Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 7 Cepat Berlutut

Walaupun semua metode kultivasi itu tidak dipilih oleh Liam, tapi bukan berarti semuanya adalah sampah.

Justru sebaliknya, semua metode kultivasi yang ada di karung ini bisa menjadi incaran oleh semua orang di luar sana.

Tapi, Arion membakarnya dan menyia-nyiakannya begitu saja.

Liam sendiri juga terkejut melihat itu.

"Guru, kenapa kamu membakar metode kultivasi sebagus itu?" tanya Liam dengan bingung.

"Aku memiliki banyak metode kultivasi seperti ini, kalau tidak dibakar, akan memakan banyak tempat," ucap Arion dengan datar.

Liam: ???

Tetua Pedang: ???

Apakah kata-kata seperti itu bisa keluar dari mulut manusia?

Arion sama sekali tidak peduli, dia tetap membuang beberapa metode kultivasi ke dalam tungku perapian.

Walaupun dia juga tahu beberapa metode kultivasi ini sangat hebat, tapi karena sudah terlalu banyak, jadi tidak begitu berarti lagi baginya.

Dia mendapatkan ini semua sebelum memiliki kultivasi, jadi dia tidak mungkin memberikannya pada orang lain begitu saja, atau dia akan menimbulkan masalah yang sangat besar.

Apalagi setiap hari fitur check in itu masih terus memberikan metode kultivasi padanya tiada henti.

Tidak lama kemudian.

Teko di atas tungku perapian mulai berbunyi.

Arion mengangkat tekonya, menyeduh seteko teh untuknya sendiri.

Dia berdiri, berjalan ke samping membawa teko itu, di saat yang bersamaan, dia berkata pada Liam di belakangnya, "Ikut aku."

"Baik!" Jawab Liam dengan hormat, lalu dia mengikuti Arion ke ruangan samping.

Di dalam ruangan ini, terdapat berbagai macam senjata.

"Kamu pilih sebuah senjata yang cocok untukmu!" ucap Arion dengan datar.

Setelah melihat senjata-senjata yang memenuhi ruangan ini, awalnya Liam dan Tetua Pedang tidak menemukan apa-apa, tapi ketika mereka melihatnya dari jarak dekat, mereka menemukan sesuatu.

Semua senjata ini memiliki kesadaran.

Semua senjata ini juga mengandung energi yang bisa membuat orang ketakutan, hanya dengan melihatnya saja orang bisa gemetar.

Tetua Pedang baru saja berhasil menenangkan dirinya, tapi setelah melihat senjata-senjata ini dari jarak dekat, napasnya langsung terengah-engah.

Terlihat jelas, semua senjata yang memenuhi gudang ini memiliki level yang sama dengan metode kultivasi tadi.

Di antaranya ada banyak senjata level High Lord, level Saint dan level Emperor.

"Bocah, cepat pilih, cepat pilih!" ucap Tetua Pedang dengan panik.

Hari ini, dia seperti bocah kampung yang memasuki kota, setiap metode kultivasi dan senjata yang dilihatnya di sini membuatnya sangat bersemangat.

Liam sendiri juga sangat bersemangat, setelah berdiskusi selama beberapa lama, akhirnya mereka berdua sudah membuat pilihan.

Yaitu sebuah pedang berwarna hitam.

Namanya Shadow Saber.

Liam mengelus Shadow Saber ini berkali-kali seperti harta karun, membuat hatinya tidak bisa tenang.

Yang dia dapatkan hari ini benar-benar terlalu besar.

Dia merasa, walaupun dia berhasil berjalan ke puncak kehidupannya, dia juga belum tentu bisa mendapatkan ini semua.

"Bocah, sebelumnya kita sudah lengah."

"Ketika kukira gurumu ini adalah seorang pecundang, dia menunjukkan kultivasi yang sudah mencapai Alam Star, ketika kukira dia hanya memiliki kultivasi yang baru mencapai Alam Star, dia menunjukkan ini semua pada kita, di hadapannya, mungkin aku yang masih berada di masa kejayaanku hanyalah sebuah sampah!"

"Sebelumnya kita sangat tidak menghormatinya, cepat berlutut, panggil dia guru lagi sambil berlutut!" ucap Tetua Pedang dari dalam Cincin Hampa dengan serius.

Di saat seperti ini, bagaimana mungkin dia tidak tahu kalau dirinya sudah salah menilai Arion.

Orang ini pasti memiliki asal-usul yang tidak biasa.

Kalau tidak, bagaimana mungkin dia rela membakar metode kultivasi level High Lord dan level Emperor hanya untuk merebut air dan menyeduh teh?

Setelah mendengar perintah itu, Liam langsung berlutut.

Dari awal Liam sangat berterima kasih karena Arion bisa merekrutnya ke Gunung Soga, walaupun awalnya dia merasa Arion tidak bisa membimbingnya sama sekali, tapi di dalam hatinya, dia tetap menganggap Arion sebagai gurunya.

Dan sekarang, Arion sudah membuat Liam tunduk sepenuhnya.

"Aku sangat berterima kasih atas semua pemberian guru," ucap Liam sambil berlutut dengan hormat.

"Berdiri saja."

Arion mengayunkan tangannya, ada kekuatan yang lembut yang mengangkat tubuh Liam.

Lalu dia berkata, "Lain kali kamu tidak perlu berpikir terlalu banyak, kamu cukup berkultivasi dengan tenang di Gunung Soga, kujamin kamu bisa menjadi orang yang hebat."

Arion sama sekali tidak membual.

Kalau dia mengaktifkan Loser Bonding, maka kecepatan kultivasi Liam bisa meningkat 100 kali lipat.

Ditambah dengan metode kultivasi level Emperor dan bantuan lainnya, kecepatan ini tidak mungkin bisa ditandingi oleh semua orang, termasuk jenius dengan bakat terkuat sekalipun.

"Terima kasih guru," ucap Liam dengan hormat.

"Tapi ...."

Tiba-tiba Arion mengalihkan topik, sambil melihat cincin penyimpanan di tangan Liam, dia berkata, "Cincinmu ini ...."

Mendengar itu, wajah Liam langsung terlihat panik.

Di dalam benak Tetua Pedang, juga seperti apa bom yang meledak.

Keringat dingin langsung bercucuran.

Orang ini sedang memanggilku!!!

Sekarang dia baru tahu, ternyata gurunya Liam ini dari tadi sudah menyadari keberadaannya, semua yang dilakukan dan dikatakannya dari tadi juga diketahui olehnya!

Sesaat, Tetua Pedang merasa panik.

Apalagi tadi dia sudah meremehkan Arion sepenuhnya.

Tiba-tiba, kakinya melemas.

"Senior, aku salah, aku salah."

"Sebelumnya aku yang lengah, tidak seharusnya aku menghinamu seperti itu."

Di dalam ruang Cincin Hampa, jiwa Tetua Pedang langsung membungkuk dengan penuh hormat.

Tapi sebenarnya, Arion sama sekali tidak tahu apa yang sedang dilakukan oleh Tetua Pedang.

Sebenarnya dia membahas kakek tua di dalam cincin ini karena memiliki tujuannya sendiri.

Kalau tebakannya benar, seharusnya kakek tua di dalam cincin dan muridnya ini sudah terikat satu sama lain, mereka akan hidup dan mati bersama-sama.

Jadi dia merasa, lebih baik dia membiarkan kakek tua ini yang membimbing muridnya.

Walaupun dia memiliki banyak barang yang bagus, kemampuannya juga tidak lama lagi akan meningkat, tapi untuk membimbing seseorang, mungkin kemampuannya tidak akan sebanding dengan kakek tua ini.

Dan kalau Liam bisa berkultivasi dengan lebih cepat, maka timbal balik yang didapat Arion juga akan semakin banyak.

Jadi bisa dibilang, kakek tua di dalam cincin ini bisa menjadi pekerja terkuat yang dimilikinya!

Bagaimana mungkin dia mau melewatkan pekerja terkuat seperti ini?

"Ini adalah obat rahasia jiwa ilahi, kamu ambil saja."

Arion mengeluarkan bahan obat dari cincin penyimpanannya untuk Liam, bahan obat ini juga didapatnya dari check in, dia masih memiliki banyak bahan obat seperti ini.

"Astaga!!!"

Setelah melihat obat rahasia jiwa ilahi ini, kedua mata Tetua Pedang di dalam cincin penyimpanan langsung terbuka lebar.

Dia langsung menangis terharu.

Dia tidak menyangka, Arion bukan hanya tidak memperhitungkan kesalahannya, tapi malah memberinya obat rahasia jiwa ilahi yang berharga ini.

Dengan kondisinya yang parah ini, walaupun Liam bisa berjalan sampai akhir sesuai rencana, peluangnya untuk bangkit kembali hanya sepuluh persen, apalagi sekarang masih tidak diketahui Liam bisa berjalan sampai akhir atau tidak, karena jalan kultivasi memang menyulitkan.

Jadi kemungkinan besar, Tetua Pedang tidak akan bisa bangkit kembali seumur hidup.

Tapi dengan adanya obat rahasia jiwa ilahi ini, walaupun dia tidak bisa langsung bangkit kembali, setidaknya peluangnya bisa meningkat pesat.

Dia hanya perlu menunggu untuk peluang ini mencapai angka seratus persen!

Ini sama saja dengan Arion memberikannya nyawa yang baru!

Kebaikan Arion ini membuat tetua Pedang yang berada di dalam Cincin Hampa langsung bersujud beberapa kali.

Liam juga menerima obat rahasia jiwa ilahi dengan kedua tangan yang gemetar, lalu dia juga berlutut di atas tanah.

Dia tahu apa makna obat rahasia jiwa ilahi ini bagi Tetua Pedang.

Kehidupan Liam selama ini sangat berat, dia terlahir di keluarga yang kecil, tidak memiliki bakat kultivasi sama sekali, pernikahannya dibatalkan, dia juga dipermalukan oleh banyak orang.

Awalnya, dia mau melompat dari tebing untuk mengakhiri hidupnya, tapi kemunculan Tetua Pedang memberikannya rasa percaya diri untuk melanjutkan hidup.

Bisa dibilang, bagi Liam, Tetua Pedang sama pentingnya seperti seorang ayah.

"Guru, mohon terima sujudku ini, di sini aku bersumpah aku akan berkultivasi dengan giat, aku tidak akan mengecewakan guru, aku juga akan menuruti semua perintah guru, walaupun guru memintaku melompat ke api neraka dan tidak bisa bereinkarnasi lagi selamanya, aku juga tidak akan menolak," ucap Liam sambil berlutut dan mengangkat tangannya untuk bersumpah.

Dia tahu, Arion di depannya ini sudah memberikan hidup yang baru padanya dan Tetua Pedang!

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel