Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 3 Pria Mencurigakan

Seperti biasanya Suri mengikuti Luna pergi bekerja di salah satu rumah bordil ternama di kota. Luna dan Suri lebih banyak menghabiskan waktu di dapur, biasanya mereka akan membantu mencuci piring dan membersihkan ruangan.

Hari ini Luna sering terbatuk batuk, karena hal itu Luna tidak diijinkan membantu lagi

"ibu.. ibu pulanglah duluan, sebentar lagi setelah cucian ini selesai, Suri akan pulang" ucap Suri perlahan masih sambil mengelus punggung ibunya.

"iya, pulanglah, kalau kamu masih disini, nanti saya yang kena tegur, sisa piring hanya sedikit biarkan Suri menyelesaikannya" ucap mandor dapur tersebut.

"tapi.. uhuk uhuk.." belum sempat menyelesaikan kalimatnya, Luna kembali terbatuk batuk, dan wajah sang mandor sudah sangat tidak senang.

"bu.. ibu pulanglah dan istirahat, Suri akan segera selesai" ucap Suri sambil menggandeng lengan ibunya dan mengarahkan keluar dapur, Suri tidak ini sang mandor memarahi ibunya lagi.

"baiklah .. baiklah, kalau begitu ibu pulang dulu, nanti setelah selesai Suri segera pulang ya.." ucap Luna perlahan.

Suri mengangguk, setelah melihat ibunya meninggalkan dapur, Suri kembali mengenakan sarung tangan karet dan kembali mencuci piring.

Tiba tiba Suri melihat seorang wanita cantik berlari ke arah sang mandor dan berkata "tamu vip di.lantai 3 sangat sulit dilayani, dirinya hanya mau pria yang mengantarkan minumannya, biasanya Tobi bagian keamanan yang mengantarkannya namun hari ini dia off, tidak ada staff keamanan lain yang mau mengantar, sekarang aku minta bantuanmu!!" jelas wanita cantik itu sambil menyerahkan sebaki minuman beralkohol yang mahal. Suri tahu dari melihat merknya, setelah bekerja lama di sini, dirinya sudah mengetahui berbagai jenis minuman mahal dan setiap jenis manusia yang bekerja di sini, Suri senang mengamati.

Sang mandor pria berusia 50 tahunan, meskipun galak sebenarnya sang mandor memiliki hati yang baik.

"ayolah Anna, bagaimana kamu menyuruh saya kakek berusia 50 tahun mengantar minuman, suruh orang lain saja" balas sang mandor kepada wanita cantik tersebut.

"tidak ada lagi pria di sini yang bisa diminta tolong" balas Anna dengan ketus.

"ayolah.. tamu vip lantai 3 hanya tidak menyukai wanita cantik, suruh Suri yang mengantarkannya saja" balas sang mandor.

Tamu vip lantai 3 adalah langganan tetap mereka, walaupun menjadi langganan rumah bordil mereka, namun dirinya hanya akan menyendiri di ruangan itu dan minum sampai mabuk. Tamu tersebut tidak suka wanita penggoda, pernah sekali seorang wanita penghibur mencoba merayunya, apa yang terjadi selanjutnya wanita itu dipindahkan ke rumah bordil lain dengan status yang lebih rendah. Jadi mulai saat itu tamu vip lantai 3 memiliki julukan pria es, walaupun tampan, dirinya dianggap tidak normal karena tidak menyukai wanita cantik. Semua orang yang bekerja di sini tahu cerita itu, termasuk Suri tentunya.

Suri menatap sang mandor dan kembali menatap Anna si kembang di rumah bordil saat ini.

"ya.. kamu saja, kalau tidak diantar sekarang tidak tahu keributan apalagi yang akan dibuatnya" jawab Anna dengan ketus.

"tapi saya wanita" jawab Suri.

"pakai topi, masukkan rambutmu selebihnya orang lain tidak akan tahu kalau kamu itu wanita" balas Anna dengan nada mengejek.

Memang tidak salah yang dikatakan Anna, Suri selalu memakai kaos hoodie longgar dan tebal dipadu dengan celana panjang dan sepatu kets, soal wajah hitam tidak ada jejak wajah wanita, hanya rambut panjang Suri yang menandakan dirinya adalah anak perempuan.

"pakai ini" sang mandor melemparkan topi hitam lusuh kepada Suri.

Suri menangkapnya, lalu menggulung rambutnya dan memasukkan kedalam topi kemudian memakainya.

"masalah selesai" ucap Anna sambil menyerahkan baki kepada Suri dan berjalan berlenggang meninggalkan dapur.

Begitu juga dengan sang mandor, kembali ke kesibukannya semula.

Dengan baki di tangannya, Suri berjalan menuju ruang vip di lantai 3. Saat berjalan keluar dapur, Suri menangkap bayangan seseorang yang sepertinya sedang mengendap endap. Suri mengenal seluruh karyawan dan tamu langgang di sini, namun gerak gerik sosok tersebut sangat mencurigakan.

Suri mengikuti orang tersebut, orang mencurigakan tersebut juga naik ke lantai atas.

Di ruang vip lantai 3, tuan Dominic sedang berbicara di telepon, dirinya mendapat kabar bahwa perusahaan saingan akan mengirim orang untuk mencelakainya. Saat ini dirinya sudah mulai mabuk, setelah menutup panggilan telepon, tuan Dominic memanggil asisten kepercayaannya yang selalu setia mengikutinya, setelah menyampaikan kabar tersebut kepada asistennya, maka asistennya segera keluar dari ruangan untuk memeriksa sekeliling bersama tim yang sudah dihubungi.

Tuan Dominic kembali duduk di sofa dan menuangkan air mineral ke telapak tangannya kemudian mencuci wajahnya. Dirinya perlu kesadarannya untuk melewati malam ini.

Suri masih mengikuti orang mencurigakan tersebut, namun saat naik ke lantai 2 , Suri tidak lagi melihat orang tersebut walaupun mencoba mencari, Suri kembali melanjutkan mengantar minuman ke lantai 3.

Saat tiba di lantai 3, Suri kembali melihat sosok mencurigakan tersebut, Suri mengikutinya dari belakang, orang tersebut berbalik dan menatap Suri. Pandangan mereka bertemu, seorang pria dengan bekas luka diwajahnya, cukup menyeramkan.

Seperti biasa orang yang melihat Suri selalu menganggap Suri tidak penting, begitu juga dengan pria yang memiliki bekas luka di wajah, pria itu memalingkan wajahnya dan kembali berjalan.

Suri tetap mengikutinya, instingnya mengatakan pria itu berniat jahat, Suri tidak lagi peduli dengan baki minuman yang dibawanya.

Benar seperti perkiraan Suri, pria itu mempercepat langkahnya, tangan yang awalnya berada di dalam saku, saat ini telah dikeluarkan dengan menggenggam sebilah pisau yang terlihat sangat tajam.

Suri memfokuskan pandangan ke arah depan pria tersebut. Terlihat seorang pria sedang berbicara di telepon, apakah itu orang yang akan dibunuh pria dengan bekas luka di wajah.

Spontan Suri berteriak dengan keras "hati hati". Jantung Suri berdegup kencang, dirinya spontan berteriak, saat ini sudah terlambat untuk menyesal karena Suri yakin target pria dengan bekas luka di wajah sekarang adalah dirinya.

Benar.. pria itu berhenti berjalan dan berbalik menatap Suri, tatapan mereka terkunci selama sepersekian detik. Pisau ditangan mulai mengarah ke Suri, otomatis baki di tangan Suri di lempar ke wajah pria tersebut. Walaupun tidak begitu membantu, setidaknya hal itu memberikan waktu untuk Suri mempersiapkan diri. Sudah saatnya Suri mempraktekkan seni bela diri yang sudah di pelajarinya sejak masih SD.

Setelah melempar baki, Suri memberikan tendangan keras ke wajah pria tersebut. Pria tersebut sempat goyah namun hanya sesaat, postur tubuh Suri kalah besar dari pria tersebut.

Pria tersebut menarik baju Suri dan membantingnya ke lantai, topi Suri terlepas.

"kau.. gadis kecil berani melawanku" pria itu mendekati Suri yang saat ini sudah terduduk dilantai dengan tangan yang masih menggenggam pisau.

Apakah ini adalah akhir kehidupannya? jika iya, Suri berdoa dan meminta maaf kepada ibunya. Suri menutup matanya, dirinya tidak dapat melawan karena selain tangannya terluka karena pecahan botol minuman dan kaki nya sangat lemas saat ini.

"brakkkk.." suara terjatuh terdengar keras. Suri masih menutup matanya, mencoba merasakan apakah dirinya masih hidup atau tidak.

Setelah beberapa detik, Suri perlahan mulai membuka matanya perlahan.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel