Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

SAKIT KARENAMU

Drttt.

Jeffir beralih pada sebuah ponsel yang bergerak di meja gajebo tempatnya bersantai di pinggir kolam, dia langsung mengambil dengan mata kaget melihat seseorang yang mencoba menghubunginya.

"Mama?" gumamnya menenggak air liurnya sendiri, ia tahu ibunya pasti akan memberondongnya dengan pertanyaan. Lantaran, gosip yang saat ini tengah beredar pasti sudah sampai ditelinga ibunya.

'Iya, halo Ma... ada apa?' dengan lembut Jeffir berbicara dengan seorang perempuan, yaitu ibunya sendiri.

'Jeff, jelaskan tentang berita pernikahanmu sama Mama! Benar kau telah Menikah?'

'Jeff bisa jelaskan, nanti Jeff pulang ke Rumah ya,'

Namun, tanpa ada basa-basi lagi ibunya mengakhiri panggilan, lantaran marah pada sang putra.

'Ma, halo... Ma, jangan tutup,'

Sialnya panggilan itu telah di akhiri, "Sial, bertambah lagi masalah!" kesal Jeffir. "Ini semua gara-gara media itu!"

Jeffir menghela nafas, dia menyadari telah melakukan kesalahan membuat ibunya begitu marah padanya karena pernikahannya dengan Reina. Tapi, sekali seumur hidupnya baru kali ini dia membuat kesalahan pada ibunya. Kendati demikian nasi sudah menjadi bubur ini adalah resiko yang harus dia tanggung atas tindakannya.

Tapi, dia tidak bisa membohongi ibunya terus menerus hingga akhirnya dia memilih menikahi Reina setelah dia selidiki terlebih dahulu latar belakang Reina sebelumnya.

Teringat saat pertama kali bertemu dengan Reina, perempuan yang telah dia renggut kesuciannya secara paksa, dengan dalih kalau Reina adalah perempuan bayaran yang sengaja di kirimkan untuknya.

Hari itu dia bertemu dengan unsur ketidak sengajaan, dan pada saat itu Reina sedang melakukan tugas pekerjaannya, saat itu pula dia yang sedang terburu-buru tidak sengaja menabrak Reina yang sedang bekerja di koridor kantornya, dekat ruangan VIP yang sering dia gunakan, tanpa diketahui Reina diam-diam dia memerhatikan kecantikan gadis itu dari balik jendela ruangannya.

Hingga akhirnya dia meminta Cristian menyelidiki seluk beluk Reina, hingga di pertemukan dengan Belinda yang ternyata HRD di perusahaannya, tapi sekarang telah dia pecat karena tahu otak licik Belinda, dan dari Belinda pula dia mendapatkan tawaran menarik untuk membeli gadis cantik itu.

Setelah itu Jeffir memberikan cek dengan nilai seratus juta berhasil membawa gadis malang itu, pada saat tengah malam Jeffir meminta Cristian berpura-pura menjadi sopir kantor untuk mengantarkan Reina pulang ke rumahnya, tapi kenyataannya Reina di antarkan ke Penthouse megah miliknya.

Pada malam itu pula Jeffir sukses merenggut semua yang di miliki oleh Reina, dia menikmati hingga menyiksanya karena terbuai dengan kecantikan itu, hingga hilang kendali membuat Reina jatuh pingsan.

Jeffir tersadar kalau pagi ini dia belum menemui Reina setelah dia tinggalkan dengan tubuh polos tanpa busana di kamarnya saat malam itu.

Dalam hatinya berjanji akan melakukan Reina dengan sopan, lantaran dia telah menikahinya meskipun dengan cara paksa.

Ceklek.

Jeffir perlahan membuka pintu dengan pelan, pandangannya tertuju pada Reina yang telah membersihkan dirinya duduk menatap nanar pada jendela kaca dengan wajah pucat pasi.

Jeffir merasa kasihan pada Reina, perlahan dia datang membelai pipi pucat pasi itu dengan kantung mata hitam di bawah matanya. Karena semalaman kurang tidur akibat Jeffir memaksa Reina untuk melayani hasrat biologisnya yang cenderung tidak tertahankan.

"Rupanya kau sudah bangun hem... kenapa Istriku terlihat murung seperti ini?"

Namun, tidak ada tanggapan dari Reina. Walaupun Jeffir membelai pipinya dengan lembut, bagi Reina dia adalah tawanan pria iblis ini, sama sekali bukan istri dari pria tampan ini.

"Kau sudah sarapan?" tanyanya, tapi tetap saja Reina mengabaikan. Jeffir sadar Reina marah padanya, ia pun kembali meninggalkan Reina. Namun, Jeffir tidak mau kalau sampai Reina jatuh sakit.

Dia lantas meminta Cristian untuk membawakan makanan, sekaligus membujuk Reina agar mau makan. Bagaimana pun Jeffir mulai merasa kasihan, atau bahkan dia telah jatuh cinta.

"Pergilah ke kamarnya, bujuk dia untuk makan. Kalau perlu videokan dia saat makan agar aku lega setelah melihat dia memiliki asupan makanan!" perintah Jeffir pada asistennya itu.

Cristian segera menuju kamar Reina, dengan papper bag makanan di tangannya.

Ceklek.

Cristian pelan-pelan membuka pintu, mendekati Reina.

"Nona Reina, lihatlah saya bawa makanan untuk Anda. Sebaiknya Anda makan terlebih dulu setelah itu beristirahatlah, karena nanti malam Tuan Jeff--,"

Ucapan Cristian terpotong, saat Reina bangkit dengan tatapan tajam tertuju padanya. "Mau apa lagi dia? Belum puas menghancurkan harga diriku?!" Reina meraih papper bag dan melemparkannya tepat di depan Cristian. "Bawa semua makanan ini, aku tidak butuh makanan. Aku hanya ingin bebas!" jerit Reina frustasi karena tidak kunjung dilepaskan.

Cristian langsung pergi meninggalkan Reina yang kalut, dia enggan terlibat dengan situasi canggung itu dengan perempuan cantik tawanan bosnya.

Setelah kepergian Cristian, Reina melirik papper bag dengan makanan yang jatuh berserakan di lantai. Sungguh sebenarnya dia tidak sudi menerima makanan dari pria iblis itu, tapi dia teringat jika dia harus bertahan hidup, dan membalas perlakuan Belinda yang telah menjualnya.

Dengan tatapan sayu Reina mulai mengambil makanan itu, dan memakannya sambil terus menangis karena sedih meratapi nasibnya yang entah sampai kapan menderita.

Setelah itu Reina mencoba memejamkan matanya, beristirahat untuk mengumpulkan energinya agar bisa melawan Jeffir, meski kenyataannya dia akan tetap kalah karena kekuasaan pria itu, tak mungkin terkalahkan.

Dalam tidurnya kejadian buruk datang sebagai mimpi buruk dalam tidurnya, hingga dia mengigau. Dari mulai kedua orang tuanya meninggal saat kecelakaan, disiksa oleh Belinda tantenya, hingga dilecehkan oleh Jeffir dipaksa menikah setelah dinodai oleh pria tidak di kenalnya.

Keringat dingin mulai bercucuran membasahi tubuhnya, sementara mulutnya terus meracau, mengigau dalam mimpinya sedang diperkosa oleh Jeffir.

Tubuh Reina menggigil, dingin tidak tertahan merasakan seluruh badannya terasa remuk, sementara suhu tubuhnya terus meningkat, dan menjadi demam.

Perlahan Reina membuka matanya, merasakan sentuh di keningnya. Saat itu dia terkesiap kaget, menepis dengan lemah dia tahu itu adalah Jeffir, pikirnya Jeffir akan kembali melecehkannya, dia yakin itu adalah Jeffir apalagi aroma parfumnya terhirup sangat maskulin oleh hidungnya.

Reina menajamkan tatapannya pada Jeffir yang tengah berada disampingnya, berusaha meyakinkan kalau itu benar-benar pria iblis itu.

"Jangan! Tolong jangan lakukan itu lagi padaku, aku mohon," lirihnya masih trauma dengan kejadian-kejadian buruk yang menimpanya.

Jeffir merasa khawatir, dan mengusap kening Reina. "Kau demam, aku akan memanggilkan Dokter untukmu."

"Kau tak usah berlagak peduli padaku, Iblis! Pergi!" dengan lemah Reina mendorong Jeffir, tapi malah dia yang terhuyung jatuh.

"Jangan bodoh, aku datang untuk menolongmu!" kesal Jeffir karena berniat baik pun tetap Reina tidak memercayainya.

Reina tertawa samar, mencemooh Jeffir. "Haha, apa katamu? Menolong, 'Tuan?" tangisannya semakin meraung keras, Reina seolah tidak peduli meski Jeffir berusaha peduli padanya.

Baginya Jeffir bukan ingin menolongnya, tapi hanya ingin menyelamatkan mainan kesukaannya saja.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel