiga.

"Tak perlu, Kak. Lagi pula waktu kita tidak banyak. Aku-"

"Satria!" Tanpa aba-aba, Linda langsung menyerukan nama Satria. Olivia melotot tak percaya dengan tindakan kakak iparnya. Dan tentu saja, Satria yang namanya di panggil langsung menoleh. Dia terlihat kaget melihat Olivia ada di sana dengan Linda.

"Ayo." Linda menarik Leo untuk mendekati Satria. Olivia menghela nafas pelan dan terpaksa mengikuti langkah Linda.

"Ternyata aku tak salah lihat. Padahal aku sudah khawatir salah orang tadi," ucap Linda setelah berdiri dekat dengan Satria. Kini, tatapan Linda teralih pada seorang wanita di samping Satria.

"Selamat siang. Aku tak menyangka akan bertemu dengan kalian di sini. Kalian juga sedang berbelanja?" Satria bertanya, berusaha bersikap normal walau kaget karena bertemu dengan Linda. Ya, Olivia bukan masalah baginya.

"Kak Linda beli peralatan bayi dan aku menemaninya," jawab Olivia disertai senyuman tipis.

"Begitu ya. Oh ya, perkenalkan ini Mira. Sahabatku," ujar Satria pada Olivia dan Linda.

"Dan Mira, ini Olivia. Calon istriku. Dan itu Kak Linda, kakak ipar Olivia," ujar Satria lagi. Dia langsung melangkah mendekati Olivia. Suasana terasa canggung karena Linda terlihat keheranan.

"Oh, jadi kamu calon istrinya Satria? Salam kenal ya. Aku gak nyangka loh kita akan cepat bertemu." Mira berujar dengan riang. Olivia yang mendengar itu hanya tersenyum tipis. Satria dan Olivia saling berpandangan, bingung harus mengambil tindakan apa.

"Kalian sudah makan siang? Bagaimana kalau kita makan siang bersama? Kebetulan aku dan Satria juga sedang mencari tempat makan." Mira berbicara dengan ramah, tanpa menyadari tatapan Linda terhadapnya.

"Maaf kami tak bisa. Aku dan Kak Linda masih harus membeli sesuatu," jawab Olivia langsung. Linda menengok ke arahnya dengan kening berkerut.

"Kami pergi duluan ya," pamit Olivia disertai senyuman kecil. Sebelum menjauh, Satria dengan berani meraih tangan Olivia, mereka kembali bertatapan, dan Olivia kebingungan.

"Hubungi aku jika sudah selesai nanti. Jangan sampai melewatkan makan siang," ucap Satria. Olivia terdiam, namun langsung mengangguk. Dia pun mengajak Linda untuk segera pergi dari sana setelah Satria melepaskan tangannya.

***

Olivia, Linda, dan Leo kini duduk di sebuah kedai es krim. Leo merajuk ingin makan es krim dulu sebelum pulang. Akhirnya, Linda dan Olivia pun ikut makan es krim juga.

"Kamu gak cerita kalau calon suamimu itu ternyata punya sahabat perempuan," ujar Linda. Matanya menatap lekat pada Olivia yang terlihat risih.

"Itu bukan hal penting, Kak."

"Itu penting, Liv. Satria dan kamu akan menikah loh. Seharusnya Satria mulai jaga jarak dengan wanita lain walaupun itu sahabatnya."

"Itu urusannya, Kak. Aku tak mau ikut campur." Linda menghela nafas pelan mendengar jawaban adik iparnya tersebut.

"Liv, dulu Kakak dengan Mas Regan juga dijodohkan. Tapi Kakak yakin menerima perjodohan karena kakakmu serius dalam menjalani komitmen. Kakakmu tak pernah dekat dengan perempuan lain setelah kami memutuskan untuk bersama. Mungkin saat itu Mas Regan belum mencintai Kakak. Tapi Mas Regan bisa menghargai Kakak yang akan menjadi calon istrinya," ujar Linda menceritakan kisahnya dengan Regan dulu. Dalam pandangan Linda, ada yang salah di antara Satria dan Olivia.

"Aku tahu itu, Kak. Satria juga sudah cerita tentang perempuan tadi padaku. Makanya aku gak kaget."

"Ya tapi kan gak harus sedekat itu, Liv. Kakak yakin Satria gak bilang kalau dia akan mengantar sahabatnya itu belanja, kan?" Linda bertanya. Olivia terdiam karena itu memang benar. Bagaimana mau komunikasi kalau sebenarnya mereka tak saling menyimpan nomor?

"Sudahlah, Kak. Nanti aku akan beritahu Satria agar menjaga jarak dengan sahabatnya," jawab Olivia sedikit malas. Linda menghela nafas pelan mendengar itu.

"Kakak hanya tak mau kamu terjebak bersama orang yang sejak awal tak bisa menghargai keberadaanmu."

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel