Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

HMT 7 - Ingin Menjadi Manusia Lagi

Suasana hening saat keduanya saling berpandangan. Sunyi dan sepi malam menambah syahdu perasaan keduanya.

Su Liang berpikir, apakah mermaid di hadapannya saat ini adalah jelmaan siluman? Atau seseorang yang terkena kutukan seperti lagu yang dinyanyikannya tadi. Dia menatapnya lebih dalam.

"Apa yang sedang kau lihat? Apakah wujudku yang mengerikan ini?" tanya Fangyu dengan tatapan tajam pada pemuda di hadapannya. Meski ketakutan padanya, tapi dirinya benar-benar tak bisa kabur saat ini.

"Lepaskan aku!" lanjutnya dengan suara terdengar lantang namun terlihat sangat menggemaskan di mata Su Liang.

"Maaf jika aku sudah membuatmu ketakutan. Aku benar-benar takjub melihatmu. Apakah kau benar-benar sosok mermaid yang melengga itu?" Kali ini Su Liang yang bicara.

Dia mendaratkan bokongnya duduk di samping Fangyu. Pandangan kembali pada ekor ikan besar itu. Warna sisiknya yang biru terang bersinar di terpa cahaya bulan.

"Ya, aku memang mermaid." Setelah pertimbangan panjang akhirnya Fangyu menjawab.

Ia pikir sebaiknya tak perlu mengaku dirinya adalah Putri Fangyu yang dikutuk oleh Raja Laut menjadi mermaid.

Statusnya sebagai seorang putri sudah tak berguna lagi. Karena kini dirinya hanyalah sosok makhluk yang mengerikan.

Mendengar pengakuan Fangyu, Su Liang baru bisa percaya dengan semuanya. Termasuk penjelasan dalam buku kuno.

Namun makhluk mitologi di hadapannya ini terlihat tidak berbahaya dan teramat cantik. Bibirnya mengulas senyum tipis seraya memalingkan wajahnya.

Bodoh sekali!

Kenapa dirinya seakan terpesona melihat wanita setengah ikan itu.

"Tak apa. Aku tidak akan berbuat jahat padamu. Hm, aku Zhang Su Liang, Siapa namamu?" Pemuda itu mengulurkan tangan kanannya ke hadapan Fangyu.

Gadis itu menatapnya dengan rahut curiga. Dia bingung dengan sikap pemuda ini. Apakah ia sedang mengajaknya untuk berkenalan?

"Aku Fangyu. Kau pernah menyebutkan namamu sebelumnya," jawabnya menyambut tangan sang pangeran dengan ragu-ragu.

Su Liang terkekeh geli mendengarnya."Fangyu. Nama yang sangat bagus," godanya kemudian.

Fangyu tersenyum sipu dibuatnya.

"Namamu mengingatkanku pada putri di kerajaan Dongjin. Menurut berita dia sangat cantik, tapi aku tak pernah bertemu dengannya. Sayang sekali, ya!" Su Liang berkata lagi.

Fangyu hanya terdiam. Dilepasnya genggaman tangan pemuda itu yang membuatnya berdebar-debar tak karuan.

Dia lega karena pemuda itu tak mengenalnya. Namun dirinya sedih menyadari kondisinya saat ini. Dia malu pada Su Liang karena wujudnya.

Bahkan pria itu sepertinya sangat senang melihat ekornya. Dia jadi semakin tak nyaman dan salah tingkah dibuatnya.

"Fangyu, bisakah kau katakan padaku seperti apa negeri di bawah laut? Aku dengar di dasar laut ada berbagi jenis ikan dan hewan laut yang unik," ucap Su Liang membuat Fangyu sedikit kaget dan tersadar dari lamunannya.

"Ah, itu ..." Dia jadi salah tingkah dan gagap.

Putra Mahkota terkekeh geli melihatnya. Entah kenapa ia merasa menyukai mermaid cantik itu. Ini benar-benar sangat konyol, bukan?

Dia menolehkan kepalanya pada Fangyu. "Apakah kamu tidak kedinginan?" tanyanya penuh perhatian mengingat udara di laut sangat dingin malam ini.

Fangyu hanya menggelengkan kepalanya.

Benar, sewaktu di istana dirinya sangat tak tahan dengan hawa dingin di malam hari. Namun sejak dirinya berubah wujud menjadi mermaid ia tak pernah merasa kedinginan lagi meski selalu berada di dasar laut.

Mungkin karena dirinya saat ini adalah manusia setengah siluman, pikirnya sedih.

"Hei, kenapa murung? Apakah kamu bisa ikut denganku ke darat?" tanya Su Liang lagi. Dia tampak sangat bersemangat seraya meraih jemari Fangyu.

"Tidak, itu tidak mungkin--" Fangyu langsung menggelengkan kepalanya menolak.

Kini dirinya bukan lagi manusia yang memiliki sepasang tungkai untuk berjalan. Pergi ke darat? Itu mustahil baginya.

"Fangyu, kau bisa memperoleh sepasang kaki seperti manusia saat berada di darat. Apakah kau tak tahu hal itu?" Su Liang menatap dengan sungguh.

Fangyu menggelengkan kepalanya langsung dengan ekpresi sedikit terkejut. Itu tidak mungkin, pikirnya tak percaya.

Su Liang tersenyum lalu meraih Fangyu ke dadanya. Gadis itu memekik kaget saat sang pangeran tiba-tiba menggendongnya.

Dia berusaha berontak dalam ketakutan. Bisa saja pemuda ini berniat buruk padanya. Namun, Su Liang tak memedulikannya.

Dia tetap menggendong Fangyu menuju sebuah sampan. Didudukan gadis itu di sana, kemudian dia mengeringkan ekor Fangyu dengan sehelai kain.

Fangyu hanya terdiam tak mengerti. Sampai beberapa saat kemudian tiba-tiba saja ekornya berubah menjadi sepasang tungkai.

Ia membulatkan sepasang matanya terkejut. Hanfu merah terang membalut tubuhnya seperti saat pertama dirinya dikutuk menjadi mermaid.

Su Liang tersenyum kagum melihatnya. Ia menanggah pada gadis cantik di hadapannya saat ini. Fangyu menatapnya hampir tak percaya.

"Su Liang, ini ...," ucapnya heran bukan main.

"Fangyu, kau bisa menjadi manusia setelah berada di darat. Aku tidak bohong 'kan?" Su Liang segera bangkit lalu duduk di samping Fangyu.

Dia mempelajari apa yang pernah dibacanya dari buku kuno. Jika para mermaid bisa memperoleh sepasang tungkai saat tubuhnya dikeringkan di darat.

Dirinya sudah membuktikan teori itu pada Fangyu. Bibirnya tersenyum melihat Fangyu tampak sangat bahagia. Bahkan gadis itu sangat cantik saat tersenyum.

"Su Liang , aku benar-benar memiliki kedua kaki lagi! Aku tak percaya ini!" Fangyu segera bangkit dari duduknya. Ia melompat-lompat kegirangan.

Akibatnya sampan itu menjadi oleng. Ia hampir jatuh ke laut, tapi Su Liang segera menangkapnya.

Fangyu jatuh ke dalam pelukan putra mahkota. Ia menanggah dengan rasa terkejut. Sang pangeran sedang menatapnya lembut. Jantungnya berdebar-debar melihat tatapan itu. Tubuhnya bergetar. Dia segera melepaskan diri.

"Maaf," ucap Su Liang tampak salah tingkah. Dia tak enak hati sudah memeluk Fangyu tanpa izin darinya.

"Hu'um," jawab Fangyu dengan kedua pipinya yang bersemu merah. Dia sangat malu pada Su Liang karena pelukan tadi.

Hening seketika di antara mereka.

Kemudian sang putra mahkota memecah suasana dengan mengajak Fangyu untuk berjalan-jalan di tepi laut.

Suasana hangat kembali. Fangyu dan Su Liang tertawa bersama sambil bermain kejar-kejaran di tepi pantai yang sepi.

"Fangyu, apakah kau mau kalau aku mengajakmu ke istana Tongjiang?" tanya Su Liang menghentikan langkahnya di samping Fangyu. Diraihnya kedua tangan gadis di hadapannya itu. Dia menatapnya dengan lembut.

"Tidak, aku tak bisa meninggalkan laut," jawab Fangyu.

Dia lantas memalingkan wajahnya dari tatapan sang putra mahkota. Entahlah. Perasaan ini apa namanya dan sejak kapan tumbuh.

Tapi tetap saja dirinya hanya sosok mermaid saat ini, bukan seorang gadis yang bisa pergi ke mana saja. Dia takut dan masih belum bisa percaya pada Su Liang.

"Baiklah, tak apa. Aku mengerti. Namun, suatu hari aku pasti akan membawamu ke istana sebagai permaisuriku," ucap Su Liang penuh percaya diri. Bibirnya menyeringai saat Fangyu menatapnya.

Fangyu segera menarik tangannya dari genggaman Su Liang.

Ia bergegas melanjutkan langkahnya meninggalkan pemuda itu.

Hh, apa yang ia bicarakan? Permaisuri?

Itu mustahil!

Tak masuk akal!

Fangyu memalingkan wajahnya ke semua arah. Dia tampak bersedih. Bukan sedih karena sudah digombali oleh pangeran tampan itu, tapi sedih meratapi dirinya yang kini hanya seorang mermaid, bukan putri kerajaan seperti dulu.

"Fangyu!"

Su Liang menyusulnya.

Fangyu segera mempercepat larinya. Dia berlari menuju tebing kemudian terjun ke laut dan kembali menjadi mermaid.

Su Liang berteriak memanggil seraya berdiri di tepi tebing. Fangyu muncul ke permukaan air. Sang pangeran tersenyum lega melihatnya. Namun setelah itu Fangyu segera memutar tubuhnya berenang dan menyelam ke dasar laut.

Su Liang melihat ekor kebiruan itu yang akhirnya menghilang.

"Fangyu! Aku akan kembali menemuimu setiap malam! Kau dengar itu!" teriaknya dengan penuh harapan sekiranya Fangyu bisa mendengarnya.

Fangyu hanya tersenyum mendengar ucapan sang pangeran. Dia tak muncul lagi ke permukaan air untuk menjawabnya.

Tangan dan ekornya terus ia gerakan menyelam ke dasar laut. Tak ada harapan bagi dirinya untuk bisa merasakan kebahagiaan di darat.

Dia hanya mermaid, dan ia sudah menerima takdirnya.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel