Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

PERJANJIAN

Setelah Jeff meninggalkan kamar itu, Reina hanya diam mematung. Cristian yang sedari tadi berada di situ menyaksikan adegan itu akhirnya menghela nafas. Dia tahu apa yang dilakukan bosnya itu kejam dan salah. Namun, dia hanya seorang bawahan seorang pesuruh dia bisa apa, meskipun merasa kasihan pada Reina, gadis berusia 21 tahun itu tetap saja tidak berdaya dibawah kuasa Presdir muda itu.

"Apa kau butuh sesuatu Nona?" hanya itu yang bisa dia lakukan, dan setidaknya ada keinginan untuk menolong.

"Apa aku tidak pantas bahagia? Apa karena miskin aku tidak pantas bahagia?" Reina tiba-tiba saja bertanya seperti itu pada Cristian. Hingga membuat Cristian terkesiap bingung harus menjawab bagaimana dengan pertanyaan itu. "Apa karena aku lemah, tidak punya kekuasaan hingga dia bisa seenaknya membuatku seperti ini, Cris?" Reina memang tidak mengenal Cristian, namun saat ini dia butuh seseorang untuk sekedar bercerita menumpahkan beban di hatinya sekalipun itu Cristian, bawahan Jeffir.

Cristian baru membuka mulut, tapi Reina tidak membiarkan Cristian bicara sebelum dia menumpahkan semua bebannya. "Haruskah aku jadi mainannya seperti ini, aku bukan boneka tapi dia menganggap aku seperti bonekanya," lirih Reina dengan suara bergetar sarat akan kesedihan, dia kembali berbaring menyamping membelakangi Cristian.

"Tidak Nona, saya memakluminya jikalau perempuan lain pasti akan seperti Anda, maafkan saya... Saya tidak bisa membantu apa-apa untuk Anda," sungguh perkataan Cristian bukan semata-mata untuk menghibur Reina, tapi ini memang benar-benar kenyataannya seperti itu dia tidak ada daya, dan upaya untuk membantu apapun terhadap Reina.

Sebenarnya Cristian adalah pria baik, ia tahu hari di mana Belinda meminta bayaran atas keponakannya, Reina kepada Jeffir. Pasalnya, saat itu Cristian berada di tempat kejadian yang sama awalnya Cristian memberi masukan kepada tuannya, tapi Jeffir tidak menggubris ia malah menerima tawaran Belinda, karena Jeffir benar-benar membutuhkan seorang wanita untuk dijadikan istri, meskipun dia harus membeli perempuan itu dengan mahal.

Cristian terpaksa membiarkan Jeffir menerima tawaran Belinda, dan Reina menghabiskan malam kasar dengan pria angkuh. Tentu saja Reina merasa semakin menderita, di tambah lagi mendapatkan pilihan sulit seperti saat ini, namun lagi-lagi Cristian hanya bisa membiarkannya.

Cristian tiba-tiba saja mendengar isakan tangis Reina yang membelakanginya, dia tahu perempuan itu benar-benar kalut. Perlahan, dia bangkit memberikan Reina waktu untuk menyendiri sebelum mendengar kembali suara lirih.

"Kau lihat? Bahkan aku menangis seperti ini di hadapanmu, aku Perempuan lemah Cristian. Si miskin yang benar-benar terjebak dipenjaranya si kaya yang arogan!" Reina tertawa dalam tangisnya, mengejek kelemahan dirinya sendiri. Dulu saat kedua orang tuanya dinyatakan meninggal, dan di Siska hampir tiap hari oleh Belinda dia terus berusaha untuk kuat menahan air matanya agar tidak menangis, tapi kini dia benar-benar hancur setelah harga dirinya terinjak-injak oleh pria iblis yang benar-benar angkuh, apalagi sekarang diberikan tawaran menggiurkan seolah dia perempuan murahan seperti diluar sana, mental, harga dirinya benar-benar dihantam dan dijatuhkan sehingga ia merasa tidak berharga lagi.

Cristian merasa iba melihat penderitaan Reina, hingga tak tega meninggalkannya sendiri.

"Nona, menangislah... setidaknya kau bisa lega, dan asal kau tahu menangis tidak pernah menjatuhkan harga diri, saya tahu Anda adalah perempuan kuat, semoga di kemudian hari kau bisa merasakan kebahagiaan, kadang menangis juga kebutuhan, Anda jangan berkecil hati,"

Kekehan kesedihan keluar dari mulut Reina, "Ternyata kau tidak seburuk Tuanmu jika berbicara sebijak itu! Tapi, kenapa kau malah membantunya mempermulus akal bulusnya untuk menjebakku menghancurkan aku Perempuan lemah, yang seharusnya kau lindungi?!"

Reina sengaja melontarkan pertanyaan seperti itu, meskipun dia tahu jawabannya akan seperti apa.

Cristian merasa tertampar dengan pertanyaan itu, bahkan dia diam tidak bisa berbicara apapun di hadapan Reina, seakan mati kutu dibuatnya.

"Sebelumnya saya minta maaf, asal Anda tahu Nona, saya hanya seorang pesuruh yang tidak bisa berbuat apa-apa, sama seperti Anda yang tidak berdaya Nona," jawaban Cristian tepat seperti perkiraan Reina, dia tahu akan dijawab seperti ini.

"Lalu aku harus bagaimana?" pertanyaan Reina selanjutnya, itu seperti pertanyaan untuk dirinya sendiri yang bingung dengan pergolakan batinnya. Di satu sisi dia ingin bebas, dan hidup tenang. Tapi di sisi lainnya dia takut akan kembali dikejar oleh pria angkuh yang sudah pasti akan terus membelenggu hidupnya, dan jika menerima tawaran itu dia harus siap dilecehkan kehilangan martabatnya sebagai perempuan baik-baik.

"Itu terserah Anda, Nona. Tapi, berpikirlah sebelum mengambil keputusan jangan pernah mengambil keputusan yang salah, nantinya akan membuatmu menyesal seumur hidup Anda," setelah itu Cristian berbalik pergi meninggalkan kamar itu.

Reina menatap ke sekeliling ruangan kamarnya sambil benar-benar berpikir demi mengambil keputusan tepat, "Tuhan, hamba harus bagaimana?" lirih Reina bergumam. "Apa yang harus saya lakukan?" perempuan itu bertanya pada dirinya sendiri.

Reina menghela nafas dalam, lalu turun dari kasur empuknya. Dia berjalan keluar sambil menenteng tiang penyangga infusan, itu juga dia butuhkan untuk membantunya berdiri lantaran tubuhnya saat ini benar-benar lemas.

Dia sangat membutuhkan udara segar demi mengambil keputusan, dan kejernihan dalam berpikir kepalanya terasa penat, ini adalah pertama kalinya keluar dari kamarnya setelah beberapa hari dirawat.

Reina melangkahkan kakinya perlahan-lahan mengayunkan tangannya di tangga, hingga menapaki lantai satu penthouse megah itu, kemudian menuju pintu yang mengarahkannya ke taman belakang yang di hiasi tanaman keladi serta air kolam yang jernih, Reina berjalan-jalan dipinggir kolam tampak memikirkan sesuatu yang harus dia putuskan.

Untuk sejenak Reina duduk di bangku gajebo sekedar menatap beberapa tanaman, dan aquarium yang berada di sekitar sana dengan ikan hias yang sedang berkeliaran.

Reina tersenyum melihat ikan hias itu, dia membayangkan betapa terkekangnya hidup di dalam aquarium itu.

"Apa aku terim saja perjanjian ini? Tapi, bagaimana jika nantinya iblis itu semakin semena-mena padaku?" Reina untuk kesekian kalinya bergumam.

Sekali lagi Reina menghela nafasnya untuk keputusan yang sudah dia ambil.

Sementara di arah lain Jeffir sedang memperhatikan Reina, dia tampak tersenyum menatap perempuan yang dia penjarakan di dalam sangkarnya itu.

Tiba-tiba Cristian datang menghampiri Jeffir atas permintaannya.

"Ada apa Tuan, Anda memanggil saya?" Cristian berdiri di samping tuannya yang sedang duduk, sementara tatapannya terus tertuju pada Reina.

"Ya, aku memanggilmu. Aku memiliki tugas untukmu," suara dingin itu menggetarkan hati Cristian.

"Apa itu Tuan?" Cristian tahu Jeffir pasti akan memintanya, melakukan pekerjaan. Namun, sepertinya cukup sulit.

"Cari tahu keberadaan Belinda, pastikan dia ikut denganmu untuk menghadap saya!"

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel