Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 3: Ular yang Bersembunyi

Malam turun perlahan di Tiancheng, menyelimuti kota kecil itu dengan kegelapan yang sunyi. Angin dingin berhembus lembut, membawa aroma tanah basah setelah hujan siang tadi. Di kediaman keluarga Zhang, Zhang Rui tengah duduk di aula besar bersama seorang pria berwajah garang. Itu adalah Zhang Zhi, kakak sepupunya, seorang kultivator yang sudah mencapai Ranah Inti Energi Bintang Empat.

“Aku tidak peduli apa pun caranya! Aku ingin Luo Feng hancur!” seru Zhang Rui, menghentakkan meja kayu hingga retak.

Zhang Zhi hanya mendengarkan dengan ekspresi datar. “Kau terlalu emosional, Zhang Rui. Jika kau ingin menyingkirkan seseorang seperti Luo Feng, kau butuh rencana yang matang, bukan amarah yang membara.”

“Apa maksudmu? Dia hanya seorang miskin! Apa susahnya menghancurkannya?” Zhang Rui membalas dengan nada kesal.

Zhang Zhi tersenyum tipis, seperti seorang guru yang melihat murid bodohnya. “Justru karena dia miskin, kau harus berhati-hati. Orang yang tidak memiliki apa-apa adalah orang yang paling berbahaya. Mereka tidak memiliki beban, tetapi mereka bisa memanfaatkan kelemahan orang lain. Jika tidak, bagaimana dia bisa memanfaatkanmu di pasar tadi?”

Kata-kata itu membuat Zhang Rui terdiam. Dalam kemarahannya, dia lupa bahwa Luo Feng telah mempermalukannya tanpa mengangkat satu jari pun. Semua penghinaan itu hanyalah kata-kata, tetapi cukup untuk membuatnya kehilangan muka di depan umum.

Zhang Zhi menatapnya tajam. “Kita tidak bisa menyerang Luo Feng sembarangan. Jika kita gagal lagi, Tetua Kang akan semakin mencampuri urusan ini. Tapi jika kau memberiku waktu, aku akan memastikan dia tidak punya jalan keluar.”

“Berapa lama?” tanya Zhang Rui dengan tidak sabar.

“Seminggu,” jawab Zhang Zhi sambil berdiri. “Aku akan menyelidiki kelemahannya. Saat aku menemukan titik lemahnya, Luo Feng akan berlutut di depanmu.”

Di sisi lain, di rumah kecilnya, Luo Feng duduk di halaman belakang, menikmati malam yang tenang. Paman Cheng sedang menyiapkan makan malam di dapur, sementara Luo Feng memejamkan mata, merenungkan langkah-langkah berikutnya.

“Aku tahu Zhang Rui tidak akan menyerah begitu saja,” pikirnya. “Dan jika dia meminta bantuan dari seseorang yang lebih kuat, ini justru akan mempercepat rencanaku.”

Luo Feng membuka matanya perlahan. Malam ini, dia memutuskan untuk bertindak lebih jauh. Berdiri, dia berjalan ke dalam rumah dan mengambil gulungan kertas tua dari kotak kayu kecil di sudut ruangan. Itu adalah peta terperinci dari wilayah Tiancheng, lengkap dengan lokasi-lokasi strategis yang sebagian besar orang tidak tahu.

Dengan satu jari, Luo Feng menunjuk sebuah titik di bagian utara kota. “Kuil Tua Langit,” gumamnya. “Zhang Rui akan membuat langkah besar. Tapi sebelum itu, aku harus mempersiapkan kejutan untuknya.”

Tiga hari kemudian, desas-desus tentang rencana rahasia keluarga Zhang mulai menyebar di kota. Luo Feng, yang sudah mengantisipasi ini, hanya tersenyum mendengar kabar tersebut. Sambil duduk di kedai teh kecil di pinggir jalan, dia berbicara dengan seorang pria tua berpakaian lusuh yang duduk di seberangnya.

“Apakah kau sudah menyampaikan pesanku?” tanya Luo Feng pelan, tanpa mengangkat tatapannya dari cangkir teh.

Pria tua itu, yang sebenarnya adalah seorang informan bayaran, mengangguk. “Semua sudah dilakukan sesuai perintahmu. Zhang Zhi dan orang-orangnya pasti akan datang ke Kuil Tua Langit malam ini.”

“Bagus." Luo Feng mengambil kantong kecil berisi beberapa koin perak dari sakunya dan menyerahkannya kepada pria itu.“Ingat, tidak ada yang boleh tahu tentang keterlibatanmu.”

Pria tua itu mengangguk lagi sebelum pergi meninggalkan kedai.

Malamnya, di Kuil Tua Langit, Zhang Zhi berdiri bersama lima orang pengikutnya. Tempat itu gelap dan sepi, hanya diterangi oleh cahaya bulan yang samar. Mereka sedang memeriksa sebuah kotak kayu besar yang baru saja mereka temukan di tengah kuil.

“Apa ini?” tanya salah satu pria sambil membuka kotak itu. Namun, begitu kotak itu terbuka, mereka hanya menemukan selembar kain putih dengan tulisan besar: “Ular yang terlalu cepat menyerang akan terinjak.”

Wajah Zhang Zhi berubah masam. “Ini jebakan!” serunya, tetapi terlambat. Dari balik bayang-bayang kuil, beberapa penjaga Klan Langit Biru muncul, dipimpin oleh Tetua Kang sendiri.

“Aku sudah mendengar banyak tentang keluarga Zhang,” kata Tetua Kang dengan nada dingin. “Dan sekarang aku melihatnya sendiri. Zhang Zhi, apa alasanmu berada di sini malam ini?”

Zhang Zhi menggertakkan giginya, mencoba mencari alasan. Namun, sebelum dia bisa berbicara, salah satu pengikutnya menjatuhkan kantong kecil yang penuh dengan koin emas. Kantong itu memiliki cap keluarga Zhang, bukti tak terbantahkan bahwa mereka berencana melakukan sesuatu yang tidak sah di tempat itu.

“Bawa mereka,” perintah Tetua Kang.

Saat para penjaga mulai menangkap Zhang Zhi dan pengikutnya, di kejauhan, Luo Feng mengamati dari atas bukit kecil. Dengan senyum samar, dia berbisik pada dirinya sendiri.

“Langkah kedua selesai. Zhang Rui, kau dan keluargamu tidak akan tahu apa yang menimpa kalian sampai semuanya terlambat.”

Zhang Zhi dan pengikutnya ditarik pergi oleh penjaga Klan Langit Biru, tangan mereka terikat erat, wajah mereka dipenuhi ketakutan dan penyesalan. Tetua Kang yang berdiri dengan tenang di samping mereka hanya melirik ke arah mereka dengan rasa tidak peduli. Baginya, ini adalah pelajaran penting yang harus dipelajari oleh siapa pun yang mencoba mengganggu tatanan klan.

"Zhang Zhi," kata Tetua Kang dengan suara serak, penuh peringatan. "Jika kau berpikir bahwa menantang aturan akan membawa kemenangan, kau sangat keliru."

Zhang Zhi mengangkat kepalanya, mengumpulkan sisa-sisa keberanian yang tersisa. "Kami hanya mencari informasi, Tetua Kang. Kami tidak berniat mengkhianati klan. Kami—"

Tetua Kang memotongnya dengan anggukan dingin. "Cukup. Kau akan berbicara lebih banyak di depan Tetua Zhang. Aku tidak peduli dengan alasanmu. Jika kau tidak ingin hal ini berlanjut lebih jauh, jaga jarak dari Luo Feng."

Malam itu, di kediaman Luo Feng, setelah menerima kabar bahwa Zhang Zhi dan pengikutnya telah ditangkap, Luo Feng duduk di meja, tersenyum sendiri. Semua langkah yang telah ia susun dengan hati-hati kini semakin mendekatkan pada tujuannya. Zhang Rui dan keluarganya akan segera menyadari bahwa permainan ini jauh lebih besar dari yang mereka bayangkan.

Paman Cheng yang datang ke ruangan, menatap Luo Feng dengan ekspresi khawatir. “Luo Feng, kau yakin langkahmu ini benar? Dengan Zhang Zhi ditangkap, klan mereka pasti akan mengambil tindakan. Apa yang akan kita lakukan selanjutnya?”

Luo Feng hanya mengangkat bahunya dengan santai. “Zhang Rui terlalu percaya diri, Paman. Mereka akan melakukan kesalahan besar, dan kesalahan itu akan menjadi peluang kita. Aku hanya perlu sedikit waktu lagi.”

Paman Cheng mengerutkan kening. “Kau masih terlalu muda untuk menghadapi kekuatan sebesar itu sendirian. Jangan meremehkan mereka.”

Luo Feng menghela napas panjang, lalu berdiri dari kursinya. “Kekuatan mereka adalah masalah mereka, Paman. Aku bukan orang yang berlari dari masalah. Kalau mereka ingin memusuhiku, maka mereka harus siap menghadapi konsekuensinya.”

Di luar, suara langkah kaki tiba-tiba terdengar mendekat. Paman Cheng terdiam, menatap Luo Feng dengan cemas. Beberapa detik kemudian, suara ketukan pintu terdengar keras, memecah keheningan malam.

"Ada apa?" tanya Paman Cheng saat membuka pintu.

Seorang penjaga klan Langit Biru berdiri di depan mereka, wajahnya penuh keheranan. "Luo Feng, ada undangan dari Tetua Kang untukmu. Kami diminta untuk membawa kamu ke markas."

Luo Feng mengangguk, ekspresinya tetap tenang. “Beritahu mereka aku akan datang.”

Di markas klan Langit Biru, suasana sangat berbeda dari yang biasa. Di dalam aula yang luas, para tetua dan beberapa anggota klan berkumpul. Ketika Luo Feng memasuki ruangan, semuanya terdiam sejenak. Beberapa dari mereka memandangnya dengan rasa ingin tahu, sementara yang lain menilai dengan sikap hati-hati.

Tetua Kang yang duduk di kursi utama mengangkat tangannya, memberi isyarat untuk semua orang diam. "Luo Feng, kita perlu berbicara," katanya dengan suara dalam dan tegas.

Luo Feng tidak tampak terkejut. Dia melangkah maju dan berdiri dengan tenang di hadapan Tetua Kang. "Saya di sini, Tetua Kang. Ada yang bisa saya bantu?"

Tetua Kang memandangi pemuda itu dengan saksama. “Kau adalah orang yang penuh kejutan, Luo Feng. Kau tahu bahwa tindakan yang kau lakukan dengan membocorkan informasi tentang Zhang Zhi akan membawa dampak besar. Tapi ada satu hal yang ingin aku pastikan: apakah kau benar-benar siap untuk langkah selanjutnya?”

Luo Feng tersenyum tipis, matanya penuh perhitungan. “Saya sudah siap. Dunia ini tidak akan pernah berubah hanya dengan duduk diam.”

Tetua Kang mengangguk pelan. “Kau memang berbeda. Tapi ingat, Luo Feng, permainan ini tidak sesederhana yang kau kira. Keluarga Zhang akan membalas. Jika kau tidak ingin dihancurkan, lebih baik kau berhati-hati.”

“Jika mereka ingin balas dendam, maka mereka harus tahu akibatnya,” jawab Luo Feng dengan tenang. "Saya tidak takut pada ancaman."

Tetua Kang menatapnya lama. “Kau punya potensi yang luar biasa, tetapi jangan biarkan kesombonganmu membutakanmu. Aku melihat sesuatu dalam dirimu yang jarang sekali terlihat pada orang seusiamu—dan itu sangat berbahaya."

Luo Feng hanya tersenyum. "Saya hanya menggunakan kesempatan yang ada, Tetua Kang."

Tetua Kang mengangguk, lalu berdiri dari kursinya. "Baiklah, aku akan membiarkanmu memilih jalurmu sendiri. Tapi ingat, segala keputusan yang kau buat akan mempengaruhi lebih dari sekadar hidupmu."

Luo Feng membungkuk sedikit, menunjukkan rasa hormat meskipun matanya tetap tajam, seolah siap menghadapi apapun yang datang.

Setelah pertemuan itu, Luo Feng berjalan keluar dengan langkah mantap. Namun di balik ekspresinya yang tenang, pikirannya terus berputar, merencanakan langkah-langkah berikutnya.

Zhang Rui dan keluarganya belum tahu bahwa perang ini telah dimulai. Mereka mengira mereka masih mengendalikan permainan ini. Padahal, semuanya sudah direncanakan dengan teliti oleh Luo Feng. Dan dalam permainan ini, seperti yang telah dia buktikan, dia adalah ular yang bersembunyi di balik bayang-bayang, menunggu saat yang tepat untuk meluncurkan serangan.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel