Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

6). Tinggal serumah

Selesai makan lalu mereka duduk di sofa sambil bercerita mengenai kehidupan masing-masing selama ini. Hingga tak terasa hari sudah mulai sore.

Beberapa kali Meli menguap sambil mendengarkan cerita dari Alek, tak lama kemudian tanpa sadar Meli mulai tertidur sambil bersandar di sofa.

Alek yang tak tega melihat tantenya tertidur sambil duduk, lalu ia membaringkan tubuh Meli di sofa.

Tanpa di duga Meli malah merangkul pundak Alek dengan kedua tangannya, Alek tak bisa mengelak ia langsung terhuyung memeluk tubuh Meli.

Alek merasakan benjolan dada Meli yang begitu kenyal dan ia merasakan sangat hangat. Dengan cepat Alek berusaha sadar agar tidak terbawa nafsu.

‘’Aduh tan..jangan begini dong? Kalau sampai aku khilaf gimana? Kan bahaya tan..’’ ucap Alek di dekat telinga Meli.

Cukup lama Alek berada di pelukan tante Meli, beberapa kali Meli menggeliat tanpa sadar membuat burung Alek mulai memberontak ingin keluar dari sarangnya.

( Ini tante ngimpi atau gimana sih...tapi empuk juga benjolan dadanya...) gumam Alek dalam hatinya dan tanpa sadar ia tersenyum senang.

Setelah cukup lama akhirnya pelukan Meli mulai mengendor, Alek memastikan kalau tantenya sudah tertidur pulas lalu ia melepaskan rangkulan dari Meli.

Alek menghela nafas panjang, dengan perlahan ia membenarkan rok yang di pakai oleh Meli karena sedikit menyingkap ke atas hingga kedua paha wanita itu nampak jelas terlihat sangat mulus.

‘’Huuuhhh...untung aku gak sampai khilaf, ada-ada aja ini tante...’’ ucap Alek lirih.

Alek bergegas masuk ke kamar mandi agar gejolak hasratnya tuntas di sana, sedangkan Meli menggeliat dan terbangun.

Karena masih ngantuk lalu Meli berjalan masuk kedalam kamarnya, ternyata ia dari tadi pura-pura tidur hanya untuk mengetes Alek saja.

Meli merebahkan badannya di atas kasur sambil senyum-senyum sendiri membayangkan kejadian barusan bersama dengan Alek.

Setelah hari sudah malam entah kenapa Meli belum bisa tertidur, beberapa kali ia coba memejamkan matanya namun tak kunjung tidur.

Meli bangkit dari atas kasur dan berjalan perlahan keluar dari kamarnya lalu menuju ke kamar Alek.

Begitu juga dengan Alek yang belum bisa tidur, ia juga tebayang-banyang dengan kenyalnya dada milik tante Meli.

Dengan lampu kamar yang agak redup lalu Alek menarik selimut untuk menutupi sebagian badannya hingga terdengar suara orang membuka pintu kamar.

Melihat kedatangan Meli, seketika tubuh Alek menjadi tegang, bahkan jantungnya kini berdegup kencang.

Di benak Alek pasti tantenya akan marah karena perbuatannya tadi di sofa, ia mulai ketakutan dan memilih untuk pura-pura tidur.

‘’Huffft...ternyata Alek sudah tidur..’’ ucap Meli lirih namun masih bisa di dengar oleh Alek.

Meli beranjak naik ke atas ranjang dan merebahkan badannya di belakang Alek karena pemuda itu tidur dengan posisi miring lalu Meli memeluk Alek dari belakang.

‘’Tante tidur di sini ya, karena tante gak nyaman tidur sendirian di kamar..’’ bisik Meli di dekat telinganya Alek.

Alek tak menjawab karena ia juga sedang berpura-pura tidur sambil terus memejamkan matanya agar bisa tertidur beneran.

Tanpa dirasa mereka tertidur sambil berpelukan, suasana malam itu sangat hening hanya terdengar hembusan nafas dari kedua orang tersebut dan di temani dengan suara detak jarum jam saja.

Esok harinya setelah mereka sarapan pagi lalu Alek duduk di sofa seorang diri sambil bermain dengan ponselnya.

Lama-lama Alek merasa suntuk karena tidak ada teman yang bisa di ajak ngobrol, sedangkan Meli sudah berangkat kerja, kini hanya ada Alek saja yang berada di rumah.

BERSAMBUNG...

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel