4. Taken
Dibagian pegunungan Louisiana,
Terdapat sebuah rumah kayu yang sangat besar dengan dua lantai. Hanya ada satu bangunan yang ada disana, tak ada seorangpun yang ingin tinggal menyendiri dipegunungan yang dipenuhi dengan pepohonan dan jalan berkelok. Belum lagi dikelilingi oleh peternakan dan lumbung padi.
Rumah tua yang bergaya klasik itu terbilang sepi, sangat sepi bahkan terlihat seperti tidak ada yang menghuninya. Lantai yang berdecit dan warna cat cokelat tua yang terlihat memudar.
Pelataran yang dikelilingi padang ilalang dan hanya memiliki jalan setapak khusus untuk hanya satu mobil, sementara lumbung padi dan peternakan berada jauh dari rumah tersebut. Terdapat pula mobil van tua milik sang penghuni rumah, Lestat...
Terdapat dua orang yang melakukan aktivitas didalam rumah tersebut, satu dengan kacamata yang bertengger dihidungnya tengah sibuk dengan peralatan dokternya dan sarung tangan bermandikan darah. Sepertinya ia sangat sibuk sampai-sampai tak sadar jika ia memiliki tugas yang diberikan oleh tuannya.
"dia sudah sadar?" Travis menggeleng terkejut setelah konsentrasinya terganggu dengan suara besar dibelakangnya, pria berkacamata itu dulunya adalah seorang dokter kejiwaan atau pskiater. Namun ilmu yang didalami olehnya sepertinya berhasil membuat dirinya menjadi seperti pasiennya, hingga pada saat ia bertemu dengan Lestat untuk pertama kalinya, Travis terus mengikuti Lestat kemanapun dengan segala tindak kejinya.
Selama 4 tahun terakhir, ia berada disamping Lestat membantu segala kegilaan pria itu. Menyediakan segala macam racikan obat guna melancarkan aksinya, tentu dengan imbalan yang setimpal.
Awal yang mengerikan ketika bertemu dengan Lestat yang membunuh pasiennya, saat itu Travis ingin melaporkan Lestat kepolisi. Namun setelah melihat Lestat, Travis mulai menyukai perbuatan keji pria itu dengan menyayat pipi korban. Kegilaan yang awalnya hanya menjadi fantasi Travis akhirnya menjadi kenyataan setelah ia menyerahkan dirinya kepada pria psikopat yang tampan itu.
Menjadi buronan yang namanya tercantum dicatatan kepolisian, Travis bersembunyi selama beberapa tahun terakhir dirumah Lestat. Menjalankan setiap operasi ilegal milik pria itu dan menyalurkan impiannya selama ini, yaitu menjadi dokter ahli bedah.
Yang sayangnya tak pernah Travis dapatkan gelar tersebut, sehingga ia begitu menggilai bereksperimen pada tubuh manusia, terutama kepada manusia yang masih dalam keadaan hidup.
Lestat kembali keruang keluarga, seharian ini ia hanya mondar-mandir keruangan Travis guna menanyakan keadaan gadis itu. Lestat berdecih, gadis itu bahkan hanya sebagian dari gadis lainnya yang menggilai pria tampan dengan dompet tebal mereka. Entah mengapa ia masih memikirkan gadis itu meski ia sendiri begitu membencinya.
Lestat, pria yang selama ini menebarkan teror dikota itu dan menjadi pembunuh bayaran adalah salah satu pasien Travis dulu, pria bertubuh tinggi besar dan wajah angkuh. Surai hitam legam serta alis tebal yang dimilikinya hanya memberikan kesan ngeri bagi yang melihatnya.
Lestat duduk disofa, merutuki kebodohannya sendiri. Apakah gadis itu masih hidup? Tertidur semalaman hingga siang hari begini tentu membuat Lestat sedikit khawatir.
Khawatir jika ia melewatkan menyiksa setiap jengkal kulit mulus gadis itu yang terasa kenyal, Lestat menghirup udara dan membuangnya. Membayangkan kulit kenyal itu berada digenggamannya dan menggores sedikit demi sedikit dibagian tersebut, wajah cantiknya tak akan terlihat lagi karena percikan darah dan air mata yang akan ia buat.
Mungkin saja semua itu mampu membayar luka hatinya selama beberapa tahun ini, karena setiap nafas gadis itu menjadi goresan luka dihatinya. Dan Lestat bersumpah akan mengambil semua milik dari gadis itu hingga ketulangnya.
Mengapa ia memberikan terlalu banyak obat bius disapu tangan itu? Jika tidak, gadis itu pasti sudah sadar dan menerima segala siksaan yang telah dipersiapkannya.
Lestat menyeringai, terlalu banyak kenangan buruk yang didasari oleh gadis itu. Dan ia sudah tidak sabar untuk bermain-main setelah itu membuang mayat gadis itu setelah ia puas.
Lestat telah menyiapkan semua peralatannya dari jauh-jauh hari menunggu korban yang sangat spesial seperti ini, ia dapat membayangkan bagaimana gadis itu akan menjerit meneriakan namanya sementara ia terus menyiksa setiap jengkal tubuhnya.
Sepertinya Lestat memiliki fantasi tersendiri untuk menyiksa gadis itu, Lestat tersenyum miring.
Senyum yang dirasa tampan bagi semua orang, tapi tidak bagi mereka yang memiliki kewaspadaan tinggi terhadap orang seperti itu.
...
Kimberly...
Matanya mengerjap menyesuaikan cahaya yang masuk kedalam netranya, rasa pusing dikepala masih sangat terasa. Hingga gadis itu memutuskan untuk beranjak bangun, tersadar kakinya tak dapat melangkah. Kim melirik pergelangan kaki yang ternyata terikat dengan sebuah borgol besi.
Memorinya teringat akan kejadian sebelum ia tak sadarkan diri, seseorang membius dirinya ketika sedang tidur. Kim berpikir ini adalah tindakan penculikan, atau lebih buruk lagi. Pembunuh yang berkeliaran, menculik dan membunuh korbannya yang tak lain adalah seorang gadis, menyadari dirinya dalam bahaya Kim melebarkan pandangannya.
Ruangan itu terlihat seperti sebuah kamar tidur pada umumnya, Kim sempat berpikir sang penculik akan menaruhnya ditempat kotor, lembab dan penuh dengan benda tajam serta rantai, ia bergidik ngeri.
Sementara dari balik pintu, seorang pria mengintip kegelisahan Kim. Memperhatikan gadis yang hanya mengenakan gaun tidur tipis itu mencoba membuka borgol yang terbilang sangat tebal itu.
Pria itu menyeringai, gadis bodoh!
Travis meninggalkan pos jaganya, mencari Lestat guna melapor bahwa gadis itu telah sadar dari pingsannya selama beberapa jam.
Selama beberapa jam pula Lestat menunggu bangunnya putri tidur itu, dan membuatnya sedikir gelisah. Entah karena apa...
Lestat menutup mata, kepalanya berbaring dilengan sofa sementara tubuhnya terbaring lurus disofa. Mengingat kejadian dimana ia sangat mencintai seorang gadis, yang ternyata telah menghianati cintanya dan membuat dirinya menjadi seperti ini.
Lestat adalah pribadi yang baik, bekerja sebagai buruh bangunan dan berencana menikahi kekasihnya. Sayangnya kekasih hati yang selalu ia banggakan menghianatinya dengan pria lain yang lebih mapan darinya. Sesimpel itu, tapi siapa sangka hal tersebut dapat membangunkan iblis dari hati seseorang. Tak terima Lestat menumpahkan seluruh amarahnya kepada setiap gadis dikota itu, ia membenci setiap gadis yang ada disana tanpa terkecuali.
Hingga salah satu pengusaha yang mengetahui perbuatannya menawarkan pekerjaan untuknya, tentu saja Lestat tidak menolaknya selagi ia masih bisa menyalurkan hobinya. Menyakiti setiap manusia hingga mereka berteriak ngeri dan memohon.
Dan bisnis perdagangan jauh lebih menjanjikan dari pada harus bekerja dibawah terik panas matahari lagi, karena jauh didalam peternakan miliknya Lestat memiliki segudang daging mentah yang siap diperjual belikan kepasar. Semua orang pasti tidak akan bisa membedakannya.
"gadismu itu sudah sadar" ucap Travis, manik hijau Lestat terbuka. Bibirnya membentuk lengkungan tipis disertai dengan seringaian. Well, permainan baru saja dimulai sayang...