Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

9. Hurting You (II)

Plak!!!

Nafas Kim memburu, dengan reflek ia menampar wajah Lestat dengan keras saat pria itu berani mengecup bibirnya. Kepala Lestat sontak terlempar kesamping, ia menyeringai. Jemari gadis itu sangatlah lembut, bagaimana jika ia bermain terlebih dahulu dengan jemari mungil tersebut, batin Lestat.

Kim yang masih merasa was-was, antara takut dan kesal karena ciuman tadi masih mematung dihadapan Lestat. Takut jikalau pria itu akan membalasnya lebih sakit atau lebih gila lagi. Kim menggigit bibir bawahnya, Lestat kemudian menatapnya dengan seringaian diwajah tampan itu.

"Arghh...." Kim menggeram perih, ketika jemari pria itu mencengkram kuat lehernya seraya mendorong tubuhnya hingga membentur lemari.

Gadis itu memejamkan kedua matanya menahan sakit dipunggungnya, belum lagi cengkraman tangan Lestat dilehernya membuatnya kesulitan bernafas.

"Lepaskan!" Ujar Kim memukul tangan Lestat yang tertutupi sweater hitam andalannya.

"Apa masalahmu?" Perkataan jadi tidak jelas akibat tekanan ditenggorokannya, namun Lestat masih dapat mendengar dengan jelas.

Lestat menjambak rambut Kim guna mendekatkan kedua wajah mereka.

"Masalahku... ada padamu..." desis Lestat, ia hampir saja mencium bibir Kimberly lagi dengan jarak sedekat ini. Tapi Lestat mengurungkan niatnya, ia bukan penjahat kelamin. Ia bukan pemerkosa, suatu alasan mengapa ia menjadikan Kimberly sebagai tahanan dan tidak membunuhnya adalah karena ia ingin membalaskan dendam.

Tapi, jika suatu saat dendamnya telah terbalaskan, ia pasti akan membunuh gadis ini.

"Dasar jalang!" Umpat Lestat seraya menghempas kasar kepala gadis itu.

Kim hampir saja menangis, ia tidak pernah bertemu dengan lelaki yang begitu kasar kepadanya. Kim bahkan tidak pernah melakukan diluar batas kewajaran dalam berhubungan, hatinya begitu terluka mendapat perlakuan seperti ini.

"Apa kau akan membunuhku juga?" Rintih Kim, air mata akhirnya merembes dipipi mulus itu. Lestat memandangnya dengan perasaan aneh, sesuatu yang tidak biasa.

"Mengapa kau bertanya, sudah pasti aku akan membunuhmu" jawabnya enteng.

"Mengapa?"

"Apakah harus kuberikan alasannya"? Kim mengangguk, ia harus mengetahui alasan keberadaan dirinya disini. Apakah semata-mata menjadi korban selanjutnya atau ada alasan lain?

"Karena kekasihmu. Gadisku pergi dariku..." jelas Lestat.

"Maksudmu..."

"Frank, pria yang merebut kekasihku dariku"

"Tidak mungkin" sela Kim.

Lestat mendengus kesal, tentu saja gadis polos seperti Kim tidak akan mengetahuinya. Frank yang player itu harus merasakan apa yang ia rasakan dahulu, namun dengan cara yang paling kejam yang tak pernah terlintaskan oleh pikirannya.

"Aku ingin pulang" air mata Kim mengalir diwajah mulusnya.

"Tidak, habiskan makananmu!" Titah Lestat.

Seakan tidak percaya dengan penuturan Lestat barusan, Kim rasanya ingin kabur dan bertemu langsung dengan Frank. Kim melirik kearah pintu, terbuka lebar dan ini adalah sebuah kesempatan besar.

Dengan sekali gerakan Kimberly berlari menuju pintu, Lestat mendengus seraya menaikan kedua bola matanya. Gadis itu berlari keluar dari ruangannya, dengan tergesa-gesa Kim menelusuri sebuah lorong. Ia terengah-engah, melirik kesana kemari hanya ada lorong disepanjang jalannya. Lorong dengan penerangan minim.

"Dimana? Dimana jalan keluarnya?" Ujar Kim panik, ia menoleh kebelakang, terlihat siluet postur tubuh tinggi yang menuju kearahnya. Kim buru-buru mencari jalan keluar.

Hingga ia terhenti diujung lorong yang buntu, "no..no...no... pasti ada jalan keluar disini" Kim meraba dinding, mencari sesuatu yang mungkin saja adalah jalan keluarnya.

Namun tubuhnya membeku ketika dengan langkah pasti Lestat mendekap tubuhnya.

"Tidak, lepaskan aku! Aku mau pulang" rintih Kim disela tangisnya seraya meronta.

"Well, kita bahkan belum memulai permainan dan kau ingin pulang" ujar Lestat dengan seringai jahatnya.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel