Bab.5. Permainan Cinta Tengah Malam
Lepas tengah malam, alarm yang dipasang oleh James di ponselnya berbunyi, "Dddrrrtttt ... Dddrrrttt ...." Tangan James terulur ke nakas samping ranjangnya untuk mematikan alarm yang berisik itu.
Reynold dan James terbangun dengan istri mereka berada di tengah ranjang.
"Happy Birthday, Honey-ku," bisik James seraya mengecup pipi kanan Laura.
Sepasang mata biru saphire itu membuka perlahan lalu menoleh ke arah James. "Thank you, Babyboy," jawabnya masih mengantuk, tetapi Laura menghargai suaminya yang mengingat hari kelahirannya. Hari ini usia Laura menginjak kepala 4.
Reynold pun merengkuh tubuh Laura, dia mengecup kening wanita yang dicintainya itu seraya berkata, "Panjang umur dan bahagia selalu, Sayang. Wish you all the best on your birthday."
"Thank you, Rey Darling," balas Laura lalu mengecup bibir Reynold.
James pun berdehem melihat kemesraan istrinya dengan Reynold. "Mungkin sebaiknya kita tidur kembali karena masih jauh dari pagi," ujarnya.
"Iya, Bang," sahut Reynold tersenyum tanpa melepaskan dekapan hangatnya di tubuh Laura.
Mengetahui hal itu, James pun nekad melingkarkan tangannya ke sekeliling pinggang Laura yang memunggunginya lalu memeluknya erat dari belakang.
Laura pun terkekeh dengan tingkah posesif suami pertamanya yang konyol. Dia hanya berpikir bahwa dulu yang menyuruhnya menikahi Reynold di Las Vegas adalah James, tetapi kenapa belakangan justru suami pertamanya itu yang sering cemburu buta melihat kemesraannya dengan Reynold.
"Apa kau kedinginan, Babyboy?" sindir Laura sambil cekikikan.
"Hmmm ... malam-malamku dingin bila tidak mendekapmu, Laura," sahut James mengecup lekuk leher Laura dari belakang.
Sementara Reynold pura-pura tidak mendengarnya, dia memejamkan matanya sambil memeluk erat tubuh Laura hingga jemari istrinya itu mencubit hidung mancungnya dan berbisik, "Pura-pura tidur, Dokter Rey."
"Ssttt ...," sahut Reynold mengedipkan matanya pada Laura.
"James, apa kau tertarik untuk threesome?" tanya Laura iseng karena James tidak mau melepaskannya.
Sementara Reynold meledak dalam tawa mendengar pertanyaan Laura. "Oohh My God! Bang, Profesor Laura ingin memberikan pretest sebelum praktikum ilmu reproduksi," ujarnya.
"What the fuck, Rey! Kalian memang gila ... ahahaha," sahut James ikut tertawa berderai.
"Hey ... jawab saja, ya atau tidak. Atau kau ingin menjalani sidang thesis lagi, Profesor James!" canda Laura.
"Oohh ... baiklah, jawabannya ya. Jadi siapa yang akan duluan melayani dan dilayani, Prof? Kau penanggungjawab praktikum reproduksi malam ini," jawab James dengan kadar kekonyolan yang sama dengan Laura dan Reynold.
"Baiklah, kurasa aku wonder woman karena harus melawan 2 pria kekar malam ini. Rey, kamu di bawah dan James berdirilah di sampingku," ujar Laura dengan tegas. Bagaimanapun juga kedua suaminya itu dulu muridnya.
"Siap, Prof!" sahut James dan Reynold serempak menahan tawa mereka karena takut Laura marah.
Mereka pun menyiapkan posisi mereka masing-masing. Kedua pria itu horny berat kalau sudah diajak bermain cinta dengan profesor cantik yang mereka cintai itu.
Laura naik ke panggul Reynold dan memasukkan batang kejantanan suami keduanya itu ke lipatan lembut merah muda miliknya yang hangat dan lembab dan mulai bergerak naik turun ritmis perlahan.
Kemudian tangannya mengurut batang kejantanan milik James yang berdiri di tepi ranjang dan sesekali mengulumnya serta menjilatinya hingga pria itu melenguh dan mendesah merasakan sensasi nikmat yang tak terkatakan.
Baik James maupun Reynold sangat menikmati pelayanan istri mereka. Reynold selesai hingga klimaks terlebih dahulu lalu James meminta Laura menungging di atas tubuh Reynold untuk melakukan doggy style.
Bibir Reynold menciumi bulatan kembar yang maha indah dengan ujungnya yang mengeras itu, dia melumat ujungnya bergantian kanan dan kiri, membuat Laura melenguh.
Sementara James menghunjamnya dari belakang dengan ritme cepat dan dalam hingga dia mencapai klimaks terlebih dahulu. Memang sejak dahulu, babyboy cinta pertamanya itu sangat jagoan. Laura tidak memungkirinya.
"AAARRGGHH!" geram James ketika juniornya muntah-muntah cairan putih kental karena mabuk kepayang dengan liang cinta istrinya yang sangat nikmat menjepitnya.
James mencabut miliknya yang mulai lemas dan menggendong Laura ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Sedangkan, Reynold berjalan di belakang mereka berdua. Dia senang karena masih dilibatkan dalam permainan cinta dua sejoli yang tak pernah padam api cintanya itu.
"Aku bisa membersihkannya sendiri, James," sergah Laura saat James berjongkok di hadapannya dan memegang sprayer air untuk membersihkan Miss V-nya.
"No, aku senang mengurusi profesorku yang cantik ini," jawab James tidak memedulikan penolakan Laura. Dia bersiul-siul sambil mencuci lipatan lembut merah muda itu dengan sabun sirih dan sprayer.
Laura terkikik sambil mengacak-acak rambut James dengan tangannya menikmati perlakuan babyboy-nya yang memang senang memanjakannya sedari dulu.
Sementara Reynold yang sudah selesai membersihkan organ intimnya, bersandar di samping shower box mengamati James yang membersihkan Miss V milik istri mereka. Cintanya James pada Laura selalu membuat Reynold kagum.
Sesudah selesai membersihkan Laura, pria itu pun masuk ke shower box sembari berkata, "Jagai profesorku yang cantik, Rey. Aku ingin membilas tubuhku sebentar."
"Siap, Bang!" sahut Reynold lalu menggendong tubuh Laura kembali ke ranjang.
Mereka berdua saling memeluk dan berciuman mesra sembari menunggu James selesai membersihkan tubuhnya.
"I love you, Laura ... really love you. Do you know that?" ucap Reynold lirih.
"Tentu aku tahu, Rey. Kau menungguku selama 7 tahun. Bila itu bukan karena cinta ... aku tak tahu lagi apa namanya ...," jawab Laura menatap Reynold seraya tersenyum manis.
Bibir Reynold mengecup bibir Laura dalam-dalam sembari mendekap erat tubuh wanita yang sangat dia cintai sepenuh jiwanya.
Ketika James kembali dari kamar mandi dan melihat adegan mesra itu, dia berdehem, tetapi tidak marah sekalipun cemburu. "Ayo kita tidur, ini masih dini hari. Besok masuk kerja," ujar James lalu memeluk erat tubuh Laura lagi dari belakang.
Laura mengerti keinginan James, dia pun melepaskan pelukannya di tubuh Reynold lalu berbalik menghadap ke arah James yang tersenyum penuh kemenangan menatapnya.
"Night, Rey. And you ... sleep, Babyboy!" ucap Laura menjewer telinga James yang bandel karena tidak mau mengalah pada Reynold.
Tak lama kemudian mereka bertiga terlelap saling berpelukan. James tidak pernah mau bila Laura tidur memunggunginya, dia selalu menginginkan Laura menghadap dirinya saat tidur atau minimal terlentang.
Beberapa jam pun berlalu dan mentari pagi mulai menyapa dengan sinar hangatnya yang cemerlang menembus gorden putih tipis yang menutupi kaca jendela kamar mereka yang menghadap ke timur.
Laura terbangun sesudah James, dia harus menyiapkan sarapan keluarga kecilnya. Sementara James selalu bangun pukul 05.00 untuk berolahraga rutin.
Dia pun menggosok gigi dan buang air kecil di kamar mandi sebelum keluar kamar.
"Good morning, James!" sapanya kepada James yang sudah bermandikan peluh dan sedang melakukan squat jump.
James segera menghentikan olahraga paginya lalu mengelap wajahnya dengan handuk kecil. Tangannya meraih pinggang Laura lalu mendaratkan ciuman selamat paginya ke bibir Laura yang beraroma mint sehabis menyikat gigi.
"Pagi, Honey-ku. Nanti malam kita kencan berdua, apa kau mau? Aku memesan tempat di Chateu de Alegre," ujar James sembari menatap wajah Laura yang awet muda.
"Kenapa tidak mengajak semuanya?" tanya Laura.
James menghela napas berat lalu menjawab, "Sudah kuduga, kau pasti akan memintaku mengajak semuanya. Baiklah ..., tapi nanti aku ingin berdansa denganmu di sana."
"Tentu, James. Aku tidak keberatan, I love to dance with you," jawab Laura tersenyum lalu melanjutkan, "sekarang aku harus memasak sarapan pagi sebelum Jake dan Josh bangun."
James pun melepaskan pelukannya di tubuh Laura dan membiarkan istrinya berjalan ke dapur.