Bab 8. Pelatihan Tak Terduga - Barter.
Yi Zan tersenyum manis di depan Yuan Fen, wajahnya bersemu merah dadu yang menggemaskan, membuat siapa pun ingin mencubit pipi merah dadu itu. Yuan Fen sempat berpikir untuk menggoda Yi Zan, tapi dia tak berani. Gadis itu cukup galak.
"Tolong," tangannya terulur ke arah Yuan Fen, menyerahkan sebuah token berlogo Sekte Pedang Awan.
"Di dalam token ini terdapat 15 poin kontribusi. Sembilan poin adalah upahmu, dan sisanya adalah bonus karena kamu telah menolongku terhindar dari petir di Hutan Fairy Cliff."
"Sebenarnya jumlah ini terlalu sedikit untuk jasamu yang telah menyelamatkanku dari sambaran petir," kata Yi Zan.
Yuan Fen sangat bersukacita ketika menerima token poin kontribusi tersebut. Wajahnya ceria dan bersemu merah muda karena malu yang bercampur dengan kebahagiaan. Dengan jumlah poin sebanyak itu, dia bisa menukarnya dengan koin emas dan memenuhi kebutuhan hidupnya selama beberapa bulan ke depan.
"Kakak pekerja, aku harap bahwa dua bulan ke depan, kamu akan berhasil mencapai Alam Mortal Lima. Meskipun berpindah ranah kultivasi dari Alam Mortal Empat ke Alam Mortal Lima bukanlah hal yang mudah, aku yakin, dengan kecerdasan yang kamu miliki, dalam dua bulan kamu akan mampu berpindah ke ranah Alam Mortal Lima," kata Yi Zan.
"Aku juga berharap demikian, namun biarlah waktu yang akan memberikan kesempatan. Jika memang takdir mengizinkan, aku berharap bisa ikut dalam perekrutan murid baru Sekte Pedang Awan," jawab Yuan Fen.
"Baiklah, mari kita pergi berlatih. Ada sesuatu yang ingin ku jelaskan padamu, kakak pekerja," Yi Zan menarik tangan Yuan Fen, membawanya ke area hutan mini di belakang pemukiman sekte. Meskipun berbeda dengan Fairy Cliff Forest, hutan mini ini adalah tempat yang sepi dimana beberapa murid sekte berlatih teknik pertempuran.
Sesampainya di hutan mini, Yi Zan langsung melepaskan pedangnya dan berkata, "Lihatlah hasil pengamatan dan pemahaman ku. Ini adalah buah yang berhasil aku petik dengan mengamati pertempuran malam hujan lebat waktu itu."
Gadis itu langsung memperagakan Teknik pedang yang mirip dengan Teknik Pedang Hati Semurni Teratai Salju. Tubuhnya berputar seperti gasing, melompat indah ke udara. Terasa aliran Qi pedang mengalir keluar dari senjata gadis kecil itu, dengan energy Qi itu pedang menari-nari lincah namun memancarkan aura berbahaya. Sementara gadis itu melakukan putaran dan salto, terlihat aliran Qi pedang ditembakkan ke arah pohon 50 meter di depan.
Pohon seukuran badan kambing itu langsung tercabik-cabik oleh tembakan aliran Qi pedang yang terlempar dari senjatanya. Tentu saja dengan ranah kultivasi Alam Mortal 6, dia telah mampu mengalirkan energy Qi ke pedangnya, berbeda dengan Yuan Fen yang belum bisa mengalirkan Qi di pedang.
“Sayang sekali aku hanya dapat mengingat 7 jurus Elf itu. Terlalu sulit untuk diingat dan melakukan gerakan Pedang peringkat Earth Trenta,” keluh Yi Zan.
“Namun, kita berdua sangatlah beruntung. Kita dapat menyaksikan pertempuran kelas eksklusif seperti itu dan terlebih lagi, banyak keuntungan dan pengalaman yang dapat kita petik,” coba Yi Zan menghibur diri.
“Apalagi sekarang, seperti yang kau lihat, kakak pekerja, diriku mampu melancarkan Teknik pertempuran pedang yang agak mirip dengan ilmu Elf itu,” kata Yi Zan.
“Eh… bagaimana jika aku mengatakan bahwa aku dapat memahami dan menampilkan Teknik pertempuran yang dimiliki Elf itu dengan lengkap? Teknik Pedang yang bernama Hati Semurni Teratai Salju,” kata Yuan Fen.
“Benarkah? Coba kamu peragakan, kakak pekerja.” Antusias sekali Yi Zan melemparkan permintaan kepada Yuan Fen. “Aku ragu bahwa dirimu dapat memahami dan mempraktekkan Gerakan pedang Elf itu.”
“Perhatikan baik-baik!”
Tidak menunggu lama, anak laki-laki itu langsung memperagakan urutan Pedang ranking Bumi Trenta tersebut. Halus, lembut, namun terkesan sangat berbahaya. Penampilan Yuan Fen seakan memberi kesan kepada Yi Zan seperti melihat sendiri Elf Suma Chen yang sedang memperagakan jurus pedang tersebut.
“Aku ingin melihat, sampai berapa juruskah kakak ini dapat melakukan Teknik pedang yang sulit ini."
"Er... oke, dia telah sampai di jurus ke-7. Pasti dia akan berhenti dan tidak dapat melanjutkan jurus pedang ke-8 dan seterusnya,” pikir Yi Zan. Akan tetapi, yang diharapkan adalah hal yang berbeda.
“Serangan pedang ke-8, serangan pedang ke-9!” dan seterusnya Yuan Fen melakukan Gerakan Pedang Hati Semurni Teratai Salju.
“Serangan pedang ke-9… dan selesai untuk serangan pedang ke-17.” Yuan Fen berdiri tegak dengan posisi tangan terarah ke depan lurus, memegang pedang pinjaman dari Yi Zan.
“Sayang sekali aku belum memiliki energy Qi yang cukup. Mungkin jika aku telah memasuki Alam Mortal ke-5, kurasa aku akan mampu mengalirkan Qi ke pedang dan menimbulkan efek yang lebih berbahaya lagi,” sesal Yuan Fen menyalahkan diri sendiri.
“Apa-apaan dengan dirimu, kakak pekerja? Yang kau tampilkan tadi adalah seni Pedang peringkat Bumi, bahkan itu Trenta. Aku melihat seakan-akan Suma Chen sendiri yang berdiri di depanku tadi dan memperagakan pukulan pedang. Dan yang tidak kusangka sama sekali, dirimu bahkan menyelesaikan hingga selesai Jurus ke-17 dari Teknik pedang itu,” Yi Zan memuji, terlalu kagum dengan kemampuan Yuan Fen saat ini.
“Aku jadi berpikir, kalau kakak pekerja tidak keberatan, dapatkah kakak mengajariku Teknik pedang ini hingga jurus ke-17? Tentu saja aku akan memberi kakak kompensasi. Aku berniat bertukar Teknik kultivasi denganmu,” kata Yi Zan.
“Apa!” Kira-kira Teknik jenis apalagi? Aku tidak keberatan sama sekali untuk mengajarkanmu Teknik pedang Elf itu. Tidak perlu pertukaran Teknik, pun aku bersedia mengajarkan kepadamu, nona kecil,” Yuan Fen tersenyum ringan ke arah Yi Zan.
“Aku memaksa!” tegas Yi Zan kepada Yuan Fen.
“Jika seperti itu, lalu marilah kita barter,” kata Yuan Fen.
Yuan Fen kemudian kembali memperagakan 17 teknik Pedang Hati Semurni Teratai Salju. Lalu dia menginstruksikan Yi Zan untuk mengulangi semua gerakannya sampai selesai pada jurus ke-17. Dengan sabar, dia mengoreksi setiap kesalahan yang dilakukan oleh Yi Zan, bahkan secara terperinci mengajarkan cara penyaluran energy Qi ke pedang. Semua dikoreksi oleh Yuan Fen.
Tidak terasa sejam sudah berlalu, untuk waktu yang dihabiskan mengajarkan sisa Teknik ke-8 sampai ke-17 kepada Yi Zan. Meskipun semua Teknik tersebut belum dapat dilakukan dengan baik oleh Yi Zan, gadis itu cukup puas. Hal itu disebabkan dia telah menghafal semua gerakan, yaitu jurus ke-8 hingga ke-17.
Masalah penyempurnaan adalah masalah waktu, pikirnya. Dia yakin bahwa dia akan sampai pada suatu titik ketika dia mampu melakukan gerakan pedang itu secara sempurna.
“Baiklah, sekarang adalah giliranku mengajarkan Teknik milikku. Pertama-tama, kamu harus mencoba melihat dan mengangkat batu yang sebesar kepalan tangan di jarak 10 meter depan sana,” instruksi Yi Zan kepada Yuan Fen.
“Lakukan itu dengan hanya memikirkan bahwa batu tersebut akan terangkat, dan itu adalah perintah yang kau keluarkan dari hati dan pikiran. Pertama-tama, pikiranmu harus jernih, konsentrasi penuh, baru kemudian pikiranmu memberi instruksi dengan hati yang memiliki keteguhan bahwa batu itu pasti terangkat.”
Yuan Fen mencoba, namun batu sebesar kepalan tangan itu terlihat hanya bergerak-gerak tanpa terangkat. Yuan Fen mencoba dan mencoba berulang kali. Keringat sebesar butiran jagung menetes di pelipisnya. Memang sangat sulit untuk dapat melakukan Teknik energy mental ini.
Sejam kemudian, Yuan Fen berhasil mengangkat batu tersebut setengah meter dari tanah selama 10 detik. Yi Zan bersorak kegirangan melihat hasil yang dilakukan oleh Yuan Fen.
“Tahukah kau, kakak pekerja? Diantara 100,000 manusia, hanya 1 orang yang mampu mengolah energi mental dan dapat mengangkat batu seperti yang kau lakukan. Itu pun apabila orang tersebut tidak memiliki guru mental yang menuntun, niscaya kemampuan energi mentalnya tidak akan bangkit di dalam tubuhnya."
Yuan Fen tak percaya. Mulutnya terbuka, ia melongo. Sangkanya dalam hati, bukankah terlalu berlebih jika berkata kemampuan ini langka, hanya ada satu diantara 100.000 orang? Tapi ketika Yi Zan menjelaskan fakta lebih lanjut, mau tak mau Yuan Fen percaya.
"Disitulah sebabnya terlalu sedikit Master Symbol di berbagai wilayah. Karena itu, master symbol selalu mendapat prioritas dan kehormatan di manapun dia berkunjung. Orang-orang sangat membutuhkan seorang master symbol untuk membuat talisman atau jimat untuk pertempuran ataupun perang. Dan jimat itu akan dijual dengan harga yang sangat mahal,” jelas Yi Zan.
“Belum lagi penulisan mantra-mantra di atas senjata maupun armor untuk meningkatkan kemampuan tempur senjata tersebut. Semua itu hanya dapat dilakukan oleh master symbol. Tentu saja ada biaya dan itu tidaklah murah. Oleh karenanya, kehidupan seorang master symbol adalah tidak pernah berkekurangan materi,” pungkas Yi Zan.
“3 hari nanti, aku akan kembali dan melihat apakah kamu telah dapat mempertahankan batu itu terangkat dan diam selama 10 menit di udara. Ketika itu telah kamu lakukan, aku akan mengajarkanmu Teknik penulisan jimat dan penulisan prasasti,” Yi Zan kembali menjelaskan.
“Hari telah sore, aku pamit dulu kakak pekerja. Sampai bertemu 3 hari kemudian. Tolong, berlatih energi mental sesuai yang aku ajarkan,” Yi Zan melambaikan tangan dan berlalu dari hutan mini itu.
Sementara Yuan Fen bergegas pulang ke pondok tempat tinggalnya. Ia tak sabar berlatih energi mental. Bukankah jika ia bisa menjadi master symbol seperti yang diceritakan Yi Zan, itu suatu berkah dan keberuntungan? Tapi apakah seorang miskin, murid buruh sepertinya akan memiliki kesempatan mewujudkan angan-angan menjadi cultivator, terlebih symbol master?
Bersambung