Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 2 Menutup kecantikan

Tahun tahun berlalu dengan sangat cepat, tidak terasa Suri sudah memasuki usia 5 tahun, kecantikan mulai terpancar, mata besar, hidung dan bibir kecil, dan dagu lancip. yang paling mencolok adalah kulit putih bercahaya dan rambut hitam mengkilat.

Luna menyadari hal itu, namun menjadi cantik adalah sebuah kutukan jika hidup di dunia yang dijalaninya saat ini. Nenek tua juga memperhatikan hal itu, dan sangat khawatir, dirinya jarang membawa Suri jalan jalan keluar, namun saat ini Suri sudah mulai akan memasuki usia sekolah.

"Luna, bagaimana pun Suri sangat cantik dan akan berbahaya jika mereka mengetahuinya" ucap Nenek tua perlahan.

"ya, saya juga bisa melihatnya" balas Luna yang saat ini menatap Suri yang sibuk bermain dengan boneka kusamnya. Hanya nenek tua seorang yang tahu bahwa Suri bukan anak kandungnya, orang lain menganggap Suri adalah anak kandungnya, karena waktu kegugurannya bertepatan dengan waktu Suri memasuki kehidupannya.

"apa yang sedang kamu pikirkan?" tanya nenek tua, melihat Luna yang hanya terdiam menatap Suri.

Luna sudah memikirkannya sejak lama, kecantikan Suri sudah terlihat sejak awal dirinya menemukannya di depan pintu rumahnya, namun Luna tidak menyangka kecantikan itu akan terus tumbuh.

Luna mengeluarkan beberapa benda dari tas tangannya dan berkata "Suri kemarilah".

"baik, mama" balas Suri sambil berjalan menuju tempat dimana Luna duduk.

Suri kecil berdiri dihadapan Luna yang sedang duduk di kursi, perlahan Luna mulai memoleskan bedak padat di seluruh wajah, leher, kaki dan tangan Suri yang tidak tertutup pakaian. Rambut Suri panjang, tidak pernah digunting, hanya sesekali nenek tua akan merapikan ujung rambutnya, Luna menuangkan bedak bubuk di telapak tangannya dan mulai menaburkannya di seluruh rambut Suri. Nenek tua melihat apa yang sedang dilakukan Luna, dan hanya menatap dalam diam, bagaimanapun setelah hidup lama di daerah ini, nenek tua sadar akan bahaya yang mengintai Suri jika kecantikannya terpancar.

Setelah beberapa saat, Luna menatap puas ke arah Suri dan membalikkan diri Suri agar dapat dilihat nenek tua.

Nenek tua tertegun, saat ini sepertinya dirinya bukan melihat Suri melainkan gadis kecil buruk rupa yang tidak di kenalnya.

Suri saat ini memiliki warna kulit yang gelap, rambut indah yang awalnya hitam mengkilat sekarang terlihat kusam dan kusut. Tidak ada lagi kecantikan terpancar dari diri Suri, hati Luna dan nenek tua sedikit lega bagaimanapun ini yang dapat mereka lakukan untuk mencegah Suri terjerat dalam dunia kelam Luna.

Suri terdiam, dirinya mulai menyentuh wajah mungilnya dan matanya melihat ke arah tangan yang saat ini berwarna gelap dan menatap penuh tanda tanya ke arah Luna.

Luna memeluknya dan berkata "Suri sudah akan mulai sekolah, orang orang tidak boleh mengetahui betapa cantiknya dirimu, karena jika mereka tahu maka mereka akan menangkap dan menjual dirimu" Luna berusaha menjelaskan secara sederhana.

Walaupun Suri tidak memahami sepenuhnya apa yang dikatakan Luna, namun mendengar kata tangkap dan jual membuat ketakutan tumbuh di hati Suri, sejak awal dirinya dibesarkan di lingkungan seperti ini, kekerasan sering menjadi tontonan nya, saat saat orang orang datang dan menagih kepada ibunya, maka cacian dan kekerasan akan menjadi tontonan nya.

Walaupun dulu Luna adalah kembang terindah di rumah bordil, namun sekarang umurnya sudah hampir 30 tahun dan banyak gadis gadis muda yang mulai bekerja disana jadi otomatis semua keuntungan yang didapatnya dulu sudah tidak diterimanya lagi. Namun kehidupan tetap harus berlanjut dan untuk memberi makan dirinya dan Suri serta nenek tua, Luna tetap harus bekerja.

Suri hanya mengangguk dan mendengarkan apa yang dikatakan ibunya, Luna lanjut berkata "anak baik, ingat kamu harus menggunakan semua barang ini setiap kamu tinggal di rumah dan saat meninggalkan rumah, karena kamu sangat pengertian maka ibu akan memberimu hadiah", Luna bangkit dari duduknya dan berjalan ke arah kamar, tidak lama Luna keluar dengan sebuah leontin di tangannya.

Luna mendekati Suri dan memakaikan leontin itu di leher Suri, seraya berkata "Suri, ini adalah leontin milikmu, kamu harus menjaganya dan mengenakannya sampai kamu dewasa nanti".

Suri melihat ke arah leontin yang saat ini sudah terpasang di lehernya, leontin dengan hiasan batu hijau berbentuk bulan sabit. Suri tersenyum bahagia, boleh dikatakan ini adalah barang terbagus yang pernah diterimanya, selama ini mereka sering menerima barang barang bekas dari para tetangga.

Itu adalah leontin yang ditemukan bersama Suri saat bayi, dan masih ada sepucuk surat yang tidak pernah dibuka oleh Luna, dan menunggu usia Suri mencapai 21 tahun dan baru akan menyerahkannya kepada Suri, pikir Luna di dalam hatinya.

Akhirnya Luna dan nenek tua memutuskan untuk menyekolahkan Suri di kota tetangga, perlu naik bus selama satu jam untuk mencapai sekolah tersebut, namun itu merupakan keputusan yang baik untuk Suri, karena mereka tidak ingin teman teman sekolahnya mengetahui dirinya adalah anak seorang wanita penghibur, yang mana tentunya akan menjadi tekanan untuk Suri dimasa mendatang.

Tahun tahun berlalu, Suri menjalani masa sekolah dengan lancar, walaupun dirinya buruk rupa namun nilai akademisnya sangat memuaskan, dirinya menerima beasiswa setiap tahunnya, hal itu tentu meringankan beban keuangan Luna. Suri menjalani masa sekolahnya dengan serius, beruntung dirinya merupakan murid terpintar, jadi para pengganggu tidak berani menargetkan dirinya.

Suri suka menyendiri, dirinya tidak berteman hanya sekedar berinteraksi jika diperlukan saja, untuk kegiatan ekstrakurikuler, Suri memilih kelas bela diri, Suri kecil berpikir dirinya harus menjadi kuat agar kedepan dirinya dapat melindungi ibu dan nenek tercintanya.

Karena ini adalah kota kecil, walaupun nilai nilai Suri sangat memuaskan, dirinya tetap harus melewati semua semester kelas, andaikan dirinya bersekolah di kota yang besar tidak menutup kemungkinan, dirinya dapat melompat kelas.

Untuk acara sekolah, biasanya nenek tua yang akan hadir, namun Suri sebisa mungkin tidak ingin merepotkan ibu maupun neneknya. Dengan penampilan nya saat ini, disekolah Suri menerima julukan itik buruk yang pintar, dirinya tidak peduli, selama mereka tidak mengganggu dirinya.

Tidak terasa Suri sudah memasuki usia 17 tahun dan saat ini hanya sekitar satu tahun lagi dirinya akan menyelesaikan masa sekolahnya. Ibunya sekarang, lebih banyak membantu di belakang, disamping usia yang hampir 40 tahun, kesehatan ibunya sudah tidak begitu baik. Namun terjerat dalam kehidupan pelacuran membuat diri mereka tidak akan mudah lepas dari jerat, dan akan menguras semua sisa sisa yang tertinggal di diri Luna.

Suri sering membantu ibunya saat masa liburan, dengan penampilan nya saat ini, Suri sudah terbiasa menjadi tidak terlihat dan diperhatikan orang lain dan itu bukanlah masalah karena Suri telah belajar menerima dirinya seperti ini. Suri senang tidak perlu terlibat dalam interaksi apapun dengan orang orang yang bekerja disana, bagaimanapun dirinya tahu seperti apa dunia yang dijalani oleh ibunya selama ini.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel