Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

BAB. 7 Nongkrong Di Mall KoKas

Petualangan Romantis Farez dan Zera di Amazing D’Caribbean,

Setelah menikmati makan siang di sebuah restoran penuh kenangan, Farez memandangi Zera dengan senyum lembut. Restoran itu merupakan tempat mereka sering menghabiskan waktu bersama saat masih SMA, dan kenangan itu terasa hidup kembali.

Lalu tiba-tiba Farez berkata kepada kekasihnya,

“Bagaimana kalau kita lanjut ke Mall Kota Kasablanka? Sudah lama banget kita nggak ke sana. Aku mau mengajak kamu ke Amazing D’Caribbean, tempat favorit kita dulu,” ujar Farez antusias.

Zera mengangguk penuh semangat.

“Aku suka banget ide itu! Ayo, Kak!”

“Okay, yuk kita segera meluncur!” ucap Farez lalu menggenggam tangan kekasihnya dengan sangat erat.

Bowling Seru di Amazing D’Caribbean.

Sesampainya di mall, Farez dan Zera langsung menuju Amazing D’Caribbean, sebuah arena permainan yang dipenuhi lampu warna-warni dan musik yang membangkitkan semangat. Farez segera menarik Zera menuju arena bowling.

“Kamu siap kalah, Kak?” tantang Zera sambil mengambil bola bowling berwarna pink kesukaannya.

“Kalah? Jangan mimpi! Aku udah latihan diam-diam, lho,” balas Farez dengan senyuman penuh percaya diri.

“Ha-ha-ha!” keduanya pun tertawa gembira.

Namun, kenyataan berkata lain. Setiap kali Zera melempar bola, pin-pin bowling langsung terhempas dengan mudah. Sementara itu, Farez berkali-kali gagal mengenai pin dengan sempurna. Zera tertawa geli setiap melihat ekspresi kecewa Farez.

“Ha-ha-ha, Kak Farez! Aku nggak nyangka kamu masih sepayah ini main bowling,” ejek Zera dengan nada bercanda.

Farez menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

“Ini cuma pemanasan, kok. Tunggu aja nanti ronde berikutnya!”

Sayangnya, ronde berikutnya pun tidak banyak membantu Farez. Zera akhirnya keluar sebagai pemenang dengan skor jauh di atas Farez.

“Aku menyerah,” tutur Farez dengan senyum lelah sambil menyerahkan kartu skor kepada Zera.

“Kamu memang jagonya.”

Zera tersenyum bangga. “Makanya, jangan suka meremehkan lawan!”

Lalu mereka melanjutkan keseruan di Bumper Cars.

Setelah selesai bermain bowling, Farez mengajak Zera menuju wahana Bumper Cars, permainan favorit mereka saat SMA dulu. Wahana ini penuh dengan lampu-lampu neon dan suara dentuman musik yang menghidupkan suasana.

“Siap-siap, ya! Kali ini aku nggak akan kalah,” ucap Farez sambil mengenakan sabuk pengaman di mobilnya.

Zera tertawa kecil.

“He-he-he. Kita lihat saja siapa yang lebih jago nabrak, Kak!”

Begitu permainan dimulai, mereka langsung saling mengejar di arena. Farez berusaha menghalangi jalan Zera, akan tetapi Zera dengan lihai menghindar dan justru membalas dengan menabrak mobil Farez.

“Bam! Kena kamu, Kak!” teriak Zera penuh semangat.

Farez tertawa keras.

“Ha-ha-ha! Kamu curang! Tapi, nggak apa-apa. Yang penting kamu happy, Sayangku.”

Tawa ceria Zera memenuhi arena permainan, membuat Farez merasa bahagia. Mereka terus bermain, saling mengejar, dan sesekali saling bercanda hingga permainan selesai.

Kemudian mereka melanjutkan kompetisi di permainan Basket Arcade.

Setelah puas bermain Bumper Cars, mereka melanjutkan ke permainan new arcade basketball. Farez, yang dulunya anggota tim basket di SMA, langsung merasa percaya diri.

“Zera, kali ini aku pasti menang,” serunya sambil mengencangkan tali sepatunya.

“Basket adalah spesialisasiku, Sayang!”

Zera mengangkat alis, menantang kekasihnya. Walaupun dia sepertinya akan mengalami kekalahan kali ini.

“Kita lihat aja! Jangan terlalu percaya diri dulu,” seru Zera kepada Farez.

Permainan dimulai. Bola demi bola berhasil masuk ke dalam keranjang Farez dengan mudah. Zera berusaha mengejar skor, akan tetapi Farez terlalu tangkas. Ketika waktu habis, skor Farez terpampang jelas di layar, sangat jauh di atas skor Zera.

“Yaaah, aku kalah,” keluh Zera sambil menyilangkan tangan di dada.

Farez tersenyum jahil. “Makanya, jangan sok nantangin aku di permainan basket.”

Zera menjulurkan lidahnya. “Dasar sombong!”

“Ha-ha-ha!” Farez tertawa lepas.

Pria itu lalu segera menghampiri kekasihnya dan tiba-tiba mengecup kening Zera dengan cepat.

“Kak Farez! Kamu ini!” serunya memarahi kekasihnya.

“Kenapa, Sayang? Memangnya kamu tidak suka jika aku mengecup keningmu?” celetuk Farez sambil tersenyum jenaka.

“Bukan begitu, Kak. Tapi ini kan ruang publik. Bukan hanya kita yang ada di tempat ini tapi ada orang lain juga,” seru Zera kepada sang kekasih.

“Emangnya gue pikirin? Dunia ini hanya milik kita berdua, Zera. Yang lain hanya numpang!” seru Farez masih dengan senyum manisnya.

“Idih! Gombal!” balas Zera sambil memanyunkan bibirnya, yang membuat kekasihnya malah semakin tertawa terbahak-bahak.

“Ha-ha-ha. Zera Sayangku, kamu malah semakin cantik jika sedang cemberut begitu!” serunya lagi.

“Kak Farez! Sudah, stop!” kesal Zera pura-pura.

Mereka pun melanjutkan keseruan di Snapshot Photobooth.

Zera dan Farez kemudian menemukan sebuah photobooth bernama Snapshot yang dilengkapi berbagai latar belakang menarik. Farez dan Zera memutuskan untuk mengabadikan momen untuk mereka berdua.

“Ayo, Kak. Kita coba latar belakang pantai ini dulu,” seru Zera sambil menarik Farez ke dalam bilik.

Mereka pun berpose dengan berbagai gaya. Dari membuat wajah lucu hingga pose romantis. Pada salah satu pose, Zera mencium pipi Farez, yang membuatnya tersenyum lebar.

“Giliran aku sekarang,” ucap Farez sebelum membalas dengan mencium pipi Zera.

Di foto terakhir, pasangan kekasih tersebut membuat simbol hati dengan jari telunjuk dan jempol mereka.

“Hasilnya lucu banget!” seru Zera setelah melihat foto-foto mereka di layar.

“Kamu selalu kelihatan cantik, apa pun posenya,” ucap Farez sambil mencetak beberapa lembar foto sebagai kenang-kenangan.

Keduanya juga bermain Happy Water War dan Shoot the Zombie.

Permainan mereka berlanjut ke Happy Water War, di mana mereka saling menyemprotkan air menggunakan pistol mainan. Arena penuh dengan suara tawa keduanya saat Farez berusaha menghindar dari semprotan Zera.

“Kena kamu, Kak!” teriak Zera sambil menyemprot wajah Farez.

Farez tertawa keras.

“Ha-ha-ha. Nanti aku balas, ya!”

Setelah puas bermain air, mereka mencoba permainan Shoot the Zombie. Farez dan Zera bekerja sama menembak zombie virtual yang muncul di depan layar. Kekompakan keduanya membuat skor tim mereka sangat tinggi.

“Lihat, kita tim yang hebat banget,” ucap Farez sambil memberikan high-five kepada Zera.

“Kita selalu jadi tim terbaik,” jawab Zera dengan senyuman manis.

Penutup hari yang tak terlupakan,

Setelah puas bermain, Farez dan Zera duduk di bangku dekat arena sambil menikmati es krim favoritnya. Mereka memandangi foto-foto hasil Snapshot sambil tertawa mengingat momen-momen lucu yang baru saja mereka alami.

“Kak Farez, hari ini benar-benar seru banget,” ucap Zera sambil menyandarkan kepala di bahu Farez.

Farez merangkul Zera dengan lembut.

“Aku senang banget bisa bikin kamu bahagia. Aku harap kita bisa terus kayak gini, selamanya.”

Zera tersenyum, merasakan ketulusan dari ucapan Farez. “Aku juga harap begitu, Kak.”

Matahari mulai condong ke barat, akan tetapi kebahagiaan mereka terasa tak ada habisnya. Hari itu menjadi salah satu momen terindah dalam perjalanan cinta mereka yang penuh tawa, kenangan, dan cinta yang semakin erat.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel