Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Part 2

"Aku yakin kamu pasti sedang kesakitan dan kesulitan berjalan kan sayang? Tunggu, aku akan menggendongmu."

Sebuah suara yang berasal dari dekat pintu masuk itu membuat Salma menoleh.

Dia lagi, dia lagi, kapan aku akan bebas dari dirinya batin Salma.

Salma kaget ketika badannya sudah diangkat oleh Tom dan dibawanya menuju kamar mandi untuk melakukan aktivitas paginya.

"Terima kasih," kata Salma singkat dan Tom masih setia berdiri di sana tanpa ada niatan untuk meninggalkan kamar mandi.

"Pergi Om, ngapain masih di sini?"

"Nungguin kamu."

Salma hanya berdecak, dan melipat kedua tangannya di depan dada.

"Om, keluar sekarang," kata Salma tenang dan datar tapi tidak dengan sorotan matanya yang mengancam. Kemudian Tom berlalu meninggalkannya sendiri.

Setelah hampir satu jam bersemedi di dalam kamar mandi Salma keluar dengan penampilan yang jauh lebih baik, ia mengenakan baju berwarna putih, rambut di cepol ke atas dan make up tipis menghiasi wajahnya. Tom yang melihat Salma semakin tidak ingin melepaskan perempuan ini.

Salma melihat Tom yang memandangnya seperti ingin memakannya lagi langsung bergidik ngeri dan buru buru menuju pintu keluar.

"Salma, kamu mau kemana?"

"Bunuh diri."

Tom yang mendengar jawaban Salma langsung tersentak dan buru buru mengikuti Salma turun ke bawah.

"Sal, jangan aneh-aneh kamu."

"Om Tom ngapain peduli, keluarga Papi aku aja nggak peduli ponakannya diculik. Dan harusnya Om Tom seneng dong kalo aku mati, semua aset Papi jadi milik Om Tom."

"Salma!" Untuk pertama kalinya Tom membentaknya dan Salma tersentak kaget karenanya.

Salma hanya diam memandang Tom tanpa berkedip dan Tom merasa ingin mementung dirinya sendiri karena telah membentak Salma yang Tom tau sejak kecil tidak pernah mendapatkan perlakuan kasar dari orang orang disekitarnya.

"Salma dengarkan Om baik baik untuk yang kesekian kali akan Om ulangi, Papi kamu hanya menuliskan di surat wasiatnya bahwa selama kamu belum menikah dan memiliki anak, maka seluruh aset Papi kamu akan ada di bawah kuasa Om, bukan menjadi milik Om."

"Ya sudah Om, ambil saja kenapa? toh aku enggak butuh aset Papi kok. Aku sudah punya penghasilan sendiri. Lagian aku enggak ada keinginan untuk menikah. Jadi jelas semua aset Papi akan jadi milik Om Tom."

"Kalo kamu tidak mau menikah, kenapa kamu mengacaukan pernikahan Om dengan Adis?"

"Aku hanya menyelamatkan masa depan seorang gadis dari tangan bajingan seperti Om Tom."

Tom terkekeh mendengar jawaban Salma.

"Salma, kamu tau sendiri, perjodohan Om dengan Adis adalah paksaan dari keluarga Papimu, agar aset Papimu bisa mereka miliki karena mereka tidak bisa mengusikmu apalagi memaksamu."

"Dengan mengorbankan sepupu perempuanku satu satunya, yang ingin mengabdikan dirinya menjadi dokter di daerah pelosok negeri, maka aku merasa tidak bersalah mengacaukan acara pernikahan itu."

"harusnya kamu berterimakasih karena Om membawa kamu ke sini, dimana kuasa keluarga kamu tidak ada taringnya, jika Om meninggalkan kamu malam itu di sana, Om yakin kamu akan di bunuh oleh keluarga Papimu, karena mengacaukan segala rencana mereka."

Karena merasa kalah dalam perdebatan ini, dan memang benar bila ia tidak di bawa oleh Tom mungkin saat ini tubuhnya sudah berbaring di dalam tanah, Salma meninggalkan Tom begitu saja di belakang.

***

Malam hari Tom mengajak Salma untuk makan malam dengan rekan bisnisnya. Sebenarnya Salma malas untuk ikut, karena masih merasa tidak nyaman saat berjalan.

"Okay, aku mau ikut, tapi aku enggak mau semeja sama Om, aku mau duduk sendiri."

"Kenapa harus begitu?"

"Ya iya lah harus gitu, aku kan enggak mau dikira jalan sama sugar Daddy."

"Mana ada sugar baby umurnya hampir kepala tiga," Kata Tom sambil tertawa.

"Kadang kamu suka lucu deh Sal"

Pukul 6 sore, Salma sudah siap ikut dengan Tom, melihat penampilan Salma, Tom hanya bisa menghela nafas. Salma tampil cantik dengan mini dress, rambut di cepol keatas dan make up yang tidak berlebihan. Berjalan bersama Salma yang notabennya 15 tahun lebih muda darinya membuat nya merasa seperti menjadi muda kembali. Apalagi mengingat aktivitas mereka semalam, membuat Tom ingin mengulanginya lagi malam ini.

Sesuai permintaan Salma, malam ini mereka tidak masuk bersama ke restoran, bahkan tidak duduk semeja. Salma makan dengan nyaman sendiri sambil mengamati aktivitas di sekitarnya. Dan aktivitas Tom bersama rekan bisnisnya malam ini tidak luput dari perhatian Salma, awal hanya mereka berdua sejam kemudian dua orang wanita datang dan duduk bergabung dengan mereka. Yang membuat Salma curiga adalah tingah ke dua wanita tersebut yang seperti menggoda. Salma memutuskan pergi dari mejanya.

"Memang dasar sekali player tetep player kambing di bedakin tetep aja demen. Nyesel gue ngasih hal berharga gue sama manusia model begitu," Omel Salma di taman samping restoran yang sebenarnya hanya bisa di dengar oleh pohon dan rumput yang bergoyang.

Pucuk di cinta ulam pun tiba. Sebuah ide brilian muncul di kepala Salma.

***

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel