Bab.5. Dibikin Baper Si Dosen Cantik
Bab 5. Dibikin Baper Si Cantik
James sudah menyelesaikan tugas untuk penelitiannya dan bersiap untuk pulang. Dia penasaran apa Prof. Laura sudah pulang duluan. Dia pun berdiri di muka pintu ruang kantor Prof Laura. Ternyata Prof. Laura sedang bersiap-siap untuk pulang juga. Jam tangannya menunjukkan pukul 17.15, matahari hampir terbenam berganti malam. Hari ini cuaca cerah.
James mengetuk pintu.
Tok tok tok.
Laura menatapnya agak terkejut karena tidak menyadari ada orang di muka pintunya. Dia pun keluar ruangannya sambil menenteng tas kerjanya dan beberapa bendel naskah skripsi.
"Mau pulang James?" tanya Laura sambil mengunci pintu kantornya.
"Iya. Ada acara malam ini?" balas James sambil berjalan beriringan dengan Prof Laura menuju parkiran mobil. Dia sengaja memarkir Fortuner putihnya disebelah HRV merah milik Prof Laura.
"Belum ada acara sih malam ini. Memangnya kenapa? Kamu mau ngajakin ngedate gitu?" goda Laura lagi. Dia belakangan jadi suka menggoda James dengan kata-kata yang bikin baper.
James sedikit terkejut dan gelagapan. " Ehh ... ahh ... memangnya boleh kalau saya mengajak Prof. Laura ngedate?"
Laura terkikik melihat James salah tingkah. Mereka sudah sampai di samping mobil HRV merah milik Laura. "Boleh sih, tapi apa nggak akan ada yang marah kalau kita ngedate bareng?" Laura memiringkan kepalanya sambil menatap ekspresi wajah James yang tampak galau.
"Siapa yang marah ya, Prof? Kalau saya sih masih single, kalau Prof. Laura, gimana?"
"Sama dong, aku juga single. Tapi apa kamu nggak keliatan seperti jalan bareng tante-tante?" goda Laura lagi yang membuat wajah James merona.
"Gakpapa dong 'kan tante nya cantik banget." balas James menggombali Laura seraya melempar senyum manisnya yang mematikan.
"Nanti saya jemput ya ke apartment jam 7 malam, gimana Prof?" tanya James lagi.
"Oke deh. Kutunggu ya James. Bye-bye," jawab Laura seraya masuk ke dalam mobil HRV merahnya.
James pun menunggu hingga mobil Prof Laura berlalu dan menuju ke Fortuner putih miliknya. Rasa lelahnya seperti menghilang entah kemana, dia ingin segera mandi dan bersiap-siap untuk kencan dengan Profesornya yang cantik jelita.
*****
Laura baru saja selesai mandi dan memilih baju untuk pergi kencan dengan James. Laura memilih baju kasual berupa kaos ketat model turtleneck berwarna burgundy dan celana skinny jeans dengan sepatu boot warna hitam berbahan kulit sintetis.
Dia berdandan natural seperti biasa serta menambahkan eyeshadow brown dan eye liner yang menonjolkan mata cantiknya yang berwarna biru. Dia pun keluar dari kamar untuk menunggu James di ruang tengah.
Ternyata James sudah duduk di sofa ruang tengah. Dia masih ingat kode key pass apartment Laura maka dia bisa masuk dengan mudah.
"Oh hey ... sudah lama nunggu di sini?" sapa Laura agak terkejut melihat James.
James juga memakai busana kasual kaos putih dengan jaket blue jeans dan celana jeans serta sepatu kets putih, dia tampak tampan dan mempesona. Mirip sekali dengan gaya Oppa Park Seo Joon, idola Laura.
"Baru sekitar 10menit lalu. Mau langsung jalan? Ikut mobilku ya?" ujar James.
"Oke, Oppa," jawab Laura sambil mengedipkan matanya.
James meraih tangan Laura dan meletakkannya di lengannya sambil berjalan menuju lift yang mengarah ke basement. " By the way, aku penasaran lho, kenapa sering memanggilku Oppa?"
Laura terkikik mendengar pertanyaan James. "Itu karena wajahmu mirip dengan Oppa Park Seo Joon, aktor drakor idolaku, aku ngefans berat sama dia sampai kadar bucin banget. Hihihi ..."
James tercengang mendengar jawaban Laura, dia memang tidak update dengan drakor atau yang berbau Kpop. Mungkin nanti dia akan cek di google seperti apa Oppa Park Seo Joon itu.
Mereka berdua pun naik ke mobil Fortuner putih milik James. James membantu Laura memasangkan seat belt.
"Terima kasih," ucap Laura mengapresiasi perhatian James, pipinya merona.
"My pleasure," balas James sambil menatap hangat wajah Laura.
James pun mulai menjalankan mobilnya berjibaku dengan kemacetan jalanan kota di jam makan malam.
"By the way, apa aku boleh memanggil Laura saja atau harus dengan Prof?" tanya James hati hati.
Laura tertawa dan menjawab, " Aku tak keberatan kalau kamu memanggilku Laura saja bila kita hanya berdua, tapi tolong kalo di kampus sebaiknya kamu tetap memanggilku dengan Prof."
"Ohh baiklah, aku mengerti ... Laura," tukas James. Dia curi pandang ke arah Laura saat mobilnya berhenti menunggu lampu merah berubah menjadi hijau.
"Kalau kita makan malam menu steak apa kamu mau Laura?" James bertanya dengan santai.
"Boleh. Aku suka steak," jawab Laura sambil menatap James. Diam-diam dia suka memandangi wajah James. Hidung James yang mancung dan bibirnya yang pink serta alisnya yang tebal dan mata monolidnya dilengkapi dengan tulang pipi yang tinggi sungguh perpaduan yang apik. James memiliki rambut hitam agak kecoklatan yang tebal dengan under cut hairstyle.
"Ada yang aneh di wajahku? Kok kamu memandangiku terus ...," tanya James penasaran. Mobilnya mulai berjalan lagi membelah jalanan kota yang padat menuju ke Hotel Grand Aston.
"Ehh tidak ada yang aneh kok. Aku suka memandangi wajahmu yang tampan saja. Hehehe ..." Laura menjawab dengan jujur yang membuat James menjadi grogi dan berdehem-dehem, itu membuat Laura tertawa lagi.
"Ya ampun kenapa sih kamu kok suka sekali bikin aku kegeeran?" ujar James mencebik.