Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 2

Theo sama sekali tidak menyadari kalau yang dilakukannya ini terlihat sedang mewaspadaiku.

Dia hanya berkata dengan sedih, "Sarah sudah meninggal."

Aku terkejut sesaat, "Oh."

Seakan-akan tidak menyangka reaksiku bisa setenang ini, Theo pun sedikit marah, "Oh? Hanya itu? Clara, kenapa kamu tidak memiliki simpati sama sekali? Sarah sudah tiada! Sudah tiada! Dia sudah tidak ada di dunia ini lagi!"

Apa yang bisa kukatakan?

Selama tiga tahun ini, hampir setiap hari Sarah bilang dirinya akan meninggal.

Bahkan Theo rela meninggalkanku seorang diri di pinggiran kota hanya demi menghampiri Sarah secepat mungkin.

Pada akhirnya aku menemukan ternyata kulit di jarinya hanya terkelupas sedikit, yang sebenarnya bisa sembuh sendiri.

Aku sudah cukup menderita karena wanita penyelamat Theo ini.

Suamiku ini seakan-akan juga merupakan suami orang lain yang bisa dipanggil begitu saja.

Pesta pernikahanku juga dihancurkan olehnya, apakah aku masih harus menangisi kepergiannya?

"Lupakan saja, dia sudah meninggal."

Yang mengejutkanku adalah Theo tidak lagi mempermasalahkan hal ini.

Kalau dulu aku menunjukkan sikap seperti ini, dia pasti akan menceramahiku bagaimana cara berterima kasih pada orang lain.

Aku harus memiliki sikap seperti ini.

Tidak lama kemudian, aku pun tahu kenapa Theo melindungi gadis ini seperti harta karun yang berharga, sampai sekarang gadis itu juga tidak pernah menunjukkan tatapan yang lembut padaku.

"Dia adalah Leona, putrinya Sarah."

Aku syok mendengar itu, "Bukankah Sarah sakit? Sejak kapan dia memiliki anak?"

Demi menyelamatkan Theo, tubuh Sarah yang sudah lemah pun semakin melemah, dia juga tidak memiliki pasangan, kenapa dia bisa memliki anak?

Dan anak ini memanggil Theo dengan panggilan ayah?

Mereka berdua terlihat sangat akrab, seakan-akan sudah saling mengenal dari dulu.

Wajahku langsung menggelap, tatapanku yang curiga pun disadari oleh Theo.

Wajah Theo juga menggelap, "Kamu sedang mencurigaiku?"

"Kenapa kamu tidak memberitahuku kalau Sarah memiliki anak?" Sarah sudah memiliki anak berusia 5 tahun, tapi aku sama sekali tidak mengetahuinya.

Biasanya Theo selalu mengatakan semua yang terjadi, juga menunjukkan semua bukti yang dimilikinya, tapi tidak kusangka informasi seperti ini tidak kuketahui sama sekali!

"Anaknya Sarah tidak ada hubungannya denganmu, lagi pula tidak semua hal harus kuceritakan padamu."

Kata-kata Theo ini seperti duri yang menusuk hatiku.

Tidak semua hal harus di ceritakan padaku?

Tapi bisa menceritakan semua hal tentang Sarah yang sudah meninggal?

Tiba-tiba, tanganku digenggam oleh Theo, "Sarah sudah meninggal, ini semua sudah berlalu, kita tidak perlu ribut hanya karena masa lalu."

"Wanita yang mengganggu pikiranmu itu sudah tidak ada di dunia ini lagi, Clara, mulai sekarang jangan marah padaku lagi ya? Kita harus hidup bahagia."

Benar, selama ini aku memiliki harapan yang keji.

Kalau Sarah meninggal, maka aku dan Theo pasti bisa hidup bahagia.

Harapan inilah yang menopangku selama ini.

Tapi, setelah dia benar-benar meninggal, apakah harapanku ini bisa terwujud?

Apakah aku bisa memercayai Theo?

"Clara, selama ini aku tahu kamu sangat baik hati, Leona tidak memiliki keluarga lagi di dunia ini."

"Jadi, aku berencana untuk mengadopsi Leona."

Kabar ini seperti petir yang menyambar kepalaku.

"Apa?"

"Clara, dengarkan aku dulu, Sarah bisa hidup lebih lama 5 tahun karena anaknya."

"Aku tahu kamu paling takut dengan rasa sakit, kalau kita mengadopsi Leona, kamu tidak perlu merasakan penderitaan itu."

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel