Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab.3. Milik 2 Suami

Mobil Honda Civic hitam itu terparkir rapi di lantai basement Jasmine Park Apartment. Kemudian sang pria membukakan pintu mobil untuk istrinya.

"Terima kasih, Rey," ucap Laura menerima uluran tangan Reynold yang membantunya turun dari mobil.

"You're welcome, Dear," sahut Reynold lalu meletakkan tangan Laura di lengannya.

Mereka naik ke unit apartment milik Reynold di lantai 8 dengan lift. Kedua putra Laura dan James juga tinggal di apartment itu karena memang unitnya paling luas di antara unit milik Laura dan James. Ada 4 kamar di sana, tetapi James tidak mau tidur sendirian. Dia bersikeras tidur bertiga dengan Laura berada di tengah dirinya dan Reynold.

Jadi ada satu kamar tidur yang kosong di unit milik Reynold, maka Laura memberitahu Mikha, pengasuh kedua putranya itu untuk ikut pindah dari Royal Heritage ke Jasmine Park bersama mereka. Sementara Jacob dan Joshua tidur di kamar mereka sendiri-sendiri karena mereka bertambah besar.

Ketika Laura dan Reynold sampai di rumah, Jacob dan Joshua sedang mengerjakan PR mereka di ruang tengah bersama Mikha.

"Hello, Mom, Papa Rey," sapa Jacob mengangkat wajahnya dari buku PR nya.

"Hai, Pa, Mom," ucap Joshua juga menyapa kedua orangtuanya.

Laura mengecup kening Jacob dan Joshua bergantian. "Hey, Kids. Sedang sibuk mengerjakan PR? Lanjutkan ... Mommy akan mandi dulu sebentar, oke?" ujar Laura lalu berjalan ke kamarnya bersama Reynold.

Jacob dan Joshua tertawa pelan sambil saling berpandangan melihat kedua orangtua mereka menghilang di balik pintu kamar.

Dengan segera Reynold mendekap tubuh Laura lalu melumat bibir istrinya dengan ganas. Dia sudah menahan dirinya sejak di kampus.

Napas Laura tersengal-sengal ketika Reynold melepaskan bibirnya yang membengkak.

"Aku menginginkanmu, Laura," geram Reynold dengan gairah yang mengeras di tubuhnya.

Tangan Laura menarik lepas simpul dasi lalu membuka kancing kemeja Reynold. Kemudian turun ke sabuk celana suaminya, melepaskan celana panjang kain itu.

Reynold meraup tubuh ramping Laura menuju ke tempat tidur super king size di tengah ruangan yang kini hanya menjadi milik mereka berdua.

Tatapan Laura tak melepaskan wajah Reynold, dulu memang dia begitu membenci pemuda itu setelah memperkosanya. Namun, kini dia sudah memaafkannya dan menerima kenyataan bahwa Reynold adalah suaminya, ayah putranya, Joshua.

Mereka berdua pun sudah polos di atas ranjang dalam posisi Reynold menindih tubuh Laura.

"Laura, bolehkah aku bercinta denganmu sekarang?" tanya Reynold yang sudah tak tahan lagi untuk meleburkan dirinya ke dalam tubuh Laura.

Batang kejantanannya menggesek perlahan ceruk di antara pangkal paha Laura, membuat wanita itu mendesah dengan napas memburu.

"Tentu saja boleh, Rey. Aku milikmu juga," jawab Laura pasrah di bawah tubuh kekar Reynold.

Banyak yang berubah dari tubuh Reynold dari dulunya pemuda remaja menjadi pria dewasa. Setelah tak saling berjumpa selama 7 tahun, tubuh Reynold lebih kekar berisi. Benar-benar mendominasi tubuh ramping Laura yang tidak banyak berubah seperti sebelum hamil putera kembarnya.

Bagian tubuh Reynold yang mengeras karena gairah menyatu ke dalam lipatan lembut yang lembab dan hangat itu. Otot kewanitaan milik Laura mencengkram tongkat keperkasaannya di bawah sana dan meremas-remasnya. Kedua betis mulus itu melingkari pinggang Reynold.

"Hmmpphh! Rasanya tubuhmu terlalu memabukkan, Sayangku," geram Reynold ketika miliknya diselimuti kehangatan tubuh Laura.

Dia pun menghentakkan pinggulnya meresapi sensasi kuat yang menerjang tubuhnya laksana badai.

Laura menalikan kedua tangannya di tengkuk Reynold dan menarik wajah pria itu mendekat ke wajahnya lalu mereka berdua pun berpagutan dengan lidah yang saling menggoda di dalam mulut.

"Rey, naikkan ritmenya ... aku ingin kau bawa ke puncak ... akkhh!" desah Laura.

Reynold segera menghunjamkan miliknya dengan ritme cepat dan dalam hingga lembah cinta Laura membanjir dengan cairan kenikmatan, memandikan batang kejantanannya yang begitu jagoan sore itu.

Tubuh Laura menggelinjang kegelian ketika cairan kenikmatannya keluar dengan deras.

"Tahan, Sayangku ... aku akan menyusulmu sebentar lagi. AARRGGH!" pekik Reynold tertahan agar tidak kedengaran oleh kedua putera mereka dan Mikha.

Tubuh pria itu pun ambruk menindih Laura. Reynold terkekeh sembari mengecupi lekuk leher Laura. "Enak sekali rasanya tadi. Terima kasih, Laura," ucapnya.

"Sama-sama, Rey. Kau begitu perkasa di ranjang, jagoan sekali!" puji Laura seraya mengulum senyumnya dengan wajah merona.

Akhirnya Laura tersadar bahwa hari sudah sangat sore, dia pun berkata, "Rey, sebaiknya aku mandi dulu sebentar sebelum James pulang. Kau berbaringlah di sini sebentar." Laura melepaskan dirinya dari tubuh Reynold dengan gesit lalu bangun dari ranjang.

"Apa kau takut Bang James akan marah kalau kita mandi bersama?" tanya Reynold iseng, sekalipun dia sudah tahu jawabannya. YA.

"Apa harus kujawab lagi, Rey?" sahutnya.

Laura hanya mengangkat jempolnya ke atas seraya melangkah menuju ke kamar mandi dengan tubuh polosnya. Sementara Reynold menutupi setengah ke bawah tubuhnya dengan bed cover sambil berbaring di ranjang, menunggu Laura mandi.

Tak lama kemudian, James membuka pintu kamar itu. Dia melihat Reynold berbaring di ranjang dan baju Laura dan Reynold berserakan di lantai kamar. Dia tahu bahwa mereka berdua baru saja menyelesaikan aktivitas panas sebelum dia pulang dari kampus. Ada perasaan cemburu di hatinya. Dia tidak menyapa Reynold dan langsung masuk ke kamar mandi.

James melepaskan pakaiannya lalu membuka pintu kaca shower box dimana istrinya sedang mandi di bawah guyuran air hangat dari shower. Lengan kokohnya mendekap tubuh Laura dari belakang dengan posesif.

Tentu saja Laura tahu siapa yang memeluknya seperti itu. "Sudah pulang dari kampus, Babyboy?" sapanya.

"Hmm ... baru saja. Sepertinya ada yang baru saja selesai olahraga sore," sindir James dengan nada datar.

Bibir James mengecupi bahu Laura yang basah oleh air shower.

Laura merasakan junior milik James mengeras dan menggesek belahan bokongnya. Dia tahu suami pertamanya itu menginginkannya juga.

Ketika dia setuju menjalani pernikahan poliandri, Laura sudah menyadari bahwa dia harus bekerja keras melayani dan menyenangkan kedua suaminya karena dia milik 2 suami.

"Aku menginginkanmu, Honey-ku," desah James sembari meremas-remas gunung kembar istrinya yang puncaknya mengeras karena gairah.

Laura membalik tubuhnya menghadap James dan membingkai wajah suami yang dicintainya itu dengan telapak tangannya. "Aku milikmu, James ... selalu menjadi milikmu," bisik Laura.

Bibir James memagut dalam-dalam bibir istrinya itu sembari menyatukan tubuhnya dalam posisi berdiri dengan tubuh Laura.

Tangan Laura bergelanyut di leher James, kepalanya tersentak ke belakang seraya memejamkan matanya merasakan hunjaman kuat tubuh James di dalam lembah cintanya berulang-ulang yang membuatnya serasa melayang-layang dalam kenikmatan ragawi. Laura larut dalam gairah suami pertamanya itu.

Lenguhan dan desahan mereka berdua bersahutan menggema di dalam kamar mandi hingga terdengar di kamar tidur dimana Reynold berbaring menatap langit-langit kamarnya.

Terkadang Reynold merasa dilema dalam batinnya. Dia ingin memiliki Laura tanpa terbagi, tetapi hal itu tidak mungkin karena cinta sejati Laura adalah James. Dia yakin bila menuntut lebih dari yang berhak dia terima, justru dirinya yang akan tersingkir dari posisinya saat ini, pikir Reynold.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel