Chapter 14
"Ck, kau memang menyebalkan Ann, aku kemari ingin memberitahumu tentang rencana nanti malam,"
"Rencana nanti malam? Rencana apa?"
"Malam ini Kevin dan Thomas akan kembali ke sekolah," ujar Billy yang membuat Anny terkejut.
"Mereka berdua akan menyelidiki sesuatu," sambung Billy.
"Sesuatu apa? Saat ini sekolah sedang dijaga dengan ketat oleh polisi, akan bahaya jika mereka kesana dan ketahuan,"
"Aku sudah memberitahu mereka tapi tetap saja mereka akan pergi,"
"Lalu... bagaimana denganmu? Kau akan ikut dengan mereka?"
"Tidak, aku masih mempunyai akal sehat, jadi aku tidak mau bergabung dengan mereka,"
"Itu bukan alasan karena kau takut bukan?" Ejek Anny yang membuat Billy melempar bantal padanya.
"Bukan begitu, aku mendapat perintah dari Kevin untuk menjagamu,"
"Menjagaku? Menjagaku dari apa?"
"Bukankah malam ini kau akan mengunjungi Angel di Rumah Sakit?"
"Itu benar, lalu?"
"Kevin berasumsi bahwa pelaku yang membuat Angel dan teman-temannya terluka akan kembali dan menghabisi mereka,"
"Kenapa begitu?"
"Tentu saja agar si pelaku tidak diketahui identitasnya, mungkin dia akan berpikir jika Angel sadar, ia bisa langsung memberitahu semua orang siapa yang sudah membuatnya terluka, dan dengan begitu polisi akan langsung menangkapnya,"
"Benar juga," ucap Anny seraya mengusap dagunya seperti tengah berpikir.
Billy beranjak dari duduknya dan berjalan menuju dapur kemudian membuka lemari es, ia benar-benar haus ditambah cuaca yang hari itu terasa sangat panas membuatnya seperti berada di tengah padang pasir. Billy mengambil minuman kemasan yang bergambar lemon, kemudian menutup kembali lemari es, dan berjalan meninggalkan dapur untuk kembali ke ruang tamu.
"Kau sedang memikirkan sesuatu?" Tanya Billy yang kini sudah duduk kembali.
"Ya... aku memikirkan banyak hal," jawab Anny yang membuat Billy mengerutkan keningnya.
"Soal apa? Kevin?" Tanya Billy yang membuat Anny langsung melemparkan bantal tepat di muka Billy.
"Bukan itu bodoh!"
"Lalu apa?!"
"Aku berpikir jika yang menyerang Angel dan teman-temannya adalah orang yang mempunyai akses keluar masuk sekolah," ucap Anny yang membuat Billy terkejut.
"Apa maksudmu?"
"Coba kau pikir baik-baik Bill, bagaimana bisa ada orang yang masuk ke sekolah pada malam hari? Sedangkan orang itu tidak mempunyai akses untuk ke sana, kecuali orang itu memang sudah terbiasa untuk keluar masuk sekolah,"
"Apa kau lupa jika tadi malam kita melompat masuk melalui dinding belakang sekolah? Bukankah itu artinya sama saja dengan kita juga tidak mempunyai akses?"
"Kita hampir setiap hari masuk dan keluar gedung sekolah, kita tahu semua sudut sekolah, apa kau tidak berpikir bagaimana orang itu bisa menemukan Angel di gudang? Dan bagaimana dia bisa tahu jika ada orang disekolah pada malam hari, kecuali..."
"Kecuali memang dia mengetahui tentang rencana Angel?" Sambung Billy.
"Itu maksudku," ucap Anny seraya menjentikkan jarinya.
"Bagaimana jika orang yang menyerang Angel adalah pencuri?" Tanya Billy.
"Apa kau mendengar kabar jika pihak sekolah kehilangan sesuatu?" Tanya Anny yang membuat Billy terdiam.
"Apa menurutmu... adalah orang yang sama yang masuk ke perpustakaan tadi malam?" Tanya Billy.
"Aku tidak tahu Bill,"
Saat Billy akan kembali mengatakan sesuatu, tiba-tiba saja dari arah luar terdengar suara deru mobil, yang membuat Anny dan Billy saling memandang satu sama lain, seolah tengah bertanya siapa diluar sana. Tidak lama kemudian terdengar suara ketukan pintu, dengan segera Anny berdiri dari posisi duduknya kemudian berjalan menuju pintu, sedangkan Billy, ia diam seraya memperhatikan siapa yang datang.
Anny memutar knop pintu dan terkejut saat mendapati Kevin sedang berdiri dihadapannya.
"Hai," sapa Kevin yang masih menggunakkan seragam sekolahnya.
"Hai, masuk?" Tanya Anny seraya membukakan pintu rumahnya lebih lebar, Kevin pun mengangguk dan berjalan masuk kedalam rumah Anny, namun langkahnya terhenti saat ia melihat Billy disana tengah menikmati minumannya.
"Apa yang kau lakukan disini?" Tanya Kevin yang membuat Billy mengangkat sebelah alisnya.
"Kau yang menyuruhku kemari dan sekarang kau bertanya apa yang aku lakukan disini?!" Ucap Billy yang dijawab dengusan oleh Kevin.
Kevin berjalan menuju sofa dan langsung mendudukan dirinya disana, tidak lama kemudian Anny datang dan ikut duduk disamping Kevin.
"Kau tidak istirahat? Ibumu bilang kau baru saja membantunya tadi," tanya Kevin.
"Kau menemui Ibuku?"
"Jawab pertanyaanku Ann, jangan balik bertanya," ucap Kevin yang membuat Anny mendengus.
"Ya... aku baru saja memejamkan mataku satu detik sampai akhirnya mahluk itu datang berkunjung," ucap Anny yang membuat Billy melotot ke arah Anny.
"Hei aku kemari atas perintah kekasihmu Ann!"
"Diam kau!" Ucap Anny.
"Lihat Vin, kekasihmu itu benar-benar menyeramkan,"
"Diam Bill, aku lelah biarkan aku istirahat sebentar," ucap Kevin yang kini tengah memejamkan matanya.
"Kenapa kau masih memakai seragam sekolah? Apa kau baru pulang?" Tanya Anny.
"Mr. Andrew memintaku untuk membantu membersihkan perpustakaan,"
"Membersihkan perpustakaan?"
"Ya, disana terdapat banyak sekali noda darah," ucap Kevin seraya menolehkan kepalanya pada Anny.
"Darah? Darah apa?"
"Aku tidak tahu, mungkin darah karena kejadian semalam," jawab Kevin.
"Tapi... bukankah kejadian berdarah itu hanya terjadi di gudang saja?" Tanya Billy.
"Tidak, polisi menemukan ada bercak darah di perpustakaan juga di toilet,"
"Itu berarti kejadiannya tidak hanya di gudang?" Tanya Anny.
"Sepertinya begitu, dan kemungkinan besar suara langkah kaki yang aku dengar adalah pelaku tadi malam,"
"Tapi bagaimana bisa dia masuk ke perpustakaan jika dia tidak mempunyai kunci?" Tanya Billy bingung.
"Apa mungkin dia mendobrak pintunya?" Ucap Anny.
"Aku rasa tidak, karena tidak ada kerusakan apapun pada pintu perpustakaan," ucap Kevin.
"Berarti dia mempunyai kunci itu?" Tanya Billy.
"Atau bisa jadi dia mempunyai kunci cadangan?"
"Mungkin saja, terlalu banyak kemungkinan disini," jawab Kevin.
"Oh... bagaimana dengan Thomas? Bukankah dia juga mempunyai kunci perpustakaan?" Tanya Anny.
"Benar juga, dari mana dia mendapatkan kunci itu?" Tanya Billy.
"Dia menduplikat kunci perpustakaan," jawab Kevin yang membuat Billy melongo.
"Yang benar saja," jawab Billy.
"Ngomong-ngomong dimana Thomas? Dia tidak bersamamu?" Tanya Anny.
"Dia masih di sekolah, dia ditahan oleh Mrs. Merry untuk membantunya membenahi perpustakaan," jawab Kevin.
"Lalu kenapa kau bisa ada disini? Bukan kah kau juga ditugaskan di perpustakaan?" Tanya Billy.
"Aku melarikan diri, aku malas jika harus berurusan dengan Mrs. Merry," jawab Kevin yang membuat Billy dan Anny tertawa.
"Oh iya, tentang rencana nanti malam bagaimana?" Tanya Anny.
"Aku belum tahu, kita tunggu perintah Thomas saja," ucap Kevin yang dijawab anggukkan oleh Anny.
"Hei aku berpikir jika... ini asumsiku saja, tapi... menurutku ini agak gila," ucap Billy yang membuat Anny dan Kevin bingung.
"Apa?" Tanya Anny penasaran.
"Ini hanya asumsi gila ku saja, jadi terserah kalian akan beranggapan seperti apa,"
"Iya katakan saja ada apa?!" Ucap Kevin kesal.
"Aku berpikir jika pelaku yang menyerang Angel tadi malam adalah orang yang membunuh Emelly," ucap Billy yang membuat Anny dan Kevin terkejut.
"Bagaimana bisa kau berpikir seperti itu Bill?" Tanya Anny.
"Ya... aku hanya berpikir jika ada yang mengetahui tentang rencana Angel untuk melakukan ritual pemanggilan arwah Emelly, bukankah tujuan utama mereka memanggil arwah Emelly adalah untuk mengetahui bagaimana ia bisa meninggal? Mungkin si pelaku mendengar hal itu dan merencanakan penyerangan agar identitasnya tidak diketahui semua orang, dan terbukti, orang-orang yang ikut dalam ritual tadi malam kondisinya saat ini mengkhawatirkan, tidak ada satu pun dari mereka yang sadarkan diri," ucap Billy yang membuat Anny dan Kevin terdiam.