Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

5). Ternyata keponakan

Meli seketika langsung memeluk erat tubuh Alek, tangisnya pecah setelah tahu bahwa pemuda itu adalah anak dari kakaknya yang selama ini ia cari.

Alek yang masih bingung tak mengerti hanya diam saja sambil merenung memikirkan dirinya, setelah Meli mulai tenang, Alek memberanikan diri untuk bertanya.

‘’Maaf mbak, kayaknya mbak salah orang deh..’’ kata Alek.

‘’Gak mungkin salah, ayah kamu namanya Dipta setiawan dan ibu kamu namanya Mira santika, benarkan..?’’ tanya Meli memastikan kembali.

Alek hanya menganggukan kepala pelan sambil mencoba mengingat-ingat tentang sosok wanita yang tadi memeluknya.

‘’Ini tante..kamu lupa sama tante?’’ ucap Meli sambil memegang kedua pundak Alek.

Namun Alek belum bisa mengingatnya, ia hanya menyengir tipis dan tangannya menggaruk kepala yang tidak gatal.

‘’Ih..kamu ini masa lupa sih sama tante, padahal waktu dulu kamu kecil suka ngerengek minta tidur sama tante terus, sambil dielus-elus..’’ kata Meli sambil mencubit pipinya Alek dengan pelan karena gemas.

Alek hanya tercengang karena masih bingung dan tidak mengingat semua, kalau waktu kecil ia sering merengek minta di nina bobo’in sama tante Meli.

‘’Kenapa? Kok bengong..?’’ ucap Meli.

Meli tampak mengerutkan kening melihat Alek yang terbengong saja, setelah semuanya jelas lalu Meli meminta agar Alek tinggal bersama dirumah tersebut.

Awalnya Alek menolak, tapi Meli terus membujuknya agar Alek mau tinggal bersamanya dari pada Alek harus ngontrak.

Akhirnya Alek mengalah dan setuju meski hatinya masih ragu dan belum percaya sepenuhnya, kalau wanita cantik di hadapannya adalah tante Meli adik tiri dari almarhum sang ayah.

Entah kenapa Alek tak begitu mengingat wanita tersebut, hanya dengan bukti foto di ponselnya dan beberapa foto yang dimiliki oleh Meli, akhirnya perlahan Alek mulai lega.

Esok harinya Alek di temani Meli pergi ke rumah kontrakan untuk mengambil barang-barang milik Alek yang masih berada di rumah kontrakan tersebut.

Setelah mengambil barang-barang dan berpamitan sama pemilik rumah kontrakan lalu mereka berdua kembali ke rumah mewah milik Meli.

‘’Aku gak nyangka kalau aku masih memiliki keluarga di sini, tan..’’ ucap Alek.

‘’Udah gak perlu di pikirin, mulai sekarang kamu tinggal di sini sama tante, oke..!’’ balas Meli sambil tersenyum.

Mereka berdua masuk kerumah, Alek berjalan mengikuti tante Meli sambil menenteng tas yang berisikan pakaian dan barang berharga miliknya.

‘’Kamu beresin barang dan pakaianmu dulu sana, tante mau nyiapin makanan buat kita berdua.’’ Ucap Meli menyuruh Alek.

‘’Iya tan..’’ balas Alek sambil mengangguk.

Alek bergegas menata pakaian di lemari, sedangkan Meli menyiapkan makan siang untuk mereka berdua.

Setelah menata pakaian lalu Alek leyeh-leyeh sambil merebahkan badan di atas kasur sambil menunggu Meli selesai menyiapkan makan siang.

Sedang asyik-asyiknya rebahan tiba-tiba tante Meli memanggil Alek.

‘’Alek..ayo kita makan..’’ ucap Meli setengah teriak.

‘’Iya tan..’’ balas Alek lalu bergegas bangkit dari atas kasur dan bergegas keluar kamar.

Karena Alek juga sudah lapar, ia berjalan menuju ke meja makan dimana tante Meli sudah menunggu.

‘’Sini duduk..’’ ucap Meli lalu mengambilkan nasi untuk keponakannya itu.

‘’Nih nasinya, kamu ambil sendiri lauknya ya terserah mau yang mana..?’’ kata Meli sambil menyodorkan piring yang sudah di isi dengan nasi.

‘’Baik tan, makasih’’ balas Alek yang sudah lapar.

Alek menambil beberapa lauk pauk yang ada di depannya, setelah itu ia langsung melahap makanan tersebut.

Begitu juga dengan Meli ia mengambil untuk dirinya sendiri dan mulai menyantap makanan tersebut dengan lahap.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel