Bab 12 Penguin
Suri terdiam mendengar penjelasan Sam, berarti alasan selama ini tuan Dominic menyendiri di ruang VIP rumah bordil adalah karena mengenang kekasihnya. Dahulu seluruh karyawan menyimpulkan bahwa tuan Dominic memiliki orientasi seksual yang menyimpang, namun setelah mengetahui alasan sebenarnya membuat Suri semakin mengagumi pria itu. Tuan Dominic yang memiliki penampilan sempurna dan kekayaan yang melimpah ternyata tipe pria yang setia terhadap satu wanita. Penguin, kata yang muncul di benak Suri untuk menggambarkan tuan Dominic, sewaktu di sekolah, guru pernah menjelaskan bahwa penguin adalah hewan yang setia dengan satu pasangannya saja.
"tapi... mengapa selama ini saya tidak pernah mendengar kabar tersebut di rumah bordil?" tanya Suri, karena dirinya sudah bertahun tahun bekerja di sana bersama ibunya.
"hubungan mereka dirahasiakan dan berjalan sangat singkat, dan tabu untuk dibicarakan"
"jadi berprilaku lah seakan kamu tidak mengetahuinya, karena jika tuan tahu saya menceritakan nya padamu maka saya yakin diriku berada dalam masalah besar" lanjut Sam.
"baik, ini rahasia kita berdua" jawab Suri sambil tersenyum pada Sam.
Mereka tiba di kantor imigrasi, beruntung Suri membawa semua dokumen kelahirannya saat meninggalkan rumah. Karena saat ini semua dokumen itu dibutuhkan, mereka tidak perlu mengantri. Begitu sampai, Suri langsung dipersilahkan masuk ke dalam ruangan untuk diwawancarai dan difoto.
Setelah selesai, Sam memintanya duduk di ruang tunggu. Tidak sampai sepuluh menit, seorang pegawai negeri menghampiri mereka dan menyerahkan paspor Suri.
"wow... bukankah biasanya perlu waktu seminggu?" tanya Suri kagum sambil memegang paspor barunya.
"kamu mendaftar dengan nama keluarga Qin" jelas Sam ikut tersenyum.
Mereka melanjutkan perjalanan ke salah satu kantor travel terkemuka di kota, Sam memilih tiket pesawat kelas bisnis untuk Suri. Namun saat Suri melihat harganya Suri terkejut dan berkata "kelas ekonomi saja".
"butuh penerbangan selama 12 jam ke negara K, bayangkan bagaimana kamu bertahan di kelas ekonomi, ambil ini saja " jawab Sam sambil memberitahukan kepada karyawan travel untuk membooking tiket kelas bisnis.
"tapi.." lanjut Suri.
"jangan risau kan masalah uang" jelas Sam.
Bagaimanapun Suri berencana membayar kembali semua uang yang dipakainya, bukankah akan sedikit ringan jika memilih kelas ekonomi. Namun sudah terlambat, tiket sudah di tangannya saat ini.
Setelah itu mereka berkendara kembali ke rumah mewah. Bibi menyambut kedatangan mereka, Suri mengobrol sebentar dengan bibi lalu kembali kekamar nya.
Dirinya merapikan tas usang nya, besok malam dirinya akan berangkat ke negara K dan dengan penerbangan yang lama, Suri harus beristirahat lebih awal malam ini.
Saat makan malam, bibi menemani Suri.
"apakah bibi tidak pulang?" tanya Suri.
"biasanya bibi pulang, tapi karena ada tamu maka bibi akan menginap disini" jelas bibi sambil merapikan piring piring kotor.
"apakah Sam tidak ikut makan malam?" tanya Suri.
"tadi Sam berkata dirinya akan kembali agak telat, menyuruh kita makan dulu tidak usah menunggu nya" lanjut bibi.
Setelah selesai makan malam, Suri pamit dan kembali ke kamarnya, Suri langsung tidur, dirinya sangat tidak sabar menunggu hari esok.
Keesokan harinya setelah sarapan, Suri melihat Sam yang masuk dengan membawa kantongan besar dan koper besar berwarna merah, kelihatan sangat mahal.
Sam menghampiri Suri dan berkata, "nanti saat ke bandara pakailah ini" sambil menyerahkan kantongan besar kepada Suri.
"dan tas usang mu masukkan ke dalam koper ini, di dalam koper sudah tersedia semua pakaian untukmu"
"tuan yang menyiapkan semuanya untukmu, kemarin malam saya ambil semua ini dari apartemennya" jelas Sam, tentu tuannya tidak akan memiliki masalah memilih pakaian wanita, mengingat sederet wanita yang telah dikencaninya.
"dan ini.." ucap Sam sambil mengeluarkan sebuah ponsel dan dompet baru untuk Suri.
"ini ponselmu mulai sekarang, dan di dalam dompet ini tuan sudah menaruh sebuah kartu, bisa kamu gunakan untuk menutupi semua kebutuhan mu, saya yakin nominalnya banyak" jelas Sam sambil tersenyum.
Suri meletakkan kantongan tadi di lantai, Suri lalu mengambil ponsel dan dompet yang dipegang Sam.
Ponsel layar lebar berwarna putih dan dompet kecil berwarna pink, Suri membuka dompet tersebut, melihat sebuah kartu dari Bank ternama terselip di bagian depan dan di sisi lain uang tunai yang cukup banyak terselip di dalamnya. Suri mendadak merasa dirinya menjadi kaya, namun itu bukanlah hal baik karena semua ini adalah hutang. Bagaimana pun dirinya bersyukur bisa memiliki pinjaman sebesar ini dari tuan Dominic.
"wow.. bukankah saya mendadak menjadi kaya?" tanya Suri, dirinya tidak tahu harus bersikap bagaimana, karena inilah pertama kali dirinya menerima sebanyak ini dari orang lain.
"tentu, begitu kamu bergabung dengan keluarga Qin, otomatis dirimu menjadi konglomerat" balas Sam sambil tersenyum.
"baiklah.... bersiap siap lah, nanti sore sekitar pukul empat saya akan mengantarmu ke bandara, butuh waktu sekitar 2 jam jadi lebih baik kita berangkat lebih awal" jelas Sam lalu pamit meninggalkan Suri yang masih terbengong.
Suri menggeser koper merah besar ke sudut ruangan, sangat berat, dirinya tidak tahu ada apa saja di dalam itu. Lalu Suri naik ke kamarnya dengan kantongan besar tadi, ponsel dan dompet sudah dikantongi nya.
Suri duduk di kasur sambil menatap tas usang miliknya yang diletakkan di lantai. Dulu hanya tas itu dan dompet usang yang dimilikinya, Suri memindah isi dompet usangnya ke dompet baru. Suri tidak membuang dompet usangnya, karena dirinya tidak ingin lupa akan masa lalunya. Ya... nanti tas usang dan dompet usang ini akan dimasukkan ke dalam koper agar dapat menemaninya menjalani kehidupan baru.
Sudah hampir pukul tiga saat Suri selesai makan siang dan kembali ke kamar. Suri mengeluarkan barang barang yang ada di dalam kantongan.
Sebuah kemeja putih, celana jeans bewarna pucat, sepasang sepatu kets putih, pakaian dalam warna putih dan bedak bulat beserta lip gloss berwarna merah.
Suri menatap barang barang itu, terlihat mahal, namun jika Suri tahu bahwa semua itu merk ternama maka Suri akan terkejut karena harga nya bukan mahal namun sangat mahal.
Suri memakai pakaiannya, Suri merasa sedikit malu karena semua ukurannya sesuai baik itu pakaian dalam maupun pakaian luarnya. Bagaimana tuan Dominic tahu ukuran tubuhnya dan sangat memalukan jika pakaian dalam dibelikan oleh orang lain apalagi seorang pria. Setelah termenung sejenak, Suri sadar itu bukanlah hal aneh melihat bagaimana mewahnya kehidupan tuan Dominic yang tentunya dikelilingi oleh banyak wanita.
Suri menatap pantulannya di cermin, ternyata pakaian dapat mengubah penampilan seseorang. Hal tersebut terlihat jelas untuk dirinya, Suri menguncir rambutnya, kemeja putih model slim fit dengan lengan 3/4 , celana jeans skinny warna biru pucat, sepatu kets putih, Suri merasa dirinya sangat modis.
Yang paling mencolok dari semua itu adalah lip gloss merah nya yang saat ini terpoles di bibir mungilnya, membuat wajah Suri yang cantik tidak lagi terkesan lugu namun terkesan sedikit menggoda.