Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 7. Pelarian di Tengah Hujan.

Dalam hujan yang terus mengguyur, ketika fajar mulai bersinar di langit, terlihat dua bayangan yang berlari dengan tergesa-gesa di tepi Fairy Cliff. Mereka, Yuan Fen dan Yi Zan, tidak lagi memperhatikan tubuh mereka yang sudah basah kuyup. Yang mereka pikirkan hanyalah berlari sejauh dan secepat mungkin untuk meninggalkan Fairy Cliff dan mencapai Sekte Pedang Awan.

Banyak luka kecil dan goresan menghiasi kulit mereka karena mereka menerobos semak-semak dan hutan belukar demi mencari jalan tercepat menuju Sekte Pedang Awan. Setelah berlari selama lebih dari dua jam, dengan beberapa istirahat singkat di antaranya, pintu gerbang Sekte Pedang Awan akhirnya muncul di depan mata mereka.

Sekte Pedang Awan sebenarnya merupakan sebuah kota mini yang dikelilingi oleh bangunan tempat tinggal murid-murid sekte, para Elder Sekte, pasar tempat murid melakukan berbagai transaksi, termasuk teknik kultivasi, bahan obat-obatan, barang-barang magis ringan, dan senjata. Selain itu, ada lima bukit kecil di bagian belakang tempat pelatihan murid-murid dan tempat tinggal master puncak serta master sekte Pedang Awan.

Kedua anak itu memisahkan diri di depan gerbang Sekte Pedang Awan. Zuo Yi Zan bergerak menuju Puncak Hijau, sementara Yuan Fen menuju bagian paling belakang yang terpencil. Bagian ini biasanya tidak dipilih sebagai tempat tinggal oleh murid-murid sekte karena kurang menonjol dibanding area lainnya.

Yuan Fen tinggal di sebuah gubuk sederhana yang ia sebut rumah. Hal ini karena murid pekerja memiliki kebebasan untuk memilih lokasi tempat tinggal mereka dan membiayai hidup mereka sendiri dengan gaji minimal yang mereka terima.

Yuan Fen segera membersihkan dirinya, mengganti pakaian murid pekerja yang kotor dan berlumpur, dan bersiap-siap untuk bekerja membersihkan area perpustakaan sekte. Namun, dia merasa gelisah, takut, dan gugup karena masih teringat tatapan dingin pria tampan dari Ras Elf.

Dalam hatinya, dia merasa bergidik ketika membayangkan Elf tersebut memenggal kepala Duan Anming dengan pedangnya. Ingatan itu membawanya kembali ke saat pedang Elf itu memutuskan hidup mereka. Bahkan sekarang, hanya dengan mengingat kilatan pedang tempur Elf berambut kelabu itu, Yuan Fen merasa mual.

Hari-hari berlalu tanpa peristiwa signifikan. Hari berganti menjadi hari kedua, dan kemudian hari ketiga. Meskipun perasaan ketidaknyamanan masih menghantui Yuan Fen karena pengalaman di Hutan Fairy Cliff, dia semakin terobsesi dengan kilatan pedang Elf yang tak terlupakan. Perasaan takut itu terus menghantuinya, bahkan merasuki pikirannya.

Pada hari ketiga, setelah perasaan takut perlahan-lahan mulai mereda, Yuan Fen tiba-tiba merasa dorongan kuat untuk mempelajari Teknik Pedang yang diperagakan oleh Elf bernama Suma Chen.

"Kenapa tidak? Aku memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi saat ini, jadi mengapa tidak mencoba Teknik Pedang Elf itu daripada terus-menerus terbayang-bayang tentang kengerian pemenggalan kepala iblis itu?" batin Yuan Fen.

Dengan mata terpejam, dia mulai berkonsentrasi penuh dan membayangkan setiap gerakan pedang yang diperlihatkan oleh Suma Chen selama pertempuran malam itu. Dia merasa lega ketika menyadari bahwa kecerdasannya saat ini memungkinkannya untuk menggambarkan setiap gerakan dengan sangat rinci dan jelas dalam pikirannya.

Yuan Fen merasa seperti dia sedang menyaksikan gambar-gambar peristiwa itu di layar monitor, seperti menonton rekaman pada komputer. Dia terus mengulang dan meresapi adegan tersebut, kagum pada kemampuan ingatannya yang mampu memutar adegan pertempuran dalam detail slow motion.

"Baik, rasanya aku telah menghafal dan memahami Teknik pertempuran ini," ucap Yuan Fen ketika dia membuka mata dari meditasi singkatnya. Menggunakan sebatang ranting pohon, dia mulai meniru gerakan Teknik Pedang Hati Semurni Teratai Salju.

"Ada 17 jurus dengan tiga perubahan yang dapat diterapkan dalam Teknik ini," gumam Yuan Fen saat dia mempraktikkan gerakan penusukan, pemenggalan, serangan, dan bahkan gerakan pertahanan. Setelah satu jam, dia berhasil menyelesaikan semua gerakan dalam Teknik Pedang Hati Semurni Teratai Salju, sebuah Teknik Pedang tingkat Earth grade tinggi Trenta. Tubuhnya basah kuyup oleh keringat.

"Melihat dari cara saya menjalankan gerakan Teknik Pedang ini, saya merasa terdapat perbedaan yang signifikan dengan apa yang diperagakan oleh Elf tersebut. Rasanya suatu saat nanti saya akan mampu menguasai Teknik ini dengan lebih baik jika tingkat kultivasi mencapai Alam Mortal 5," kata Yuan Fen.

Sebenarnya, meskipun masih ada kelemahan dalam eksekusi Teknik Pedang ini, seperti kemampuan Qi, kekuatan bertarung, kelenturan menghindar, serta penggunaan elemen es dalam Teknik Pedang Hati Semurni Teratai Salju, apa yang telah diperlihatkan oleh Yuan Fen luar biasa. Bagaimanapun juga, ini adalah Teknik Earth grade tinggi Trenta yang sangat jarang ditemukan. Hanya pemimpin sekte besar yang memiliki Teknik pertempuran kelas Earth, apalagi dengan grade Trenta.

Semua gerakan yang ditiru sempurna dan tak ada kesalahan sedikit pun. Kemampuan kecerdasannya telah mengalami transformasi luar biasa, seperti dari ulat bulu menjadi kupu-kupu yang cantik, atau dari seorang pemuda biasa menjadi pemuda yang memiliki kejeniusan yang luar biasa.

Yuan Fen memiliki impian menjadi murid pelataran dalam Sekte Pedang Awan. Ia sangat mengagumi penampilan ksatria pedang dan memilih untuk bergabung dengan sekte tersebut, meskipun hanya sebagai murid pekerja. Namun, sebagai orang biasa, keterbatasannya sangat jelas, terutama dalam hal kultivasi.

Kecerdasan Yuan Fen selama ini dianggap rendah. Dan untuk menjadi seorang kultivator membutuhkan tingkat kecerdasan yang tinggi.

Kultivator harus menghafal banyak titik saraf dalam tubuh, serta mengerti aliran darah dan meridian yang rumit. Kesalahan dalam mengarahkan Qi ke area tertentu bisa berakibat serius, bahkan membahayakan nyawa. Seorang kultivator harus memahami dan menghafal banyak hal ini dengan cermat.

Namun, tanpa disadarinya, Yuan Fen telah dianugerahi kemampuan energi mental ketika dia terkena sambaran petir di Hutan Fairy Cliff. Dia belum menyadari sepenuhnya potensi ini, tetapi kemampuan energi mental adalah langkah awal yang sangat berharga. Ini akan memungkinkannya untuk berlatih dalam menciptakan talisman, prasasti, dan bahkan menciptakan ilusi.

Banyak kultivator dan individu di luar sana sangat menginginkan kemampuan energi mental, yang memungkinkan mereka menjadi Symbol Master. Menjadi Symbol Master berarti dapat menciptakan talisman, prasasti, dan banyak lagi yang bisa meningkatkan kekayaan dan kekuatan seseorang.

Biaya untuk mendapatkan layanan seorang Master Symbol sangatlah tinggi dan dapat menguras harta kekayaan seseorang. Kembali pada keadaan Yuan Fen, potensi energi mental dalam dirinya bagaikan anak kecil yang tertidur nyaman di dalam dirinya, menunggu untuk dibangunkan.

Beberapa bulan berlalu, dan selama waktu itu, Yuan Fen tetap tekun membersihkan pekarangan perpustakaan Sekte Pedang Awan, sambil bermimpi tentang menjadi murid pelataran dalam dan belajar banyak hal. Dia tahu bahwa ketika dia memiliki cukup poin kontribusi, dia dapat menukarkannya dengan Teknik kultivasi dari perpustakaan, seperti yang dilakukan oleh murid-murid yang dia saksikan sekarang.

Yang tidak diketahui oleh anak itu adalah bahwa Teknik Pedang Hati Semurni Teratai Salju sebenarnya adalah Teknik pedang kelas Earth grade tertinggi, yaitu Trenta. Oleh karena itu, dalam tugas-tugas harian, Yuan Fen selalu berusaha menjalin hubungan yang baik dengan murid-murid pelataran dalam, bahkan hanya dengan sapaan ramah atau ucapan selamat pagi.

Dia menyadari bahwa menjaga hubungan yang baik dapat sangat bermanfaat di masa depan jika dia diterima sebagai murid pelataran dalam. Memiliki sahabat lebih baik daripada memiliki musuh.

Setiap hari, setelah menyelesaikan tugas rutinnya, Yuan Fen juga melanjutkan latihan kultivasi pernafasan sesuai dengan ajaran Yi Zan, ketika dia kembali ke pondok tempat tinggalnya. Dia memiliki impian untuk mencapai ranah kultivasi Mortal 5 agar bisa memenuhi syarat untuk menjadi murid Sekte Pedang Awan.

Selain berlatih Teknik pernafasan, Yuan Fen tetap melatih Pukulan 9 Telapak Memecah Samudra sesuai ajaran Yi Zan. Dan jika seseorang mendekati pondok tempat tinggal Yuan Fen saat dia berlatih, mereka akan mendengar seolah-olah deru ombak terdengar di sekitar pondok tersebut. Tentu saja, hal ini akan membingungkan mereka karena wilayah tersebut jauh dari laut, dan mereka akan bertanya-tanya mengapa terdengar suara ombak yang keras.

"Sebulan penuh aku melatih 9 Telapak Memecah Samudra ini. Bahkan jika Yi Zan melihatku, dia pasti akan iri. Semua gerakan serta perubahannya kulakukan sangat berbeda dan terasa lebih sempurna dibanding yang diajarkan oleh Yi Zan.

Rasanya kecerdasan diriku telah memperbaiki beberapa gerakan yang diajarkan Yi Zan, sehingga hasilnya ketika aku mengeksekusi 9 Telapak ini, itu menjadi bukan saja sangat indah, namun juga menjadi teknik yang lebih berbahaya dibandingkan ketika Yi Zan mengajarkannya padaku," batin Yuan Fen.

Hingga suatu sore, Yuan Fen merasakan ada sesuatu yang berubah dalam tubuhnya. Semua otot dan tulangnya bergerak perlahan dan menimbulkan bunyi yang cukup keras. Bunyi itu mirip dengan suara yang terjadi ketika ranting-ranting pohon dipatahkan. Dalam sebuah desahan yang tidak terlalu keras, Yuan Fen mengeluarkan semacam aroma yang kurang sedap dari mulutnya.

"Ranah Alam Mortal 4!"

Suara tiba-tiba terdengar di gubuk Yuan Fen, disusul oleh penampakan seorang gadis mungil berusia 9 tahun yang mengenakan jubah murid Sekte Pedang Awan.

"Selamat, kakak pekerja! Engkau telah naik peringkat menjadi praktisi ranah yang lebih tinggi. Jika berusaha lebih keras, maka dua bulan ke depan engkau bisa berpartisipasi dalam rekrutmen murid baru pelataran dalam Sekte Pedang Awan!" Suara gadis itu menyambut Yuan Fen.

Yuan Fen gembira mendengar suara gadis itu, dadanya berdebar. Sudah beberapa hari ia menantikan datangnya gadis itu. Apakah ada kabar baru tentang perjalanan terakhir mereka di hutan pertempuran Elf dan iblis itu? Wajah Yuan Fen tampak bertanya-tanya.

Bersambung

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel