Bab 13 Latar Belakang Baru
Setelah memastikan tidak ada barang yang tertinggal, Suri turun ke lantai bawah. Sam sudah menunggu nya di sana, menatap Suri yang menuruni tangga, Sam tersenyum.
"memang seharusnya seperti itu penampilan seorang anak perempuan" kata Sam.
Suri tertawa mendengar tanggapan Sam, dirinya hanya mengangguk karena memang selama ini dirinya tidak memiliki kesempatan untuk berdandan apalagi memiliki pakaian yang modis.
"masukkan tas mu ke dalam koper" kata Sam sambil membuka koper merah yang diletakkan di lantai.
Saat koper dibuka Suri terkejut melihatt semua barang didalam dipacking press yang sangat rapi dan terlihat ada satu ruang kosong di samping yang sepertinya sengaja disisakan.
"woho.. sangat rapi, apakah kamu yang mengerjakan nya?" tanya Suri sambil meletakkan tas usangnya di tempat yang telah disediakan.
"ya.. siapa lagi, kemarin saat saya tiba di apartemen semua barangmu masih berserakan di ruang tamu, jika tidak dipacking seperti itu, saya yakin kamu akan perlu dua koper besar seperti itu untuk memasukkan semua barangmu" jelas Sam, dirinya cukup repot kemarin, tetapi tidak masalah daripada dirinya membayangkan Suri berpergian dengan dua koper besar yang mungkin lebih berat dari berat badannya.
"terima kasih" ucap Suri kepada Sam yang kemudian membantunya menutup kembali kopernya.
"ayo kita berangkat" ajak Sam kepada Suri dan membantu Suri membawa kopernya.
Suri pamit dan mengucap kan terima kasih pada bibi.
Mobil pun melaju ke bandara yang butuh perjalanan hampir dua jam.
"latar belakangmu saat ini adalah yatim piatu, kamu dibesarkan di panti asuhan Kasih yang ada di kotamu, pengurusnya semua adalah biarawati, anak anak disekolahkan dan kamu memperoleh beasiswa kuliah ini karena nilai mu yang sempurna" jelas Sam.
Suri bingung mengapa seperti itu, "mengapa?" tanya Suri, apakah tuan Dominic malu akan latar belakangnya yang tumbuh besar oleh asuhan ibunya yang seorang wanita penghibur?.
"jangan salah paham, seperti yang saya katakan sebelumnya, dirimu merupakan aset penting untuk kerajaan bisnis keluarga Qin, untuk menghindari adanya kelemahan pada dirimu, maka anggota keluarga, orang orang yang kamu cintai akan disembunyikan. Jadi layar belakang seperti inilah yang sesuai, anak yatim piatu, pintar dan mendapat beasiswa, latar yang sederhana dan tidak mencurigakan" jelas Sam kepada Suri.
Suri terdiam dan mencerna kata kata Sam, dirinya mengangguk dan sedikit mengerti akan alasan itu. Saat ini Suri belum dapat membayangkan masa depan seperti apa yang akan dihadapinya, namun Suri yakin itu bukan hal yang sederhana mengingat bagaimana mereka mempersiapkan segala sesuatunya.
"tapi.. seharusnya saya kuliah tahun lalu" jelas Suri, apakah mereka juga mengganti waktu kelulusannya? pikir Suri dalam hati.
"sakit.. alasan sakit yang menyebabkan kamu meminta dispensasi untuk mengambil beasiswa ini sekarang" jelas Sam, semua sudah mereka pertimbangkan.
"namun.. di sekolah tidak sampai memberikan beasiswa kuliah di universitas top negara lain, biasanya universitas lokal" jelas Suri lagi.
"itu berlaku tahun ini ketika kamu memutuskan untuk memanfaatkan beasiswa mu, dan hal ini juga akan berlaku di tahun tahun berikutnya khusus untuk murid yang memperoleh nilai sempurna seperti dirimu" jelas Sam.
"apakah kalian benar benar bekerjasama dengan pihak sekolah saya?" tanya Suri, awalnya dirinya mengira perubahan hanya pada dirinya.
"tentu, semua sudah disesuaikan dengan arsip sekolah maupun panti asuhan, kamu benar benar tercatat seperti yang saya sampaikan tadi, jika suatu saat pihak lain menyelidiki latar belakangmu, maka informasi yang mereka dapatkan sama dengan yang saya sampaikan tadi" jelas Sam lagi.
Suri terdiam, saat ini dirinya baru tersadar bahwa dirinya terlibat di dunia yang lebih kelam dibanding sebelumnya, hal itu terlihat dari bagaimana mereka dapat dengan mudahnya mengganti masa lalunya, bukankah hal tersebut juga bisa dilakukan jika mereka ingin mengubah masa depan nya. Hati Suri terasa dingin, rasa takut lahir dalam hatinya.
Sam memperhatikan raut wajah Suri yang terlihat takut dan cemas, "jika kamu berguna, jujur dan setia maka tuan akan memperlakukanmu dengan baik, bahkan mungkin suatu saat kamu akan memiliki wewenang untuk membuat keputusan" jelas Sam, seperti dirinya yang saat ini menjadi orang kepercayaan tuan Dominic, dirinya bergelimang harta dan memiliki wewenang untuk memutuskan segala sesuatu.
Saat ini Suri berpikir mungkin dirinya akan mati muda, mengingat keluarga Qin adalah salah satu dari tiga keluarga yang menguasai bisnis kasino terbesar yang mana musuh musuh mereka adalah para gangster yang berani mati. Namun Suri tidak memiliki pilihan lain, dirinya hanya dapat menjalankan nya dengan sebaik mungkin.
Suri mengutak atik ponsel barunya, dirinya memiliki kelebihan dimana dapat mengingat segala sesuatu dengan sekali lihat atau istilahnya Suri memiliki ingatan fotografis. Jadi tidak sulit baginya untuk mempelajari sesuatu yang baru.
"hmm.. mr.D, apakah ini nomor tuan Dominic?" tanya Suri saat memeriksa daftar kontak diponsel nya yang cuma ada satu.
"iya, tapi pastikan... pastikan kamu menghubungi nomor itu disaat kamu benar benar kesulitan, yang artinya dirimu atau wali mu di sana sudah tidak dapat mengatasinya, baru kamu boleh menghubungi nomor itu" jelas Sam, Sam membuat keputusan sendiri menyimpan nomor pribadi tuan Dominic di ponsel Suri, jujur dirinya khawatir Suri akan terlibat masalah di negara asing.
"nomor mu?" tanya Suri.
"saya tidak memiliki nomor tetap, saya yang akan menghubungi mu nanti" jelas Sam, dirinya selalu mengganti nomor ponsel baru dalam kurun waktu tertentu, hidup dalam dunia hitam tentunya mereka perlu melakukan pencegahan awal untuk hal hal yang tidak diinginkan.
Suri mengangguk lagi, apakah kedepannya dirinya juga akan seperti itu? pikir Suri dalam hati dan saat ini dirinya yakin bahwa masa depan yang dihadapinya akan penuh rintangan dan rintangan.
"Sam.. bisakah saya meminta bantuan mu?" tanya Suri.
"katakan" balas Sam.
"jika.. jika kamu memiliki waktu senggang, bisakah kamu mengunjungi rumah ku, nenek ku tinggal disebelah rumah, bisakah kamu melihatnya sesekali, hanya melihat dari jauh saja" jelas Suri, dirinya sangat khawatir akan kondisi nenek yang tinggal sendirian.
Sam terdiam sejenak, dirinya tidak berani membuat janji apapun, karena dirinya menjalani hari hari seperti hari terakhir kehidupannya, dirinya tidak tahu kapan para gangster akan menyerang atau kecelakaan apa yang terjadi, jadi mendengar permintaan dari Suri, Sam tidak tahu harus menjawab apa.
"hanya sesekali.. jika dirimu senggang" Suri memohon kembali, dirinya dapat melihat keengganan di wajah Sam, namun tidak ada lagi orang yang bisa diminta tolong olehnya.
"jika.. jika saya bisa.. saya akan mengunjungi nya" jawab Sam.
"terima kasih" jawab Suri.
Begitulah kehidupan Suri, tidak ada jalan kembali untuknya walaupun saat ini hati kecilnya mengalami banyak keraguan. Awalnya dirinya sangat bahagia karena merasa sangat beruntung, namun saat ini Suri tidak yakin apakah hal tersebut masih pantas disebut keberuntungan.