Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 4

Keesokan harinya, Theo datang membawa Leona.

Ketika membuka pintu, Theo memberiku seikat bunga mawar sambil tersenyum lebar, jenggotnya sudah dicukur, penampilannya juga sudah layak.

"Clara, aku tahu kamu adalah wanita yang paling baik di dunia ini."

Dia menarik tanganku dan mau menciumku.

Aku langsung menghindarinya, melihatnya dengan tatapan yang kecewa, "Seharusnya kamu tahu kenapa aku setuju."

Theo melihatku dengan lembut, "Maaf, tidak seharusnya aku meminta ibu datang ke sini, tapi aku benar-benar tidak menemukan cara lain."

"Percayalah padaku, Leona adalah anak yang penurut, kamu pasti akan menyukainya."

Leona tersenyum manis, "Bibi, aku tidak akan nakal, tidak akan memberimu masalah."

Di hadapan gadis sekecil ini, aku tidak bisa berkata-kata kasar.

Apalagi ibuku sudah menerima apartemen itu.

Aku sungguh tidak berdaya.

Leona memang tidak nakal, bahkan sangat pintar, dia tahu apa yang harus dilakukan agar dirinya disukai orang lain.

Tapi setiap kali membayangkan dia adalah anaknya Sarah, aku tetap tidak bisa menyukainya.

Setiap kali dia ada di dalam kamar, aku berada di luar kamar.

Setiap kali dia ada di luar kamar, aku berada di dalam kamar.

"Clara, mulai sekarang kamu adalah ibunya Leona, dia bahkan sudah menerimamu, kenapa kamu masih tidak bisa menerimanya?"

"Karena kamu sudah duduk di sini, berarti kamu sudah menerimanya, jangan memasang wajah yang cemberut, Leona masih kecil dan sensitif, jangan sampai dia harus memikirkan emosimu setiap saat."

Seketika, aku merasa diriku seperti badut yang bodoh.

Aku harus berakting, juga harus berbicara.

Tapi tiba-tiba aku dipaksa menjadi ibu tiri, kurasa siapa pun juga tidak bisa menerimanya.

Kedua mata Theo terlihat tegas, di dalam benaknya aku harus bisa menerima anak ini, kalau nanti anak ini sudah besar dan tidak akur denganku, maka bagaimana caranya merawat dua orang yang tidak akur ini di tengah kesibukannya?

Jadi, dia harus cepat-cepat membuatku bisa menerima anak ini.

"Aku sudah pergi selama satu bulan, sekarang masih ada masalah di perusahaan yang belum ditemukan solusinya, jadi kuserahkan anak ini padamu."

Sebelum aku menjawab, dia langsung pergi begitu saja.

Suasana seketika menjadi tegang.

Tapi sepertinya Leona lebih dewasa dariku, tiba-tiba dia bertanya padaku dengan misterius, "Bibi, apakah kamu mau tahu selama satu bulan ini ayah dan ibu pergi ke mana saja?"

Ini adalah hal yang selama ini kuabaikan.

Walaupun orang-orang itu selalu memberiku tekanan, aku tetap bisa mengalah sampai sekarang hanya karena Theo, setiap malam dia selalu pulang, tidak pernah bermalam di luar.

Dia tidak akan mengkhianatiku, ini adalah garis batasku yang terakhir.

Selama satu bulan dia menghilang ini, aku sengaja melupakan semuanya.

Aku hanya berpikir, paling-paling dia hanya pergi menemani Sarah untuk terakhir kalinya.

Tapi ucapan Leona barusan tetap membuatku melamun, rasa curiga mulai tumbuh di dalam hatiku.

Sarah sangat cantik, bahkan aku pun sangat kasihan padanya ketika melihatnya sulit bergerak.

Wanita secantik ini sudah berkorban untuk Theo, apakah hati Theo benar-benar tidak pernah tersentuh olehnya?

Kalau memang tidak ada apa-apa, kenapa dia tidak pernah menghubungiku? Bahkan dia tidak pernah mengirimiku pesan.

Ketika aku tersadar kembali, aku menemukan Leona sedang memainkan ponselku.

"Anak kecil tidak boleh bermain ponsel." Aku merebut ponselku dari tangannya.

Menjadi ibu tiri bukanlah tugas yang mudah, kalau aku membiarkannya, aku pasti akan disebut terlalu membebaskan anak dan sengaja mengajari yang tidak-tidak.

Tapi aku menemukan kalau Leona sedang membuka instagram seseorang.

Awalnya kukira dia hanya asal tekan, tapi ternyata, dia membuka instagram Sarah.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel