Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 8: Pertarungan di Balik Bayangan

Suasana di sekitar kediaman Klan Zhang masih dipenuhi ketegangan. Para murid dan pelayan sibuk mempersiapkan segala sesuatu sesuai perintah Patriark Zhang, yang tampaknya telah mengambil keputusan besar.

Di dalam aula utama, formasi energi besar telah selesai dibangun. Batu roh tingkat tinggi berkilauan di setiap sudut, memancarkan aura yang berat dan menekan. Zhang Heng berdiri di tengah formasi, memejamkan matanya, dan menyelaraskan auranya dengan lingkaran energi yang bergemuruh di sekitarnya.

"Tetua Kang," Patriark Zhang berbicara dengan nada dingin, "kita tidak punya waktu lagi. Apakah semua persiapan selesai?"

Tetua Kang mengangguk perlahan. "Formasi siap, Patriark. Jika kita memulainya sekarang, ahli yang kita panggil akan tiba sebelum malam tiba."

Patriark Zhang mengangguk puas. "Bagus. Pastikan tidak ada yang mengganggu proses ini. Jika Luo Feng atau sekutunya mencoba menyerang, habisi mereka sebelum mereka mendekat."

Zhang Heng membuka matanya, penuh semangat. "Biarkan dia datang. Aku akan memastikan dia tidak pernah keluar dari tempat ini hidup-hidup."

Tetua Kang menatap Zhang Heng dengan ragu. "Jangan terlalu percaya diri. Luo Feng adalah tipe yang bermain di balik bayangan. Dia tidak akan menyerang tanpa rencana matang. Kita harus bersiap untuk segala kemungkinan."

****

Di atas sebuah tebing yang menghadap ke kediaman Klan Zhang, Luo Feng berdiri diam. Angin menerpa rambutnya, namun ia tidak bergerak sedikit pun. Di belakangnya, Hu Ming melaporkan hasil pengintaian.

"Tuan, formasi besar mereka sudah aktif. Sepertinya mereka benar-benar memanggil ahli dari ranah yang lebih tinggi."

Luo Feng tersenyum tipis. "Bagus. Itu artinya mereka mulai terdesak. Semakin besar formasi itu, semakin besar pula risikonya bagi mereka. Kita akan memanfaatkan momen itu."

Hu Ming mengerutkan kening. "Apa rencana Anda, Tuan? Jika formasi itu selesai, kita akan menghadapi ancaman yang jauh lebih besar."

Luo Feng berbalik, menatap Hu Ming dengan mata penuh keyakinan. "Setiap formasi besar memiliki kelemahan. Mereka berpikir formasi ini akan memberi mereka keuntungan, tetapi mereka tidak tahu bahwa aku sudah mempelajari formasi ini sebelumnya. Kita hanya perlu menunggu waktu yang tepat untuk menyerang."

"Tapi, Tuan," Hu Ming bertanya dengan cemas, "bagaimana jika mereka berhasil sebelum kita bisa menghentikannya?"

Luo Feng tersenyum dingin. "Mereka tidak akan berhasil. Aku sudah memastikan bahwa formasi itu tidak akan sempurna. Ada seorang mata-mata di dalam klan mereka yang sudah bekerja untukku."

Hu Ming terkejut. "Mata-mata? Siapa dia?"

Luo Feng menepuk bahu Hu Ming. "Itu bukan hal yang perlu kau khawatirkan. Yang perlu kau lakukan sekarang adalah memastikan tidak ada gangguan dalam rencanaku."

Kembali ke Klan Zhang

Di ruang bawah tanah, formasi besar mulai bergetar, memancarkan cahaya terang yang hampir menyilaukan. Zhang Heng menggertakkan giginya, mencoba menjaga keseimbangan auranya di tengah energi yang kacau.

"Kenapa energi ini tidak stabil?" Zhang Heng bertanya dengan nada panik.

Tetua Kang mengerutkan kening. "Ada sesuatu yang salah. Seharusnya energi ini sudah seimbang sekarang."

Patriark Zhang melangkah maju, matanya menyipit. "Periksa lagi semua segel dan inti energi. Jangan sampai ada kesalahan!"

Tetua Kang mengangguk, namun saat ia mulai memeriksa formasi, tiba-tiba salah satu segel energi meledak, menghancurkan bagian kecil dari lingkaran formasi.

"APA YANG TERJADI?" Zhang Heng berteriak, panik.

Patriark Zhang memandang dengan tatapan gelap. "Seseorang telah mengacaukan formasi ini dari dalam."

Tetua Kang terkejut. "Tapi siapa? Tidak mungkin ada orang luar yang bisa masuk ke tempat ini."

Namun, sebelum ada yang bisa menjawab, suara langkah kaki terdengar dari pintu masuk ruang bawah tanah. Semua orang menoleh, dan di sana, Luo Feng muncul, berdiri dengan santai.

"Sepertinya kalian sedang menghadapi masalah," kata Luo Feng dengan senyum tipis.

Zhang Heng langsung menggertakkan giginya. "Luo Feng! Kau berani datang ke sini?"

Luo Feng melangkah maju, auranya meledak, memenuhi seluruh ruangan dengan tekanan yang membuat semua orang terkejut. "Kenapa aku tidak berani? Bukankah kalian sudah mengundangku dengan semua rencana besar ini?"

Patriark Zhang berdiri, wajahnya penuh amarah. "Anak sombong! Kau pikir kau bisa melawan seluruh Klan Zhang sendirian?"

Luo Feng tertawa kecil. "Sendirian? Aku tidak pernah berkata aku sendirian."

Tiba-tiba, bayangan-bayangan muncul dari sudut ruangan. Sekelompok pria berpakaian hitam dengan simbol tak dikenal di dada mereka mengepung para tetua dan Patriark Zhang.

"Sejak kapan..." Tetua Kang bergumam, kaget.

Luo Feng menatap mereka dengan mata dingin. "Kalian tidak pernah belajar, ya? Dunia ini tidak hanya tentang kekuatan fisik. Kadang, yang terpenting adalah mengetahui kelemahan musuhmu. Dan kalian, Klan Zhang, telah menunjukkan semua kelemahan kalian padaku."

Zhang Heng mencoba menyerang, tetapi salah satu pria berpakaian hitam langsung menghentikannya dengan satu serangan yang membuatnya terpental ke dinding.

"Kau tidak sekuat itu, Zhang Heng," kata Luo Feng dengan nada mengejek.

Patriark Zhang mengepalkan tinjunya, mencoba menahan amarah. "Apa maumu, Luo Feng?"

Luo Feng mendekati formasi yang kini hampir hancur sepenuhnya. Ia menatap Patriark Zhang dengan senyum dingin. "Aku hanya ingin keadilan untuk keluargaku. Tapi jangan khawatir, aku akan memastikan kalian merasakan penderitaan yang sama sebelum aku mengakhiri semuanya."

Ketegangan di ruang bawah tanah keluarga Zhang mencapai puncaknya. Luo Feng berdiri tegak, dikelilingi oleh sekutunya yang bersiap menyerang kapan saja. Di sisi lain, para tetua Klan Zhang mulai membentuk barisan, meski aura ketidakpastian tergambar jelas di wajah mereka.

"Luo Feng, kau pikir dirimu lebih cerdas hanya karena trik kecil ini?" Patriark Zhang berbicara dengan nada dingin, mencoba menutupi amarahnya. "Kami adalah salah satu klan terkuat di wilayah ini. Sekalipun kau membawa sekutumu, itu tidak akan cukup untuk menjatuhkan kami."

Luo Feng tersenyum kecil, tapi matanya penuh ancaman. "Kekuatan tanpa strategi hanyalah sebuah kekosongan. Kalian berpikir formasi ini akan menyelamatkan kalian, tetapi lihatlah sekarang—semua hanya menjadi jebakan bagi diri kalian sendiri."

Tetua Kang, yang biasanya tenang, melangkah maju. "Berhenti membuang waktu, Patriark. Dia datang untuk bertarung. Kita hadapi dia sekarang sebelum segalanya semakin buruk."

Patriark Zhang mengangguk perlahan. "Baik. Kalau begitu, kita tuntaskan sekarang."

Dalam sekejap, aura mematikan meledak di ruangan itu. Patriark Zhang dan Tetua Kang meluncurkan serangan gabungan, energi mereka mengalir deras ke arah Luo Feng. Sebuah angin badai terbentuk, membuat ruangan bergetar hebat.

Namun, Luo Feng tetap berdiri tenang. Dengan satu gerakan tangan, dia menciptakan dinding energi petir yang memblokir serangan itu. Percikan petir yang menyambar menyala terang, menggetarkan udara dan membuat semua orang yang berada di ruangan itu terdiam sejenak.

"Ranah Bumi bintang dua yang sejati," gumam Tetua Kang dengan mata melebar. "Dia sudah menyempurnakan kontrolnya!"

Sebelum mereka bisa bereaksi lebih lanjut, Luo Feng bergerak cepat. Dengan kecepatan seperti kilat, dia muncul di depan Tetua Kang dan menghantamkan telapak tangannya ke dada pria tua itu. Tubuh Tetua Kang terpental ke dinding, meninggalkan retakan besar di batu keras.

"Jangan berpikir hanya karena usia kalian lebih tua, kalian bisa mengalahkanku," ucap Luo Feng dingin.

Zhang Heng, yang melihat itu, tidak bisa lagi menahan emosinya. Dengan teriakan marah, dia meluncur maju, menyalurkan energi penuhnya ke serangan pedang yang menghantam langsung ke arah Luo Feng.

Namun, Luo Feng hanya mengangkat tangannya, menangkap bilah pedang itu dengan dua jari. Percikan energi muncul di antara mereka, tapi wajah Luo Feng tetap tenang.

"Apa hanya ini kemampuanmu, Zhang Heng?" ejeknya sambil mendorong pedang itu ke samping dengan mudah.

Zhang Heng terkejut, tapi dia tidak menyerah. Dia meluncurkan serangkaian serangan cepat, mencoba memanfaatkan celah dalam pertahanan Luo Feng. Namun, setiap serangannya seolah telah terbaca sebelumnya. Luo Feng menghindar dengan anggun, membuat Zhang Heng terlihat seperti seorang amatir.

"Aku memberimu kesempatan untuk hidup, tapi kau memilih mati," kata Luo Feng. Dengan satu gerakan cepat, dia menghantamkan lututnya ke perut Zhang Heng, membuat pria itu jatuh tersungkur dengan napas tersengal.

Di tengah pertempuran, formasi besar yang sebelumnya menjadi kebanggaan keluarga Zhang mulai kehilangan stabilitasnya. Suara retakan terdengar dari inti energi di tengah ruangan. Batu roh yang digunakan sebagai sumber daya mulai retak satu per satu, memancarkan energi liar yang semakin sulit dikendalikan.

"Luo Feng!" Patriark Zhang berteriak dengan amarah. "Kau tidak tahu apa yang kau lakukan! Jika formasi ini meledak, seluruh tempat ini akan hancur!"

Luo Feng menatapnya dengan ekspresi dingin. "Itu bukan masalahku. Kalau kau ingin menghentikannya, lebih baik kau menyerah sekarang."

Tetua Kang, meski terluka, memaksa dirinya berdiri. Dia berusaha menstabilkan formasi, tetapi kerusakan yang telah terjadi terlalu parah untuk diperbaiki. "Kita harus pergi dari sini sekarang, Patriark! Jika tidak, kita semua akan mati!"

Namun, Patriark Zhang tidak mendengarkan. Dengan kemarahan yang meluap, dia melancarkan serangan terakhir ke arah Luo Feng, menggunakan seluruh sisa kekuatannya.

"MATI KAU!"

Serangan itu begitu kuat hingga mengguncang seluruh ruangan, tapi Luo Feng tetap tidak bergeming. Dia mengangkat tangannya, menciptakan perisai petir yang menyerap seluruh energi serangan itu.

"Sia-sia," kata Luo Feng sambil melangkah maju.

Swosh!

Dengan satu pukulan penuh energi, Luo Feng menghantamkan serangannya ke arah Patriark Zhang, membuat pria tua itu terpental dan jatuh tak sadarkan diri.

Bomb!

Formasi besar akhirnya mencapai batasnya. Sebuah ledakan dahsyat mengguncang ruang bawah tanah, membuat seluruh bangunan di atasnya mulai runtuh. Luo Feng menoleh ke arah sekutunya.

"Kita pergi."

Dengan kecepatan tinggi, Luo Feng dan kelompoknya meninggalkan tempat itu sebelum semuanya runtuh. Di belakang mereka, suara ledakan terakhir terdengar, mengakhiri kejayaan kediaman keluarga Zhang yang selama ini berdiri megah.

Di puncak tebing yang aman, Luo Feng berhenti sejenak, melihat kehancuran di kejauhan.

"Ini baru awal," gumamnya dengan dingin. "Klan Zhang, kalian akan merasakan penderitaan yang lebih besar dari ini."

Hu Ming, yang berdiri di sampingnya, menatap Luo Feng dengan penuh hormat. "Apa langkah selanjutnya, Tuan?"

Luo Feng tersenyum tipis. "Kita menunggu. Orang-orang yang mendukung Klan Zhang pasti akan bergerak. Dan saat itu tiba, kita akan menghancurkan mereka satu per satu."

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel