2). Mengantar Meli
‘’Kalau gitu kamu jadi pacarku aja gimana? Biar kamu bisa deket sama aku..’’ kata Desy yang melihat kepolosan Alek membuat ingin menggoda pemuda tersebut.
‘’Hahhh...!!!’’
‘’Jangan mbak..!’’ kata Alek yang terkejut.
‘’Kenapa..?’’ tanya Desy.
‘’Kalau kamu jadi pacarku nanti kamu bisa merasakan empuknya ini loh..’’ ucap Desy lagi sambil menekan dan memutar benjolan di dadanya.
‘’Jangan gitu mbak..aku lagi nyetir nih, bisa bahaya..’’ ucap Alek tampak panik dan gugup sekali.
Desy yang melihat keluguan Alek hanya terkekeh kecil ingin rasanya selalu menggoda pemuda itu, karena menurut Desy pemuda itu sangat lucu dan unik.
Cukup lama mereka bercanda tawa dan akhirnya mereka berdua sampai di tempat tujuan, Alek segera menepikan motornya.
‘’Sudah sampai mbak’’ ucap Alek.
‘’Loh..kok cepet banget? Perasaan baru jalan deh...’’ balas Desy dengan memasang muka cemberut lalu ia turun dari motor.
‘’Tempatnya bener di sini kan mbak?’’ tanya Alek memastikan.
‘’Iya bener mas’’ jawab Desy sambil tersenyum tipis lalu melepaskan helm yang di pakainya.
‘’Ini helmnya mas, nanti aku kasih bintang lima deh..’’ ucap Desy sambil memberikan helm.
‘’Bonus yang enak-enak nanti ya kalau kita ketemu lagi, hehehe..’’ bisik Desy sambil cengengesan.
‘’Haahh..!’’ Alek hanya melongo mendnegar bisikan dari Desy.
Alek bingung dengan ucapan Desy barusan, ia tak mengerti bonus enak-enak yang di maksud oleh wanita tersebut. Alek lalu melanjutkan kembali meninggalkan tempat tersebut.
( Huh..orderan pertama langsung dapat rezeki dada empuk...huft...sudah cantik, tubuhnya aduhai sekali...andai saja dia mau sama aku...argh....busyet deh..) batin Alek sambil menghela nafas panjang.
‘’Loh..kenapa aku jadi mikirin dia sih? Lebih baik aku fokus bekerja biar dapat duit.’’ Gerutu Alek lalu mempercepat laju sepeda motornya.
Alek menepikan motornya dan duduk di bawah pohon yang tak jauh dari area pasar tradisional. Banyak kendaran berlalu lalang kesana kemari. Sambil menunggu ada orderan lagi, Alek menikmati pemandangan kota.
Dari arah belakang tiba-tiba datang seorang wanita memakai switer menghampiri Alek yang sedfang duduk.
‘’Mas gojek..’’ kata wanita tersebut.
‘’Iya mbak, ada apa ya?’’ balas Alek yang langsung menoleh ke belakang.
‘’Begini mas, tadi dompetku hilang dan ponselku juga mati..bisa gak kamu anterin aku pulang, tapi bayarnya nanti di rumah..’’ kata wanita itu lagi.
Karena merasa iba akhirnya Alek mengantarkan wanita tersebut yang bernama Mely tersebut untuk pulang.
Dengan petunjuk dan arahan dari Mely, Alek mulai menjalankan motornya menembus padatnya lalu lintas di jalan raya.
Di sepanjang jalan Alek dibuat gugup tak karuan karena benjolan kenyal dada milik Mely menekan di punggung dan terasa hangat.
Sambil fokus menyetir, Alek sesekali bertanya arah menuju ke rumahnya Mely apalagi saat bertemu simpang empat.
Kurang lebih dua puluh menit akhirnya mereka sampai di kawasan permahan elit dan banyak rumah mewah berjejer menjulang di samping kanan dan kiri jalan.
‘’Rumahnya yang mana ya mbak?’’ tanya Alek.
‘’Terus aja mas, rumahku paling ujung sana perumahan ini.’’ Jawab Mely sambil menunjuk ke arah rumah yang terlihat masih agak jauh.
Mendengar ucapan Meli, Alek menjalankan motornya kembali menyusuri jalan yang di tunjuk oleh wanita tersebut menuju ujung perumahan.
Sesampaianya di rumah yang di tunjuk oleh Mely, Alek segera menepikan sepeda motornya di depan pagar rumah mewah tersebut. Itu rumah Mely yang sangat megah kayak istana membuat Alek terkagum-kagum.
BERSAMBUNG...