5. Lestat (I)
Kim berusaha melepaskan borgol yang terbuat dari rantai yang membelenggu pergelangan kakinya, namun sepertinya usahanya percuma karena benda besi itu hanya bisa menyakiti kakinya.
Kim terkejut, mendengar suara pintu terbuka. Tubuhnya bergetar hebat, peluh membanjiri sekitar pelipis dan lehernya, Kim terdiam duduk diranjang tanpa dapat meninggalkan ranjang tersebut.
Pintu terbuka, menampilkan seorang pria dengan wajah tampan dengan kulit putih pucatnya.
Travis...
Pria berkacamata itu menyeringai layaknya orang yang mengalami gangguan jiwa kearah Kim.
Kim buru-buru mencoba menarik pergelangan kakinya dari rantai tersebut ketika Travis menuju kearahnya.
"Kau sudah sadar?" Tanya Travis seraya menaruh nampan berisi makanan dan minuman diatas nakas samping ranjang Kim.
Kim mengernyit menoleh kearah Travis yang sudah ada disampingnya, terdiam berpikir sejenak.
Mengapa sang penculik membawakannya makanan, bukan menyiksa tawanannya? Batin Kimberly.
"Apa?" Tanya Travis heran.
Gadis itu hanya diam menatapnya, Travis kemudian duduk disamping gadis itu. Kim sempat bergerak menjauh guna menghindari segaa kontak dari pria itu yang dapat membahayakan dirinya.
"Jangan takut, aku hanya memberimu makan" ucap Travis mengambil piring makanan dan sendok.
"Sini, biar aku suapi" ujar Travis, Kim melotot kearah Travis tak percaya. Ia melirik kearah sendok yang berisi makanan, mungkin saja penculik ini ingin meracuni dirinya, pikir Kim.
Travis menghela nafas kasar, ia menaruh kembali piring tadi dan berbicara dengan Kim sedekat mungkin. Membuat tubuh Kim sontak mundur sedikit.
"Dengar ya, jika aku berniat meracuni dirimu sudah aku lakukan sejak kedatanganmu kemari" jelas Travis seperti mengetahui isi kepala Kim.
Kim tetap bungkam, tak berniat mengeluarkan sepatah katapun.
Travis menggeram jengkel, gadis didepannya ini bisu atau apa?
Omel Travis dalam hati.
Oh, Lestat pasti salah memilih gadis kali ini.. batin Travis.
"Aku tidak peduli kau mau bicara atau tidak, yang jelas kau harus menghabiskan makananmu sebelum aku yang dihabisi olehnya" kata Travis.
Kim mengernyit heran, Travis kemudian berusaha menyuapi Kim namun ditepis oleh gadis itu sehingga makanan tadi berserakan diatas lantai.
Travis si dokter muda itu bukanlah pribadi yang ramah, sifatnya yang tidak sabaran dan tempramental juga dapat dikategorikan sebagai psikopat.
"Aku bilang makan!"
"Tidakkk!!!" Bentak Kim kasar sambil mendorong kuat tubuh Travis agar menjauh darinya.
Plak!!!
Aaaarghhhh!!!
Kim menjerit pilu, Travis menampar wajahnya membuat tubuhnya ikut terlempar kesamping. Wajah Travis memerah padam, kekesalannya jauh lebih terlihat dibandingkan Lestat. Hanya saja, Lestat adalah pria yang bertindak dalam ketenangan, namun dapat mengoyak mangsanya lebih mengerikan lagi.
Kim menangis sesegukan, setelah Travis mendaratkan pukulan yang membuat biru pipi mulusnya. Lelaki itu, berusaha membuat Kim agar tetap hidup dengan memberinya makan. Namun keangkuhan Kim yang merasa kuat melawan sang penculik membuat Travis reflek melayangkan jemarinya diwajah Kim.
Travis mencengkram leher Kim, membuat gadis itu tersedak dan terbelak menatap Travis dengan wajah memerah dan penuh air mata.
"Lestat akan memberimu pelajaran jika kau tidak menurut" cecar Travis.
"si-siapa? Lestat?" tanya Kim, nafasnya tercekat ketika jemari Travis terus meremas tenggorokannya.
"pria yang menculikmu, dasar bodoh!" Travis menghempas wajah Kim melepaskan cengkramannya dileher gadis itu, Kim meraup udara sebanyak mungkin sembari memegangi lehernya.
"kau sendiri yang minta, jalang!"
"welcome to the hell!" ucap Travis sebelum lelaki itu pergi sambil tertawa sumbang.
Kim meringis ngeri, berpikir semua penghuni rumah ini mungkin adalah orang yang mengalami gangguan kejiwaan.