10. Breaking her Heart
Kim terus memukul punggung Lestat ketika pria itu membopong tubuhnya layaknya karung beras dibahunya, Kim merasa mual dan pusing berada diposisi seperti ini. Ia terus meronta sementara pria disampingnya tak menghiraukan seruan dan jeritannya dan membawanya kembali keruangan menyebalkan itu.
Lestat membanting tubuh Kim diatas ranjang, meskipun terbuat dari busa yang empuk nyatanya hal itu dapat membuat punggung Kim terasa linu. Kim menatap Lestat dengan pandangan benci, wajahnya muram dan ia ingin sekali menampar dan meninju wajah tampan itu.
Jemari mungil itu melayang diudara, Kim telah mengambil celah ketika pria itu lengah dan mendaratkan tinjuan dan pukulan keras diwajah Lestat.
Grab!
Kedua mata Kim melotot, Lestat menangkap jemarinya dengan cepat sebelum sempat Kim menyentuh wajahnya. Dari balik kedua tangan mereka, wajah Lestat menampakan aura jahatnya. Kim meringis melihatnya, ia menarik tangannya kembali namun ditahan dengan kuat oleh pria itu.
Apa sekarang ia benar-benar akan menyakitiku? Ciut Kim dalam hati.
Lestat meremas kuat tangan dan jemari mungil Kim, membuat gadis itu menjerit histeris. Kim meringis menahan sakit merasakan tulang jemarinya hampir remuk.
"Stop it, please" Kim memohon, namum sepertinya Lestat menyukai ketika gadis itu memohon kepadanya. Lestat menyunggingkan senyum, mengukir lengkungan tipis dibibirnya.
"Lestat... ku mohon..."
"Beg for it! " titah Lestat, wajah Kim memerah. Menahan sakit dijemarinya yang mungkin sebentar lagi akan remuk dan pria itu seakan tidak perduli.
"Please Lestat...." air mata akhirnya keluar dari netra indah itu, tubuhnya seakan lemah tak berdaya dan Kim sudah tak sanggup lagi menarik tangannya.
Cengkraman pria itu begitu kuat, Kim hampir tidak percaya jika yang ia hadapi saat ini adalah manusia biasa.
Lestat akhirnya melepaskan jemari Kim, Kim bahkan tidak dapat merasakan jemarinya lagi dan menggerakannya dengan baik. Kim merintih perih, belum reda sakit ditangannya kini rambutnya telah dijambak oleh pria itu.
Aaarrggghhhh....
Kim menggeram, wajahnya terangakat keatas dan menatap langsung wajah sinis yang mengerikan itu.
Lestat menyipitkan mata, "don't fight me little girl" desis Lestat.
Kim masih menangis meski ia menahannya mati-matian nyatanya air mata itu tidak dapat berhenti mengalir dari kedua matanya.
"Kau mendengarku? Huh?" Ujar Lestat seraya menampar wajah Kim beberapa kali, gadis itu merasakan perih diwajahnya dan sudut bibirnya yang masih membiru.
Entah gemas atau karena terlalu gila, Lestat menampar pipi mulus itu beberapa kali. Kimberly berteriak histeris tanpa dapat bergerak banyak karena cengkraman dirambutnya, teriakan pilu yang menggema diruangan besar itu. Kim menangis sesegukan, nafasnya naik turun sementara wajahnya kini sungguh memrihatinkan.
Peluh dan air mata membasahi seluruh wajahnya, beberapa helai rambut menutupi wajahnya serta bekas kemerahan diwajah Kim membuat Lestat menyeringai senang. Hingga ia melepaskan cengkramannya dirambut Kim dan menghempaskan gadis itu, tubuh Kim bergetar karena tangisnya, terbaring diatas ranjang berusaha menyembunyikan wajahnya.
Kini Kim mengerti, posisinya berada didalam bangunan ini hanya semata-mata menjadi objek kekerasan pria itu, guna membalaskan dendamnya terhadap Frank agar pria itu mengerti bagaimana rasanya kehilangan seseorang yang dicintai.
Kim meremas sprei yang ada dibawahnya, sekarang Kim hanya bisa berharap, semoga Frank dapat menemukan dirinya dan mengakhiri segala penderitaannya, meskipun ia ragu dapat keluar dari cengkraman seorang psikopat yang terobsesi untuk membalaskan dendam melalui dirinya.