Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 2 Bertemu Papa Kandung

“Jadi, Ah Nian adalah putriku?” tanya Wei Zhang pada Li Sisi.

Li Sisi menatap Wei Zhang sekilas lalu pandangannya menerawang jauh ke depan.

“Ya, Ah Nian adalah putri yang kamu tinggalkan,” jawab Li Sisi.

Wei Zhang berjalan mundur menjauh. Kini dia mengerti kenapa wajah Ah Nian begitu familier dalam penglihatannya. “Pantas saja, aku tidak asing dengan wajah Ah Nian, aku bertanya-tanya bagaimana wajah gadis ini begitu mirip dengan Li Sisi di masa mudanya, ternyata Ah Nian adalah putri kandungku,” ucap Wei Zhang dalam hati.

Ah Nian mendengar semuanya, Ah Nian sangat terkejut sekali. Dia tidak menyangka akan bertemu dengan ayah kandung yang selama ini meninggalkannya ketika dia masih berusia empat tahun.

“Bagaimana mungkin?” gumam Ah Nian, dia bertanya-tanya pada dirinya sendiri. Ah Nian tidak ingin mempercayai semua yang dia dengar dari ibunya. Ah Nian tahu dulu semasa kecilnya, keluarganya hidup dalam penuh kebahagiaan. Ah Nian juga tidak pernah mengungkit apa alasan ayahnya sampai meninggalkan ibunya. Selalu ada konflik dalam setiap hubungan. Ah Nian mengambil keputusan untuk merawat ibunya ketika dia sudah menginjak usia dewasa, Ah Nian menganggap ayahnya telah tiada, selama bertahun-tahun dia bersama ibunya bisa bertahan dengan keyakinan tersebut.

“Ah, Nian, dengarkan ibu baik-baik, ibu tahu ini tidak adil bagimu, sebaiknya kamu ikut tinggal bersama ayahmu. Ibu sudah bilang kalau ibu seharusnya tidak perlu dioperasi karena kanker yang ibu derita sudah menyebar dan tidak mungkin bisa pulih, tapi kamu tetap bersikeras mengurusnya,” ucap Li Sisi dengan suara rendah.

Li Sisi menatap Wei Zhang. “Bawa Ah Nian pergi bersamamu, Ah Nian dalam keadaan buta, dia tidak bisa melihat apa-apa sekarang, apakah kamu tega menelantarkannya? Anggap saja kamu membayar hutangmu pada kami di masa lalu. Kamu sudah meninggalkan kami berdua begitu lama,” ujar Li Sisi pada Wei Zhang.

Wei Zhang tidak mengatakan apa-apa, semua keputusan tetap berada di tangan Ah Nian. Apakah Ah Nian bersedia tinggal bersama dengannya di kediaman Hua Mei, istri ke dua Wei Zhang sekaligus wanita yang berhasil merebut hati Wei Zhang hingga Wei Zhang melupakan keluarganya di masa lalu.

Ah Nian menggelengkan kepalanya, dia tidak ingin tinggal bersama Wei Zhang. Entah kenapa dia merasa situasinya akan semakin memburuk. Ah Nian duduk berjongkok di depan Li Sisi, Ah Nian menangis sambil menyandarkan kepalanya di atas pangkuan ibunya.

Li Sisi meneteskan air matanya, dia kembali berkata.

“Ah Nian, dengarkan ibu, Nak,” ucapnya sambil mengusap lembut kepala Ah Nian. “Kamu gadis yang baik, tidak ada tempat lagi untuk tinggal, ibu sudah menjual rumah kita untuk biaya sekolahmu. Selama ini sebenarnya ibu menyewa rumah yang kita tinggali,” ujarnya. Li Sisi memang sudah menjual kediamannya untuk membiayai sekolah Ah Nian, meski mereka berdua masih tinggal di sana sebenarnya Li Sisi menyewa rumah tersebut.

Ah Nian tidak memiliki pilihan kecuali tinggal bersama Wei Zhang.

Hwang Jun mendengar semua percakapan tersebut, entah kenapa hatinya ikut sakit saat mendengar semua kenyataan pahit yang dialami oleh Ah Nian dan ibunya. Tanpa sadar tangannya ikut mengepal.

***

Semenjak Hwang Jun menangani operasi Lian Er, Wei Zhang dan Hua Mei menjadi akrab dengan Hwang Jun. Bahkan keluarga Lian Er membina hubungan cukup baik dengan keluarga Hwang Jun, mengikat kerja sama dalam berbagai bisnis.

Hwang Jun tidak mengira itu akan terjadi. Semuanya terjadi karena Lian Er, melalui operasi yang dia tangani. Lian Er meminta kepada Wei Zhang dan Hua Mei untuk lebih memperhatikan hubungan baik dengan keluarga Hwang Jun.

Seperti hari ini, Wei Zhang datang di kediaman Hwang Jun. Wei Zhang bersama sekretarisnya membawakan hadiah untuk keluarga Hwang Jun. Mereka berkunjung di kediaman keluarga Hwang Jun untuk membahas bisnis.

“Ini hadiah kecil dari keluarga kami, saya sangat berterima kasih karena putra Tuan Hong sudah menangani operasi putri kami, Lian Er,” ujar Wei Zhang seraya menyodorkan hadiah pada tuan Hong – ayah Hwang Jun.

“Seharusnya Tuan Wei tidak perlu repot-repot, sudah menjadi tugas Hwang Jun menangani operasi Nona Lian,” ujarnya.

“Kami ingin hubungan antara keluarga tetap terbina dengan baik, saya harap Tuan Hong tidak menolak hadiah kecil ini, ini adalah wujud dari ketulusan keluarga kami,” ucap Wei Zhang dengan sungguh-sungguh.

“Baiklah, karena Tuan Wei memaksa, saya akan menerimanya,” ujar Tuan Hong.

Setelah mengunjungi kediaman Tuan Hong, Wei Zhang pergi ke kediaman Ah Nian. Ah Nian tinggal seorang diri di kediaman lama. Kedatangannya ke rumah Ah Nian hari ini adalah untuk menjemput Ah Nian. Wei Zhang ingin membawa Ah Nian tinggal bersamanya di kediaman Hua Mei.

Sampai di depan rumah, Wei Zhang keluar dari dalam mobilnya. Dia menatap kediaman tua yang pernah dia tinggali bersama Li Sisi dalam waktu cukup lama. Dulu dia hidup bahagia di rumah tersebut, sampai dia pindah kerja di sebuah perusahaan. Wei Zhang bertemu dengan Hua Mei – janda muda yang menjadi pemilik perusahaan tempatnya bekerja. Wei Zhang berselingkuh dengan Hua Mei selama satu tahun hingga akhirnya Hua Mei hamil. Hua Mei ingin Wei Zhang menikahinya, Wei Zhang yang sudah terpikat dan lupa dengan statusnya langsung meninggalkan Li Sisi dan menikah dengan Hua Mei.

Wei Zhang berdiri di depan pintu, dia mengetuk pintu kediaman tersebut. Tak lama kemudian Ah Nian muncul dan membukakan pintu untuknya.

Ah Nian tidak tahu siapa yang datang mengunjunginya, tapi aroma yang menyapa indra penciumannya membuatnya tahu siapa yang datang menemuinya saat ini. Ah Nian langsung bertanya.

“Hal penting apa yang membawa Tuan Wei datang jauh-jauh ke rumah tua ini?” tanya Ah Nian.

“Aku tidak mengira, kamu akan langsung mengenaliku begitu membuka pintu,” ujar Wei Zhang. Dia melihat Ah Nian menjadi gadis dewasa yang memiliki paras jelita. “Aku akan membawamu tinggal bersamaku, kamu tidak mungkin bekerja dengan kondisi seperti ini,” ujarnya pada Ah Nian.

Ah Nian memang tidak bisa bekerja lagi semenjak melakukan operasi pada kedua matanya dan menjadi buta. Ah Nian terpaksa menyetujuinya, dia pun mengajukan pertanyaan pada Wei Zhang.

“Jika aku tinggal bersama Tuan Wei, bagaimana dengan Nyonya Hua? Apakah beliau setuju aku tinggal di kediaman kalian?” tanyanya sambil membuka pintu lalu mendahului Wei Zhang duduk di kursi kayu ruangan utama.

“Aku sudah membicarakannya dengan Hua Mei, dia setuju dengan keputusanku,” jawabnya pada Ah Nian.

Awalnya Hua Mei tidak setuju, Hua Mei setuju dengan permintaan Wei Zhang karena Wei Zhang mengatakan bahwa dia akan pergi dan tinggal bersama Ah Nian. Hua Mei sangat mencintai dan tergila-gila pada Wei Zhang jadi tidak mungkin dia membiarkan Wei Zhang keluar dari kediaman untuk tinggal bersama dengan Ah Nian.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel