16. Masa lalu Devira
Deri memandikan Faris dalam sebuah bath up dengan air panas. Faris hanya diam dengan tatapan kosong.
Mbok Darmi mengantar coklat panas, setelah Faris selesai mandi. Netra wanita tua itu mengembun melihat keadaan anak majikannya yang masih syok. Ia memberi minyak kayu putih ke seluruh tubuh Faris agar menjadi hangat. Sedang Deri hanya memperhatikannya sambil bersandar pada dinding sambil minum wine.
"Le, istirahat ya. Jangan sedih terus seperti ini, Mbok sakit melihat Den Faris begini," isak Darmi sambil mengusap lembut kepala Faris.
Faris bergeming, tatapannya masih kosong. Darmi menarik selimut untuk menutupi tubuh Faris.
"Den Deri tetap di sini kan?" tanya Darmi pelan pada Deri. Dan ia hanya mengangguk. Kemudian Darmi keluar dari kamar.
Deri duduk di sisi ranjang, ia mencoba menarik Faris agar duduk.
"Minumlah ini dulu." Deri mendekatkan coklat panas ke bibir Faris. Ia menyesapnya secara perlahan.
"Kamu, sudah tahu lama tentang ini," kata Faris tiba-tiba.
Deri menghela napas panjang dan menunduk.
"Kenapa selama ini kamu menutupinya dariku? Siapa kamu sebenarnya," tanya Faris pada Deri dengan tatapan menusuk.
"Itu kenapa saya pernah bilang, Anda harus mencari tahu sendiri. Supaya Anda percaya dengan mendengarnya sendiri." Deri menatap Faris intens.
"Siapa kamu sebenarnya?" Faris mengulangi pertanyaannya.
Mereka saling menatap lama.
"Aku ...."
Deri berhenti. Dia seperti berpikir untuk mengatakan yang sebenarnya.
"Tidak penting saat ini untuk Anda tahu siapa saya. Yang pasti, saya ada dipihak Anda. Saya mendukung Anda. Sejak awal, saya sudah mempersiapkan Anda untuk menghadapi hal ini,"
Faris tidak bergeming. Tatapannya masih curiga dan menusuk.
"Dengar, Tuan muda. Anda harus bisa masuk perusahaan dan nama Anda menjadi salah satu ahli waris. Itu yang paling penting, jika Anda akan menghancurkan keluarga ini. Pernahkah Anda berpikir, kenapa saya sangat keras mengajari Anda tentang bela diri, mengenalkan pada alkohol, tata cara para orang kaya berinteraksi, dan mengajari tentang dalamnya sebuah perusahaan besar."
Faris hanya diam mendengarkan. Saat ini ia tidak bisa berpikir jernih.
"Ceritakan tentang emak, bagaimana ia bisa bertemu dengan Tuan Radit," ujar Faris sangat ingin tahu.
Deri tersenyum, saatnya ia membuka satu lagi rahasia besar.
"Devira adalah putri seorang pengusaha sukses, bernama Damar Abimanyu. Suatu hari, ia bertemu dengan Radit, dosen semasa ia kuliah. Sebenarnya Vira sudah lama meyukainya. Tapi karena Radit sudah berkeluarga, maka Vira tahu diri dan memendam perasaannya. Saat pertemuan kembali denga Radit, ia dalam keadaan terpuruk. Radit dipecat dari kampusnya mengajar karena korupsi. Harta bendanya habis untuk membayar hutang, karena gaya hidup mewah istrinya.
Saat itu, Vira sedang menjadi pegawai magang pada perusahaan ayahnya sendiri. Meski putri seorang konglomerat, tapi Vira dididik sejak kecil dengan sederhana dan harus belajar tentang perusahaan dari nol, dengan menjadi pegawai biasa. Tentu saja tanpa sepengetahuan pegawai lainnya siapa ia sesungguhnya.
Pertemuannya dengan Radit, menumbuhkan lagi benih-benih cinta Vira. Dan sebenarnya, Radit juga menyukai Vira, sejak ia menjadi mahasiswinya dulu. Radit sering berkeluh kesah tentang rumah tangganya pada Vira. Dan kedekatan itu akhirnya diketahui oleh Rinta.
Entah kenapa justru Rinta tidak marah, ia malah mendorong suaminya untuk terus mendekati Vira. Ternyata Rinta sudah tahu siapa Vira sebenarnya. Ia menyelidiki latar belakang Vira. Sedangkan Radit, hanya tahu Vira seorang pegawai magang di Abimanyu grup.
Suatu hari, Rinta menemui Vira dengan menangis. Ia menceritakan bahwa keluarganya diambang kehancuran. Mereka sudah tidak punya rumah karena telah disita Bank. Ke dua anaknya hampir tidak bisa sekolah, dan bermacam lagi cerita sedih Rinta. Vira yang lembut hatinya menjadi iba. Ia membantu keluarga Radit dengan materi. Membelikan rumah, memberi usaha bagi mereka.
Namun semua itu, ternyata tidak cukup bagi Rinta yang serakah. Ia membujuk suaminya untuk menikahi Vira. Tentu saja Radit menolak. Meski ia juga mencintai Vira, tapi ia tidak mau mengahancurkan masa depan Vira yang masih seorang gadis. Namun Rinta tetap membujuk, bahkan ia juga memohon pada Vira, agar mau menjadi istri ke dua.
Vira bimbang, di lain pihak ia mencintai Radit, tapi ia juga tidak ingin menjadi orang ketiga dalam rumah tangga Radit.
Rinta yang licik tidak tinggal diam, akhirnya ia meminta cerai pada Radit agar ia bisa menikahi Vira. Tentu saja Radit marah. Tapi karena Rinta tetap bersikeras bercerai, maka Radit tidak punya pilihan lain.
Saat itu, Vira tetap tidak mau menikah dengan Radit. Tapi karena rayuan Radit, maka Vira menjadi luluh. Mereka pun menikah, dengan ketidak ikhlasan Damar, meski merestui. Rumah tangga baru yang bahagia itu hanya sekejap. Rinta berulah lagi, dia menjebak Radit pada suatu malam. Dan Rinta hamil. Dengan kehamilannya itu, ia meminta pertanggung jawaban mantan suaminya. Akhirnya Vira meyuruh Radit menikahi Rinta kembali. Berita ini membuat murka Damar. Ia merasa putrinya telah dijebak. Tapi karena Vira tetap mempertahankan Radit, Damar tidak bisa berbuat banyak. Hingga ia mulai sakit-sakitan.
Dengan Damar yang mulai menurun kesehatannya, dan Vira yang frustasi akan rumah tangganya yang selalu diganggu Rinta, maka perusahaan menjadi goyah. Lalu dengan segala cara, Rinta mengusulkan agar Radit menjadi Direktur pengganti sementara bagi Damar. Semua rencana Rinta akhirnya berjalan mulus. Perusahaan dibawah kendali Rinta, melalui Radit.
Damar yang mengetahui itu memanggil Vira, agar bercerai dengan Radit dan mengambil alih perusahaan. Namun Vira menolak, karena saat itu, ia sedang mengandung Anda." Deri berhenti. Ia menelan ludah, getir.
"Rinta melahirkan bayi laki-laki, saat kehamilan Vira menginjak usia dua bulan. Damar tidak tinggal diam, ia memanggil Radit untuk memilih antara Rinta dan Vira. Radit bimbang, lalu ia berpikir akan tetap memilih Vira dan menceraikan Rinta kembali.
Rinta menyanggupi, tapi ia meminta syarat, ia mau diceraikan setelah bayi Vira lahir. Dan selama itu, putra Rinta yang masih bayi diasuh oleh Vira.
Vira yang hamil tua, mengasuh Fidel, yang masih bayi. Vira merawatnya dengan kasih sayang, seakan anak kandungnya sendiri. Ia juga belajar menyusui Fidel, supaya air susunya lancar jika bayinya sudah keluar kelak. Saat melahirkanpun tiba, Vira sangat bahagia. Ia menyayangi dan meyusui dua bayi dengan tulus. Damar yang mengetahui bayi Rinta yang juga disusui oleh Vira, menjadi luluh. Damar juga menyayangi Fidel, meski bukan cucu kandungnya.
Tapi semua itu tidak bertahan lama. Rinta selalu membuat alasan dan menunda Radit untuk menceraikannya. Hingg suatu hari, saat Anda berusia satu tahun dan Fidel dua tahun, Damar meninggal mendadak. Kematiannya tidak wajar. Setelah kematian Damar, Rinta datang dan menguasai rumah yang ditinggali Vira dan Radit. Bahkan Rinta memfitnah Vira berselingkuh hingga Radit murka. Ia mengusir Vira dari rumah. Keputusan yang akhirnya sangat ia sesali seumur hidupnya.
Malam itu, ditengah hujan deras, Vira pergi tanpa membawa apapun. Ia hanya membawa bayi yang saat itu masih tertidur lelap. Ia tidak punya tujuan," Deri menerawang, ia menangis.
Faris dan Deri saling diam dengan pikiran masing-masing. Faris merasa hampa dengan semua cerita Deri.
Tanpa mereka tahu, Fidel mendengarkan dan merekam semuanya dibalik pintu.
Fidel bersandar pada dinding. Netranya basah, hatinya sakit. Inikah kenyataannya?
Malam ini, dua saudara beda Ibu, mengetahui kenyataan yang sangat menyakitkan tentang Ibu mereka masing-masing.