Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 7: Badai yang Mengancam

Malam telah berganti menjadi pagi, namun kediaman keluarga Zhang masih dalam keadaan tegang. Puing-puing dari pertempuran sebelumnya belum sempat dibersihkan sepenuhnya, dan para pelayan keluarga bekerja tanpa henti untuk memulihkan apa yang mereka bisa.

Namun, suasana di ruang pertemuan utama jauh lebih kelam dibandingkan kondisi luar. Para tetua keluarga Zhang, termasuk Zhang Heng dan Tetua Kang, duduk di sekeliling meja panjang, menatap Patriark Zhang yang duduk di kursi utama. Wajah patriark itu dingin, matanya memancarkan kemarahan yang terpendam.

"Jadi, seorang anak muda bernama Luo Feng masuk ke rumah kita, menghina kehormatan keluarga kita, dan pergi tanpa ada konsekuensi?" Patriark Zhang berbicara dengan nada rendah, tetapi setiap kata terasa seperti ancaman.

Zhang Heng mengepalkan tinjunya. "Patriark, saya bisa mengalahkannya jika Tetua Kang tidak menghentikan saya!"

Tetua Kang mengangkat alis. "Mengalahkannya? Kau lupa bahwa anak itu juga berada di Ranah Bumi bintang dua. Bahkan jika kau menang, kerusakan yang lebih besar akan terjadi pada keluarga kita. Kita tidak membutuhkan konflik lebih lanjut tanpa rencana yang matang."

"Rencana matang?" Zhang Heng mendengus. "Dia sudah mempermalukan kita di depan semua orang!"

Tetua Kang menatapnya dingin. "Dan jika kau terbunuh dalam pertarungan itu, kehormatan apa yang akan tersisa untuk keluarga Zhang?"

Suasana menjadi semakin tegang. Patriark Zhang mengangkat tangannya, meminta semua orang diam. "Tetua Kang benar. Kita tidak boleh bertindak gegabah. Namun, kita juga tidak bisa membiarkan Luo Feng pergi begitu saja. Dia adalah ancaman bagi keluarga kita dan harus diatasi."

Salah satu tetua lain berbicara. "Dia hanyalah anak-anak, tapi mengapa bisa memiliki kekuatan sebesar itu. Bahkan bisa mempermalukan Klan Zhang. Apakah menurut kalian kepercayaan dirinya itu masuk akal? Jika tidak ada orang yang mendukungnya di balik layar, aku rasa itu tidak akan membuatnya bertingkah. Apalagi, ia hanyalah seorang Anak Yatim yang keluarganya telah runtuh."

"Itu memang benar. Sepertinya dia memiliki seorang Master tersembunyi." kata Patriark Zhang sambil mengetuk meja dengan jarinya, "kita harus menemukan cara untuk menghancurkannya sebelum dia memiliki kesempatan untuk menyerang kita lagi."

Tetua Kang mengangguk perlahan. "Aku setuju. Tapi ini bukan hanya tentang membunuhnya. Kita harus memahami motivasinya. Mengapa dia datang ke sini dan apa yang dia cari. Apakah mungkin dia mengetahui bahwa kehancuran Klan Lou berhubungan dengan Klan Zhang? Kita tidak bisa mengabaikan kemungkinan bahwa ini adalah bagian dari permainan yang lebih besar."

“Aku tidak menyangka sampah yang dibiarkan hidup itu ternyata membawa petaka.” Zhang Heng berdiri, wajahnya penuh semangat. "Aku tidak peduli apa motivasinya. Jika aku bertemu dengannya lagi, aku akan memastikan dia tidak akan kembali hidup!"

Tetua Kang menghela napas panjang. "Dan sikap seperti itulah yang akan menghancurkan kita."

Di sisi lain, di sebuah lembah yang jauh dari kediaman keluarga Zhang, Luo Feng duduk bersila di atas batu besar, memusatkan pikirannya. Energi petir mengalir di sekeliling tubuhnya, memancarkan aura yang membuat tanaman di sekitarnya layu.

“Ranah Bumi bintang dua…” gumam Luo Feng pelan. “Zhang Heng lebih kuat dari yang kukira, tapi itu tidak cukup untuk mengalahkanku.”

Dia membuka matanya perlahan. Wajahnya tetap tenang, tetapi ada ketegangan di balik matanya. Pertarungan sebelumnya bukanlah sesuatu yang mudah, bahkan bagi seseorang seperti dirinya.

“Tetua Kang,” gumamnya. “Pria itu lebih berbahaya daripada Zhang Heng. Dia bermain dengan strategi, bukan kekuatan.”

Luo Feng berdiri, meluruskan punggungnya. “Jika mereka ingin bermain dengan rencana, maka aku akan memastikan bahwa permainan ini tidak berjalan sesuai keinginan mereka.”

Dia menoleh ke arah seorang pria muda yang berdiri tidak jauh darinya. Pria itu adalah Hu Ming, seorang informan setia Luo Feng yang telah bekerja dalam bayangan selama bertahun-tahun.

"Bagaimana dengan informasi yang kuminta?" tanya Luo Feng tanpa basa-basi.

Hu Ming mengangguk. "Keluarga Zhang sedang mengumpulkan informasi tentangmu. Mereka juga mulai menghubungi sekutu-sekutu lama mereka di wilayah ini. Sepertinya mereka tidak akan membiarkanmu pergi begitu saja."

Luo Feng tersenyum kecil. "Bagus. Biarkan mereka mencoba. Aku ingin melihat sejauh mana mereka berani melangkah."

"Tapi, Tuan," Hu Ming berbicara dengan nada khawatir, "jika mereka memanggil sekutu yang lebih kuat, ini bisa menjadi masalah besar. Bahkan untuk Anda."

Luo Feng menatapnya dengan tatapan dingin. "Jika mereka memanggil lebih banyak orang, maka aku akan memastikan mereka membayar harga yang lebih besar. Aku tidak takut pada kekuatan mereka. Aku hanya khawatir mereka tidak cukup pintar untuk melihat jebakan yang kusiapkan."

Hu Ming mengangguk pelan, meskipun dia masih terlihat cemas. “Kalau begitu, apa langkah kita selanjutnya?”

Luo Feng menatap ke kejauhan, melihat puncak gunung yang diselimuti awan. “Kita tunggu. Biarkan mereka bergerak lebih dulu. Sementara itu, kita siapkan permainan yang lebih besar. Jika mereka ingin berperang, aku akan memastikan bahwa mereka menyesal telah memulainya.”

“Aku tahu bahwa kalian berhubungan dengan penghancuran Klan Lou!”

Hu Ming terkejut mendengar pernyataan tegas Luo Feng. "Tuan, apakah Anda benar-benar yakin? Klan Zhang terlibat dalam kehancuran keluarga Anda?"

Luo Feng menatap Hu Ming tajam. "Bukan hanya yakin. Aku memiliki bukti yang cukup untuk menyimpulkan bahwa mereka adalah otak di balik semuanya. Aku mungkin masih muda waktu itu, tetapi aku tidak melupakan wajah-wajah yang terlibat. Beberapa tetua mereka bahkan hadir saat keluargaku dimusnahkan. Semua ini tidak akan berakhir begitu saja."

Hu Ming mengangguk, meskipun ia terlihat khawatir. "Jika itu benar, Tuan, maka keluarga Zhang tidak akan berhenti sebelum mereka memastikan Anda mati. Apalagi setelah penghinaan yang Anda lakukan di kediaman mereka."

"Itulah yang aku inginkan," Luo Feng berkata dengan dingin. "Biarkan mereka datang padaku. Aku akan memastikan mereka memetik hasil dari apa yang mereka tabur."

Dia melangkah maju, memandangi lembah di bawah mereka, lalu berbicara dengan suara rendah namun penuh tekad. "Namun, aku tidak akan menyerang dengan gegabah. Mereka memiliki sumber daya, kekuatan, dan sekutu. Tapi aku memiliki sesuatu yang lebih dari itu—akal dan waktu. Kita akan memutarbalikkan keadaan hingga mereka tidak memiliki pilihan selain hancur oleh tangan mereka sendiri."

Hu Ming mengangguk perlahan, mulai memahami pola pikir atasannya. "Kalau begitu, saya akan memastikan semua rencana Anda berjalan dengan sempurna, Tuan."

***

Di ruang bawah tanah keluarga Zhang, Zhang Heng berdiri di depan sebuah formasi besar. Cahaya ungu gelap menyala, menciptakan bayangan menyeramkan di dinding batu. Tetua Kang berdiri di sebelahnya, menatap formasi dengan ekspresi serius.

"Formasi ini membutuhkan energi yang besar," kata Zhang Heng dengan suara berat. "Tapi jika berhasil, kita bisa memanggil seseorang dari ranah yang lebih tinggi. Seorang ahli sejati untuk menghancurkan Luo Feng."

Tetua Kang mengangguk pelan. "Aku tahu, tapi kau harus mengerti risikonya. Memanggil ahli seperti itu tidak murah. Mereka pasti akan meminta imbalan besar. Klan Zhang harus siap dengan konsekuensinya."

Zhang Heng mengepalkan tinjunya. "Apapun konsekuensinya, aku tidak peduli. Anak itu harus mati. Dia tidak hanya menghancurkan kehormatanku, tapi juga berani mencoba mencari tahu sesuatu yang telah terkubur lama. Jika dia mengetahui kebenaran, itu akan menjadi akhir bagi kita."

Tetua Kang menatap Zhang Heng dengan tatapan tajam. "Dan jika kau membuat keputusan gegabah lagi, kau mungkin akan membawa kehancuran bagi klan kita."

Sebelum Zhang Heng sempat menjawab, Patriark Zhang masuk ke ruangan itu, diikuti oleh dua tetua lain. Wajahnya gelap, suaranya dingin seperti es. "Apakah formasi ini bisa dijalankan?"

"Ya, Patriark," jawab Zhang Heng dengan tegas. "Tapi kita membutuhkan lebih banyak inti energi tingkat tinggi untuk menstabilkan prosesnya."

Patriark Zhang mengangguk perlahan. "Aku akan memastikan kebutuhan itu terpenuhi. Tapi dengarkan baik-baik, Zhang Heng. Jika kau gagal, kau tidak hanya akan kehilangan kehormatanmu. Kau akan kehilangan hakmu sebagai penerus keluarga Zhang."

Zhang Heng menggertakkan giginya, tetapi ia menunduk dalam kepatuhan. "Saya tidak akan gagal, Patriark."

Tetua Kang melangkah maju, ekspresinya penuh kekhawatiran. "Patriark, apakah ini benar-benar keputusan yang bijak? Memanggil seseorang dari ranah yang lebih tinggi akan menarik perhatian pihak luar. Kita bisa menghadapi ancaman yang lebih besar daripada Luo Feng."

Patriark Zhang menatap Tetua Kang dengan dingin. "Risiko itu adalah sesuatu yang harus kita ambil. Jika anak itu dibiarkan hidup, dia akan menghancurkan kita. Aku lebih memilih mempertaruhkan segalanya daripada melihat keluarga ini runtuh."

***

Luo Feng duduk kembali di atas batu besar, memejamkan mata sambil merasakan aliran energi di sekelilingnya. Dalam keheningan, ia berbicara pelan kepada dirinya sendiri.

"Klan Zhang mungkin berpikir mereka bisa menguasai segalanya dengan kekuatan mereka. Tapi aku akan menunjukkan pada mereka bahwa kekuatan sejati tidak datang dari otot atau sumber daya, melainkan dari pikiran."

Hu Ming kembali mendekatinya, membawa berita baru. "Tuan, saya mendapat kabar dari mata-mata kita. Klan Zhang sedang mempersiapkan formasi besar. Sepertinya mereka berniat memanggil seseorang dari ranah yang lebih tinggi."

Luo Feng membuka matanya, tatapannya penuh ketenangan. "Bagus. Itu artinya mereka mulai merasa terdesak. Semakin banyak mereka bergerak, semakin banyak celah yang bisa kita manfaatkan."

"Tapi Tuan," Hu Ming memperingatkan, "jika mereka benar-benar berhasil, kita akan menghadapi ancaman yang jauh lebih besar."

Luo Feng tersenyum tipis. "Justru itu yang aku tunggu. Saat mereka membawa senjata pamungkas mereka, itulah saat aku akan menghancurkan semuanya. Badai ini belum selesai, Hu Ming. Ini baru permulaan."

Angin lembut bertiup melalui lembah, membawa aura tegang yang memenuhi udara. Kedua belah pihak bersiap untuk konflik yang semakin mendekat, tetapi hanya satu pihak yang tahu cara menguasai permainan.

Luo Feng menatap ke langit, matanya menyala penuh tekad. "Klan Zhang, bersiaplah. Waktumu hampir habis."

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel