Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 11 Menangkap Manusia Di Laut Penderitaan?

Yaitu lautan hitam tempat dia berada saat ini sama sekali bukan dunia ilusi, melainkan ruang yang nyata.

Karena semua orang tahu, dunia ilusi memiliki batasan, semakin kuat kemampuan pembuat dunia ilusi, batasannya memang akan semakin sedikit, tapi dunia ilusi tetaplah dunia ilusi, tidak mungkin bisa disamakan dengan dunia nyata.

Dan semua yang dialami dan dilihatnya ini, tidak seperti sesuatu yang bisa dibuat di dalam dunia ilusi.

Setelah memikirkan ini, napas Azalea menjadi terengah-engah.

Wajahnya juga mulai terlihat putus asa.

Kalau benar begitu, maka peluangnya untuk bisa keluar dari sini akan semakin kecil.

Tapi dia tidak mengerti, kenapa ada kolam seperti ini di gunung yang sekecil ini!

Dia melihat ke atas, salju yang lebat sedang turun dari atas langit, membuat hati Azalea semakin dingin.

"Tidak, aku tidak boleh mati di sini, aku harus keluar dari sini."

Sambil menggigit bibirnya, Azalea terbang ke arah satu-satunya objek yang ada di tengah kolam ini, yaitu bunga teratai putih di depannya.

Karena kalau tidak ada satu pun objek di lingkungan seperti ini, kultivator sekuat apa pun juga bisa kehilangan arah.

"Turun salju lagi?"

Di dalam halaman, Arion yang sedang berbaring sambil membaca buku pun meletakkan bukunya, melihat salju yang sedang turun di luar.

Sebenarnya Arion sangat menyukai salju.

Dari dulu, salju selalu melambangkan kesejahteraan.

Dulu, dia juga pernah bermimpi menjadi pemeran utama di sinetron "Sword Snow Stride".

Saat itu, di kehidupan sebelumnya, dia sedang berada di rumah neneknya.

Saat itu juga sedang musim dingin dan bersalju, dia yang masih kecil itu mengambil selapis kertas plastik dari karung beras, mengguntingnya menjadi bentuk persegi panjang, memakainya di punggung.

Dia juga memotong bambu dari gunung belakang, mengikatnya dengan tali merah, lalu diikat di pinggangnya.

Di tengah salju, dia berpura-pura menjadi pendekat pedang yang gagah.

Walaupun dia sudah melintas ke sini, dia juga sering bermimpi menjadi pendekar pedang.

Tapi gairahnya itu menghilang karena sistem tidak pernah memberinya kultivasi.

Walaupun sekarang dia sudah mengaktifkan Loser Bonding, dia tetap tidak bisa menemukan gairah itu kembali.

Bagaimanapun juga kultivasinya bisa meningkat hanya dengan berbaring tanpa perlu berkultivasi sama sekali.

Jadi, untuk apa dia berusaha lagi?

Oleh karena itu, perlahan-lahan, dia juga sudah terbiasa dengan kehidupan seperti ini.

Walaupun sekarang dia bukanlah yang terkuat di dunia, tapi dengan bantuan Loser Bonding ini, suatu saat dia juga bisa menjadi yang terkuat di dunia.

Tentu saja, dia tetap perlu mencari murid pecundang yang kedua.

Karena kalau dia memiliki murid pecundang yang kedua, maka timbal balik hasil kultivasi yang didapatnya akan mencapai sepuluh ribu kali lipat, apalagi yang berkultivasi saat itu ada dua orang.

Tapi sistem ini tidak memberinya petunjuk apa-apa, jadi untuk sementara waktu, Arion tidak bisa melakukan apa-apa, membiarkan semuanya mengalir begitu saja.

Tapi, lama-kelamaan dia juga juga merasa bosan.

Jadi, dia mengambil tongkat pancing bambu buatannya sendiri di pojok ruangan, memakai topi bambu, keluar dari ruangan, berjalan ke arah kolam kecil di gunung belakang.

Kolam ini juga didapatnya dari check in.

Arion tahu, semua pemberian sistem bukanlah sesuatu yang biasa, walaupun sampai sekarang dia tidak tahu apa kegunaan kolam ini, tapi dia tahu kolam pemberian sistem ini bernama Laut Penderitaan, meski begitu, dia tetap mau memancing di kolam ini.

Selama bertahun-tahun dia hidup sendirian di gunung ini, sebelumnya dia tidak memiliki kultivasi dan tidak bisa puasa, kolam ini adalah salah satu sumber makanannya selama ini.

Tapi, ketika dia baru sampai di tepi kolam, kedua matanya langsung tercengang.

Karena dia melihat ada seorang wanita cantik bagai peri yang sedang berlarian ke sana kemari di tengah kolam.

Wajahnya terlihat putus asa, juga terlihat menderita, setelah menyemangati dirinya sendiri, dia mulai berlarian ke sana kemari lagi.

Ini membuat Arion yang berdiri di tepi kolam tertawa-tawa.

Tapi, Arion sudah terbiasa dengan hal seperti ini.

Dia sudah mendapatkan Laut Penderitaan ini sejak empat tahun yang lalu, selama ini dia selalu meletakkannya di sini, selama empat tahun ini, ada banyak makhluk yang tidak sengaja memasuki Laut Penderitaan.

Ada burung dan binatang yang biasa, juga ada binatang yang memiliki kultivasi.

Setelah mereka tidak sengaja memasuki Laut Penderitaan, ada yang mati tenggelam, juga ada yang berlarian ke sana kemari di tengah Laut Penderitaan dan tidak bisa keluar.

Sebenarnya Arion juga kebingungan sangat lama setelah melihat situasi yang aneh ini.

Dia yang tidak bisa menahan rasa penasaran di dalam hatinya pun beberapa kali mencoba untuk memasuki Laut Penderitaan ini.

Tapi, fenomena yang aneh ini tidak pernah terjadi pada dirinya.

Laut Penderitaan ini hanya sedalam dadanya, dia bisa berenang dari ujung ke ujung dalam sekejap.

Tentu saja Arion juga tahu kalau dirinya adalah pemilik Laut Penderitaan ini, jadi wajar kalau fenomena aneh ini tidak terjadi padanya.

Kali ini, orang yang masuk ke dalam Laut Penderitaan adalah seorang wanita, ini adalah pertama kalinya Arion menghadapi situasi seperti ini.

Tapi, dia tetap memiliki pengalaman dalam hal ini, dari awal dia juga sudah menyiapkan jaring di tepi kolam.

Jaring ini biasanya digunakan untuk menangkap binatang-binatang yang sudah mati untuk mengurangi pencemaran, kalau dia menemui binatang yang terlihat enak, dia juga suka menangkapnya untuk dimasak.

Beberapa binatang yang belum mati dan tidak terlihat enak, biasanya akan dilepaskan olehnya, bagaimanapun juga dia tidak suka melihat binatang-binatang berlarian di depannya ketika dia sedang memancing.

Jadi, wanita di depannya ini juga tidak berbeda, dia langsung mengulurkan jaringnya untuk menangkapnya.

Di tengah Laut Penderitaan.

Azalea benar-benar sudah merasa pasrah.

Kultivasi yang dibanggakannya selama ini sama sekali tidak berdaya di tengah Laut Penderitaan ini.

Secepat apa pun dia terbang, apa pun yang dilakukannya, dia tetap tidak bisa meninggalkan Laut Penderitaan.

Ketika dia sedang berada di ambang kepasrahan, tiba-tiba ada jaring raksasa yang muncul di atas kepalanya.

Azalea langsung tercengang.

Di laut gelap yang tidak berujung ini, kenapa bisa ada jaring yang muncul dari atas langit?!

Secara tidak sadar, dia pun berusaha menghindari jaring ini.

Tapi dia menemukan jaring ini sudah menyelimuti seluruh lautan, sehingga dia tidak bisa melawan dan berhasil tertangkap.

Satu detik kemudian.

Dia merasakan kekuatan yang besar dari jaring ini yang menariknya ke satu arah.

Tarikan ini membuatnya merasa sedang melintasi ruang dan lautan bintang, membuat kepalanya sangat pusing dan pikirannya menjadi kosong.

Tapi, ketika pikirannya sedang kosong, tiba-tiba dia mendengar suara yang lembut dari sampingnya.

"Gadis."

Azalea merinding, dia membuka kedua matanya, melihat seorang pria berbaju putih dan bertopi bambu yang tidak diketahui sejak kapan berdiri di sampingnya.

Pria ini masih muda, wajahnya terlihat lembut dan elegan, memegang tongkat pancing bambu, salju yang tebal menumpuk di bahunya, sedang menatap dirinya.

Azalea langsung merinding setelah melihat pemuda ini di situasi seperti ini, secara tidak sadar dia mundur ke belakang.

Setelah mundur dua langkah, kebetulan dia kembali ke tepi Laut Penderitaan lagi.

Dia menengok ke belakang, melihat kolam gelap selebar enam meter di belakangnya, sekarang dia baru menyadari kalau dirinya sudah keluar dari laut gelap yang tidak berujung itu.

"Tidak kusangka aku bisa keluar!!!"

Azalea merasa syok dan senang, air matanya langsung mengalir deras.

Di tengah kegirangannya, dia lagi-lagi melihat pemuda yang ada di depannya ini.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel