Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

3) cewek genit

Meli bergegas turun dari motor, sedangkan Alek masih menatap rumah yang megah tersebut dengan perasaan terkagum.

‘’Sebentar mas, aku ambil uang dulu..tunggu ya..’’ kata Meli yang hendak berjalan masuk melewati pagar depan.

‘’Eh..udah mbak gak usah, aku ikhlas kok bantuin kamu’’ balas Alek yang memang tulus ingin membantu Meli.

‘’Emm..ya udah ayo mampir dulu mas, motornya bawa masuk aja ke dalam’’ ujar Meli yang ingin membalas kebaikan Alek.

‘’Waduh..gak usah mbak, gak enak di lihat sama tetangga. Aku mau langsung cari orderan lagi’’ balas Alek menolak secara halus.

‘’Udah gak apa-apa, ayo masuk nanti aku bikinin minuman, kamu pasti haus kan?’’ kata Meli sambil bertanya dan sedikit memaksa.

‘’Tapi...’’ ucap Alek yang bingung.

‘’Anggap aja sebagai ucapan terima kasih karena kamu sudah mau nganterin saya pulang’’ potong Meli.

‘’Gak usah deh mbak, aku ikhlas kok nganterin kamu’’ kata Alek yang masih menolak ajakan Meli.

‘’Gak boleh nolak rezeki loh mas, udah ayo masuk dan bawa motornya ke dalam.’’ Kata Meli sambil menarik pergelangan tangannya Alek.

Alek yang awalnya menolak akhirnya menurut dan segera mendorong sepeda motornya masuk ke dalam lalu memarkirkan motor di sebelah mobil yang terparkir di halaman rumahnya Meli yang lumayan luas.

Meli mengambil kunci rumah dari dalam tas lalu membuka pintu dan mengajak Alek untuk masuk.

‘’Ayo masuk mas, gak usah malu-malu’’ ucap Meli sedikit tersenyum.

Setelah melepas helm lalu Alek berjalan masuk ke dalam rumah mengikuti langkahnya Meli.

‘’Silahkan duduk dulu, aku tinggal ke belakang sebentar ya..’’ setelah mempersilahkan Alek untuk duduk lalu Meli segera berjalan melewati ruang tengah dan menuju ke kamar.

Setelah menaruh tas dan berganti pakaian lalu Meli bergegas menuju ke dapur, sedangkan Alek yang sedang duduk di sofa ia melihat-lihat seisi ruangan tersebut.

Beberapa saat kemudian Meli berjalan menghampiri Alek sambil membawa dua gelas yang berisi minuman segar.

Alek dibuat melongo melihat penampilan Meli yang memakai tangtop serta celana kolor pendek saja, benjolan di dada Meli sangat jelas terlihat lekuk benjolan tersebut.

Kulit yang mulus nampak terlihat jelas menawan sampai ke lutut, beberapa kali Alek menelan ludahnya sendiri dengan hati yang berdebar kencang.

‘’Diminum dulu mas..’’ ucap Meli sambil meletakan gelas yang di pegangnya ke atas meja.

Posisi Meli yang membungkuk membuat mata Alek melotot karena nampak jelas belahan dada wanita itu yang lumayan besar membuat kaum laki-laki tak mau berpaling dari dada tersebut.

‘’Wah jadi ngrepotin, ngomong-ngomong kok rumah kamu sepi yah? Suami kamu kemana?’’ ucap Alek dan basa-basi bertanya.

‘’Suamiku sudah lama meninggal mas, jadi aku tinggal sendirian di rumah ini, maknya sepi..’’ jawab Meli.

‘’Maaf mbak, aku gak bermaksud..’’ ucap Alek yang langsung di potong oleh Meli.

‘’Udah gak apa-apa, mungkin udah takdirku begini mas.’’ Kata Meli sambil menatap wajah Alek.

‘’Ma..maaf ya mbak’’ ucap Alek lagi yang tampak tak enak hati.

‘’Kalau mas, udah lama kerja jadi ojol?’’ tanya Meli.

‘’Panggil saja aku Alek mbak, yah lumayan lah mbak hampir satu bulan’’ jawab Alek jujur.

Meli hanya mengangguk pelan sambil terus menatap wajah pemuda di hadapannya tersebut, membuat Alek salah tingkah dan gerogi.

‘’Ada apa ya mbak? Kok dari tadi ngeliatin aku terus? Apa ada yang salah..?’’ tanya Alek sambil mengatur degup jantungnya.

‘’Ahh maaf Lek, eh maksudku mas Alek..’’ kata Meli yang tampak bingung.

BERSAMBUNG

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel