4. Mysterious Aiden Miller (2)
Baru kali ini ia melihat Trixie Bradwell secara langsung. Wow.
Beauty, sexy, but classy.
Tiga kata itu sangat pantas dirujuk untuk sosok yang kini sedang berbicara di atas podium menyampaikan pidato pembuka sebagai Direktur Yayasan.
Sikapnya yang hangat dan penuh percaya diri itu membuatnya sangat mudah untuk disukai oleh siapa pun. Lagipula, wanita itu juga memiliki fisik yang proporsional dan nyaris sempurna.
Aiden sudah membaca biografi Trixie Bradwell sampai tuntas. Wanita itu dulunya adalah seorang model sejak berusia 16 tahun. Namun ketika karirnya sedang meroket, Trixie justru menyatakan pensiun dari dunia catwalk, karena ingin mendedikasikan diri di bidang kemanusiaan.
Menjadi bagian dari Keluarga Bradwell yang kaya-raya dan sangat terkenal di Asia, tentu saja uang bukan menjadi masalah baginya.
Tapi entahlah, Aiden terlalu mengerti dengan dunia bisnis yang sesungguhnya kotor. Amal, Kemanusiaan, sesungguhnya semuanya bullshit. Hanya ada politik kepentingan di dalamnya.
Mungkin saja fisik Trixie yang rupawan digunakan sebagai alat bagi keluarganya untuk semakin mengokohkan nama Bradwell di dunia bisnis, dengan berkamuflase dalam wujud "Yayasan Amal".
Aiden masih terus memperhatikan Trixie berbicara, dan lelaki itu pun mengernyit ketika menyadari sesuatu.
Sejak tadi wanita bersurai pirang itu seperti menyembunyikan tangan kirinya di balik meja podium, ada apa?
Sebagai orang yang selalu memperhatikan segala sesuatunya dengan teliti, Aiden pun sontak memfokuskan tatapannya pada tangan kiri Trixie.
Tunggu. Apa tangan wanita itu gemetar??
Aiden mengangkat kedua alisnya yang tebal dan membenarkan letak kacamatanya seolah tak percaya.
Ada apa dengan wanita itu? Dia terlihat terlalu percaya diri, tapi kenapa tangannya gemetar hebat?
Mungkin tak ada seorang pun yang menyadarinya kecuali Aiden yang memang sangat memperhatikan detail.
Tanpa sadar, Aiden pun terus memperhatikan wanita itu, mencoba menganalisis kondisi yang mungkin dialami meskipun hanya dalam hati.
Bahkan ketika pidato Trixie selesai, Aiden bisa melihat kegugupan yang hampir tak terlihat di dalam senyuman itu. Namun dengan begitu ahlinya ditutupi oleh Trixie Bradwell.
Oke, sekarang saatnya acara inti dimulai, dan Aiden benar-benar gembira karena lukisan incarannya menjadi barang pertama yang akan dilelang.
Seseorang tiba-tiba memberikan harga pembuka 1 juta dollar untuk lukisan The Mistress, dan itu membuat Aiden hampir terbahak. Jika saja mereka tahu harga yang sebenarnya, mungkin mereka bahkan rela menyerahkan seluruh harta mereka!
'Baik, sudah saatnya berhenti main-main. Cepat tuntaskan semuanya dan angkat kaki dari sini, Aiden Miller!' titah Aiden kepada dirinya sendiri.
"10 juta dollar!" Tanpa tedeng aling-aling, Aiden pun mengajukan harga yang sangat jauh lebih tinggi dari harga sebelumnya. Ia sudah malas menunggu, dan tak sabar ingin segera membawa lukisan itu pulang.
Seringai tipis pun mewarnai wajahnya saat Auctioneer akhirnya memutuskan bahwa lukisan itu telah menjadi miliknya.
Bagus. Sekarang ia bisa pulang.
Aiden pun berdiri karena ingin mengurus pembayaran serta mengambil lukisan yang ia beli, namun gerakannya pun sontak terhenti ketika tiba-tiba sosok wanita bersurai pirang berdiri tak begitu jauh darinya.
Trixie Bradwell tengah menatapnya dengan wajah yang aneh. Manik biru safirnya membelalak lebar, wajahnya yang cantik terlihat sepucat kertas.
Aiden tidak tahu kenapa Trixie menatapnya seperti itu, seperti seseorang yang melihat hantu.
Dan tiba-tiba saja, wanita itu memejamkan kedua maniknya, sebuah pertanda bahwa sebentar lagi kesadarannya akan sirna.
Lalu tanpa berpikir panjang akan dampaknya, Aiden pun bergerak secepat mungkin sebelum tubuh sensual berbalut gaun seksi itu menghantam lantai dengan keras.
Ia telah menangkap Trixie tepat pada waktunya.