Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Give me ten minutes...

Tante marie adalah adik dari ayah Jonathan, semenjak kematian kedua orang tuanya memang hanya Tante marie yang mengurus segala keperluan Jonathan dan Lexi. Tante Marie kehilangan suaminya di kecelakaan yang menimpa kedua orang tua Jonathan dan Lexy. Tante marie tidak memiliki anak dan tidak menikah lagi. Dia hanya merawat kedua keponakannya dengan sepenuh hati.

***

Makan malam

Setelah selesai makan siang dengan investor dari Singapore dan meeting dengan pengusaha asal Brasil Tuan marquez, Jonathan segera menuju restoran tempat pertemuan dengan anak dari pengusaha kenalan tante Marie. Jonathan tidak mengganti pakaiannya hanya merapikan rambut saja, itu pun ia lakukan di dalam lift.

“Albert bagaimana penampilanku?” tanya Jonathan kepada albert sembari telapak tangan memegang pinggang dengan siku tangan membentuk sudut empat puluh lima derajat. Lalu setengah berputar.

“Anda kelihatan luar biasa.” jawab Albert sambil mengangkat kedua ibu jarinya ke arah Jonathan.

“Begitukah…” Jonathan menanggapi.

“Siapa nama gadis itu, aku sampai lupa menanyakannya padamu” Tanya Jonathan lagi kepada Albert.

“Namanya Nona Bella Tuan” Sahut Albert sambil tersenyum.

“Apa dia sudah datang?” tanya Jonathan lagi.

“Nona Bella sudah datang sepuluh menit yang lalu Tuan, Nona bella mengenakan dress berwarna Merah di sebelah sana” jawab albert sambil menunjuk ke arah gadis cantik berambut pirang dengan dress berwarna merah.

“Oke.. aku rasa itu saja yang aku perlu tahu” Tukas Jonathan sambil mengangkat jari telunjuknya.

“Kau… duduklah dikursi tepat dibelakangku. Siapkan mobil Aku akan menyelesaikan ini hanya dalam waktu sepuluh menit. Aku sudah mulai terbiasa albert.” Kata Jonathan kepada Albert berseloroh.

“Baik Tuan” jawab albert.

Jonathan pun berjalan ke arah seorang gadis cantik dengan dress berwarna merah, tatapan mata gadis itu terpesona oleh ketampanan wajah Jonathan. Beberapa gadis di sana pun terpesona oleh wajah dan kharisma dari Jonathan Smith. Jonathan berjalan sembari merapikan blazer yang ia kenakan, gerakan nya bak seorang model. layaknya gerakan slow motion jonathan benar-benar mampu membuat para wanita tersihir olehnya, seperti ada cahaya dan angin sebagai efek saat kedatangannya. Para wanita terpesona olehnya, para lelaki ingin sepertinya, para sahabat pria dibuat iri olehnya, Begitulah yang terjadi.

Albert duduk di kursi belakang sesuai yang diperintahkan oleh Jonathan. Setelah albert duduk albert kini memperhatikan jam tangan yang ia pakai di pergelangan tangan kirinya.

“Apa benar kali ini hanya sepuluh menit saja? Ahhhh aku pasti kali ini akan di habisi oleh Nyonya Marie” Gumam Albert sambil terus melihat kearah jam tangannya.

Jonathan berhenti didepan meja Bella, dengan raut wajah dingin tanpa ekspresi kemudian menarik kursi yang ada di depannya.

“Kau bella?” Tanya Jonathan dingin.

“I-Iya aku Bella” jawab Bella terbata yang sedari tadi terus memandang wajah Jonathan, seolah ada percikan-percikan cahaya bintang pada tatapan mata bella. Bella berdiri seraya menyodorkan tangan kearah Jonathan.

“Ya aku Jonathan” tanpa menggubris tangan bella. Jonathan memang tidak suka bersentuhan dengan orang yang baru ia kenal kecuali orang itu menguntungkan bagi Jonathan.

Sembilan menit berlalu, persis pada menit ke sepuluh Jonathan berdiri kemudian pergi meninggalkan bella begitu saja. Wajah bella terlihat pucat entahlah apa yang dikatakan oleh Jonathan hingga wajah gadis itu berubah seperti itu. Saat Jonathan berdiri tak lama albert pun berdiri dan mengikuti langkah kaki Jonathan dari belakang.

“Benar hanya sepuluh menit” Gumam Albert yang sedari tadi hanya memandangi jam tangan miliknya sambil memiringkan wajahnya.

“Apa mobil sudah siap? Antarkan aku pulang Albert” perintah Jonathan.

“Mobil sudah ada di lobby Tuan” Jonathan dan Albert melangkah masuk kedalam mobil Roll Royce phantom yang sudah menunggunya.

Albert tidak berani bertanya apa yang Tuannya katakan hingga membuat wajah nona bella berubah pucat seperti tadi. Jonatan memang pria yang mampu membuat lawannya baik itu perempuan ataupun laki-laki tak berkutik.

“Apa anda tidak makan malam dulu Tuan?” tanya albert. Waktu sepuluh menit tadi jangankan sempat makan malam, memesan kopi pun tidak dilakukan Jonathan. Pasti Jonathan sekarang kelaparan.

“Pesankan aku Linguine alle vongole dan Parmigiana Chicken dari restoran langgananku.” jawab Jonathan.

“Baik Tuan” albert bergegas mengambil ponselnya dan memesankan sesuai pesanan Jonathan.

“Albert apa kau sudah mengetahui tempat tinggal adikku Lexi?” tanya Jonathan sambil menatap keluar jendela.

“Tuan Lexy sangat lihai menyimpan jati dirinya Tuan, saya akan berusaha lagi. Maaf sudah mengecewakan anda selama bertahun-tahun” jawab Albert seraya menundukan kepalanya.

Lima belas menit kemudian Mobil Roll Royce sampai di sebuah komplek apartemen mewah dan megah bergaya Modern Minimalis. apartemen yang didominasi dengan warna Light grey dan hitam itu terkesan sangat maskulin. Seorang petugas keamanan membukakan pintu lobby. saat mobil Jonathan lewat tadi pun, Petugas keamanan yang berjumlah 2 orang itu membungkukkan tubuhnya.

Apartemen terdiri dari 8 gedung, semuanya mewah. Komplek apartemen mewah itu milik Jonathan, Jonathan tinggal di salah satu penthouse di gedung menjulang tinggi itu. Jonathan memang memilih tinggal di penthouse. Alasannya karena tak semua orang bisa masuk kedalam, harus melewati beberapa posko keamanan. Fasilitas di apartemen ini sekelas dengan W Hotel, mulai dari keamanan, pusat kebugaran, lift umum, lift VIP, taman, dan lain sebagainya. Harga nya pun tak tanggung-tanggung, tak sembarang orang bisa membeli unit di apartemen ini.

Jonathan melangkahkan kakinya memasuki Lobby penthouse, saat di lobby Jonathan sudah disambut oleh petugas receptionist, petugas keamanan dan bellboy seperti di hotel. Mereka membungkukan tubuhnya ketika Jonathan lewat seraya mengucapkan salam. Seperti biasa Jonathan tak menjawabnya, hanya Albert yang membalas sapaan mereka. Setelah mengantar Jonathan sampai ke penthouse albert pun undur diri.

Sesampainya di penthouse.

Jonathan langsung menuju kamar mandi, tak lama makanan yang tadi di pesan pun datang. Markus bergegas mempersiapkan makanan untuk Jonathan. Di penthouse berukuran besar ini memang hanya ada Jonathan, satu orang kepala pelayan bernama markus dan satu orang pengurus rumah tangga yang tidak tinggal disitu.

Penthouse mewah berukuran lima ribu delapan ratus square foot ini terdiri dari tiga lantai, dengan lima kamar tidur, delapan kamar mandi, dua dapur, satu office, satu library, seribu empat ratus square foot living room, a rooftop garden dan tentu saja breathtaking views, Million dollar views. Harga penthouse milik Jonathan dibandrol dengan harga USD 34,5 million.

Setelah mandi Jonathan melahap hingga tak bersisa Linguine alle vongole dan Parmigiana Chicken pesanannya.

Kemudian bergegas tidur.

***

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel