Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 3

Hubungan kami berdua sebagai suami istri sudah berubah, aku sebagai seorang suami juga memiliki tanggung jawab yang tidak bisa dielakkan.

Aku mencoba untuk berbicara baik-baik dengannya, agar hubungan kami bisa memulih.

Tapi Lily bilang dia mau tampil di Paris, sekaligus berlibur di sana selama beberapa waktu.

Aku menanyainya pergi dengan siapa.

Dengan ragu-ragu dia menjawab, "Tentu saja dengan timku."

Tapi dia tidak tahu, di sore hari, aku menemui ketua tim tari di rumah sakit dan mengobrol dengannya, dari sini aku mengetahui kalau tidak ada penampilan di Paris sama sekali.

Sambil menahan amarah di dalam hatiku, aku membujuknya, "Lily, sebentar lagi aku akan libur, di saat itu aku bisa menemanimu pergi ke mana pun yang kamu mau, aku tidak mau kamu dan pria lain...."

Lily tiba-tiba marah besar, "Leo adalah pasangan tariku, kami pergi untuk bekerja! Pemikiranmu jangan sesempit itu."

"Sekarang aku memiliki kesempatan untuk tampil di panggung yang lebih bagus, selangkah lagi aku bisa menjadi penari papan atas, kamu mau menjadi penghalang karirku?"

Aku tidak mau melanjutkan keributan ini, aku mengeluarkan kalung berlian yang sudah kusiapkan sambil tersenyum-senyum untuk menghiburnya.

"Lily, merek yang kamu sukai itu baru mengeluarkan produk baru, kamu coba dulu saja, suka atau tidak."

Dia melempar kotak itu dengan marah lalu pergi begitu saja.

Setelah berpisah dalam perselisihan ini, Lily tidak pernah pulang lagi selama seminggu.

Aku pergi ke ruang latihannya untuk meminta maaf.

Tapi dari luar ruangan, aku mendengar Lily dan Leo yang sedang tertawa-tawa.

"Aku tidak mau pulang, dia sama sekali tidak menarik dan terlalu biasa."

Leo tersenyum-senyum, "Dokter Henry adalah orang yang sibuk, pasien yang dia tangani terlalu banyak, tentu saja dia tidak menawan dan menyegarkan."

Tiba-tiba Lily tertawa terbahak-bahak, "Pekerjaannya itu sangat sibuk dan kotor, ini semua salahmu yang pergi tanpa berpamitan denganku, kalau tidak, apakah aku bisa menikah dengan seorang penyembelih?"

Penyembelih?

Dulu dia memujiku yang memiliki cita-cita yang tinggi, sekarang dia berpikiran seperti itu?

Di luar ruangan, aku hanya bisa tersenyum pahit, hatiku seperti tertusuk-tusuk oleh pisau.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel