Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

HMT 6 - Mermaid

Setelah peperangan di Timur berakhir, Su Liang dan bala pasukan segera kembali ke Barat. Perang yang berlangsung selama lima hari lima malam itu akhirnya bisa dihentikan setelah Raja Lin dan Raja Zhang bicara.

Raja Lin mengatakan jika putrinya Fangyu memang benar-benar hilang. Raja Zhang tak mudah percaya.

Dia bahkan mengatakan jika Raja Lin memang sedang ingin mempermalukan dirinya dan Kerajaan Tongjiang.

Raja Lin berusaha bersabar menghadapi kemarahan Raja Zhang. Ratusan tentara tewas dengan sia-sia karena perang yang disebabkan kesalahpahaman ini.

Akhirnya keduanya menemui Master Ying, seorang guru besar yang di tuakan oleh mereka. Master Ying memberikan pengarahan dan menengahi permusuhan yang terjadi.

Raja Zhang meminta maaf pada Raja Lin atas tuduhan dan serangan yang Kerajaan Tongjiang perbuat. Semua itu sudah terjadi. Raja Lin hanya bisa menerimanya dan memaafkan Raja Zhang.

Setelah kembali ke Barat, Raja Zhang memerintahkan pada beberapa penjaga untuk segera mencari Menteri Chen yang sudah memberinya informasi salah yang mengakibatkan perang.

Raja Zhang merasa tak enak hati pada Raja Lin. Ia juga berjanji akan membantu untuk mencari Fangyu.

Menteri Chen segera kabur setelah mendengar kemarahan Raja Zhang padanya. Diam-diam ia kembali ke Selatan tanpa ada yang tahu. Menteri Chen meninggalkan istana Tongjiang menggunakan jalan rahasia yang dirinya buat sendiri.

...........................................................

Su Liang didera kegelisahan yang besar setelah kembali dari Timur. Gadis berekor ikan yang dilihatnya di pantai Timur tempo hari apakah benar seorang putri duyung yang pernah dilihatnya dari buku kuno.

Sembari termenung di tepi jendela ia tersenyum sendiri saat teringat gadis misteri yang menolongnya.

Siapa sebenarnya dia? Apakah mermaid itu memang benar-benar ada? Kedua tungkainya segera terayun menuju lemari buku yang berdiri di sudut kamar.

Sebuah buku kuno diraihnya dari rak paling atas lemari. Buku itu sangat berdebu. Ia bersihkan lebih dulu sebelum membawanya menuju pada meja belajarnya.

Halaman demi halama ia teliti dengan seksama seraya duduk pada bangku kecil di sana. Mermaid. Penjelasan tentang makhluk mitologis kuno yang sedang dirinya cari.

'Mermaid adalah makhluk air yang memiliki tubuh layaknya seorang perempuan dari pinggang sampai kepala, sedangkan bagian tubuh dari pinggang ke bawah menyerupai ikan. Mermaid merupakan makhluk mitologis. Golongan makhluk separuh manusia separuh hewan.'

Sepasang manik hitam Su Liang membulat penuh membaca penjelasan buku kuno itu tentang sosok mermaid.

Jadi, benar adanya jika gadis yang ditemuinya di pantai Timur itu adalah mermaid? Berarti bangsa mermaid itu memang benar-benar nyata?

Dia hampir saja tak percaya.

Namun, melihat gambar sketsa yang di gambarkan buku itu memang sangat mirip dengan gambaran gadis cantik yang menolongnya. Sosok gadis berekor ikan.

Setelah menutup buku kuno itu Su Liang segera memerintah pengawal untuk memanggil Jenderal Hui. Tak menunggu lama Jenderal Hui pun datang ke kamarnya.

Su Liang menceritakan semua yang dialaminya di pantai Timur. Jenderal Hui tampak tidak yakin dengan ucapannya. Kemudian sang pangeran menunjukkan buku tentang penjelasan makhluk mitologis yang dibacanya tadi.

"Putra Mahkota, mustahil sekali ada makhluk seperti itu di dunia nyata. Wanita setengah ikan," tukas Jenderal Hui yang masih kurang percaya dengan penjelasan yang tertulis pada buku kuno itu.

Bisa saja buku itu hanya buku fiksi yang dibuat oleh seorang pengarang novel, pikirnya.

"Aku sangat yakin, Jenderal. Karena aku melihatnya sendiri. Gadis itu terjun ke laut mengibaskan ekornya." Su Liang tetap kukuh. Dia tahu ini sangat mustahil. Namun ia tertarik untuk meneliti semua ini dan menemukan hasinya.

Jenderal Hui hanya terdiam mendengarkan cerita putra mahkota. Entah itu nyata atau pemuda ini sedang mabuk arak.

Sebagai seorang jenderal yang ditugaskan untuk melindungi raja dan keturunannya, Ia hanya menjadi pendengar yang baik. Tapi bila makhluk ini benar-benar ada maka dirinya harus melindungi putra mahkota.

"Jenderal, aku ingin kembali ke pantai Timur dan mencari makhluk itu. Aku ingin kau menemaniku," ucap Su Liang pada Jenderal Hui. Dia menatap dalam pada pria di hadapannya.

"Jika itu sudah menjadi keputusan Anda, hamba akan mengikutinya." Jenderal sedikit membungkukkan tubuh pada Su Liang.

Sang pangeran hanya tersenyum tipis menanggapi.

......................................................

Setelah meminta izin pada raja untuk pergi berburu, Su Liang segera berangkat ke Timur. Jenderal Hui dan beberapa pengawal menemaninya.

Sepanjang perjalanan Su Liang banyak berpikir tentang gadis yang menolongnya di pantai Timur. Kemudian ia juga teringat dengan Putri Fangyu.

Rupanya dia sudah salah menilai gadis itu. Fangyu hilang entah ke mana, bukan kabur karena tak mau menikah dengannya.

Ayahnya dan para petinggi istana semalam sempat membahas masalah ini di ruang rapat. Kerajaan Tongjiang sepakat akan membantu untuk menemukan Putri Fangyu.

Sementara seperti apa rupa putri itu dirinya tak pernah tahu. Seingatnya dia hanya pernah bertemu dengan Fangyu beberapa kali saja. Itu pun saat usia mereka masih kanak-kanak.

Namun menurut cerita yang didengarnya, Fangyu adalah putri yang sangat cantik dan juga sombong.

Entahlah..

Dia tak bisa membayangkannya. Malah yang kemudian muncul di kepalanya adalah wajah si mermaid cantik itu. Konyol sekali! Su Liang tersenyum tipis sembari menaiki kudanya menuju arah pantai Timur.

...............................................................

Perjalanan ke pantai Timur memakan waktu sekitar dua hari dua malam dari Barat. Mereka tiba di malam hari.

Jenderal Hui segera memerintah pada para pengawal untuk mendirikan sebuah tenda di tepi pantai. Sementara ia melihat Su Liang sedang berdiri di tepi tebing seraya memainkan seruling.

Bibir sang jenderal mengulas senyum. Pangeran dari Barat memang sangat mengagumkan, pikirnya.

Tenda sudah didirikan. Jenderal Hui membuat api unggun dan berkumpul bersama para pengawal. Membakar ikan dan berbincang bersama. Ekor matanya melirik pada Su Liang yang masih asyik memainkan serulingnya.

Suara merdu itu mengingatkan dirinya pada kampung halamannya. Anak-anak di sana selalu memainkan seruling saat bulan purnama.

Berkumpul di bawah pohon kesemek sambil menikmati cahaya bulan. Indah sekali. Seulas senyum kerinduan menghiasi sudut bibirnya.

Malam semakin larut. Jenderal Hui dan para pengawal sudah tertidur pulas di depan api ungun. Hanya Su Liang yang masih terjaga dan asyik dengan serulingnya.

Dari dasar laut Fangyu mendengar suara seruling Pangeran Su Liang. Suara itu sangat merdu dan membuat hatinya damai.

Siapa yang sedang memainkan seruling itu? Rasa penasaran dan merdunya suara itu menuntun ia ke permukaan air. Matanya melihat seorang pemuda sedang duduk di tepi tebing.

"Putra Mahkota Zhang Su Liang?"

Bibir kemerahan bak bunga lotus itu tersenyum begitu manis dengan kedua pipinya yang merah merona. Entah perasaan apa ini. Pangeran tampan itu membuatnya sangat kagum.

Fangyu segera berenang ke tepian.

Ia duduk pada batu besar di tepi laut. Perlahan ia mulai menyanyikan lagu yang terdengar sangat lembut dengan suara emasnya.

Lagu tentang seorang putri raja yang dikutuk menjadi sosok mermaid karena kesalahannya.

Su Liang terkejut mendengar suara nyanyian itu. Sunyi dan sepi di sekitar. Dari mana sumber suara itu?

Ia menyapu pandangan ke sekeliling laut dan pantai. Terlihat olehnya Jenderal Hui dan para pengawal yang tengah tertidur pulas di depan api unggun.

Suara nyanyian itu semakin nyata. Terdengar sendu dan syahdu, bahkan menyedihkan di beberapa liriknya. Dia masih penasaran mencari sumber suara itu. Kemudian ia melihat sosok yang sedang duduk pada batu besar di tepi laut.

Gadis itu?

Sepasang matanya membulat.

Ia segera menuruni tebing dan ingin menghampirinya.

"Kau! Kau gadis yang menolongku malam itu, kan?"

Fangyu sangat terkejut mendengar suara itu. Lehernya segera memutar menoleh pada pemuda yang berdiri di belakangnya. Mata keduanya saling membulat kaget.

Fangyu hendak kembali ke laut untuk menghindari Su Liang. Namun tangan sang pangeran lebih dulu mencekal lengan kirinya. Dia sangat ketakutan.

Su Liang memperhatikannya dari ujung kepala sampai pada ekornya yang terlihat jelas karena sinar rembulan.

"Lepaskan aku!" Fangyu berusaha berontak, tapi genggaman pemuda itu terlaku kuat.

"Tenanglah. Aku takkan menyakitimu," ucap Su Liang.

Dia segera mendekat pada Fangyu. Sepasang mata menatap hampir tak percaya. Mermaid? Gadis ini benar-benar sosok mermaid yang dilihatnya dari buku mitologis kuno.

Su Liang sampai terkesima melihatnya. Fangyu masih meringis ketakutan. Dan sang pangeran pun mendekat padanya. Menarik napas lalu tersenyum padanya. Entah apa maksudnya. Rasa takut Fangyu sama sekali tidak berkurang.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel