Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 5. Pertarungan Diantara Air Hujan – Bagian I.

Pertempuran menakjubkan pun terpampang di depan mata dua anak kecil.

"Lepaskan sekuntum mawar es itu, atau kenanganlah yang akan kau bawa, iblis! Selain itu, mengapa sosok hina sepertimu harus mengotori wilayah Es kami?" Dingin terdengar suara pria berjubah putih kelabu itu.

Sementara itu, aura pria itu menyegarkan sekitarnya dan membentuk salju yang dingin membeku. Tangannya teracung lurus ke depan sambil memegang pedang panjang yang terus mengeluarkan uap es.

"Hehe, jadi kamu Suma Chen, bangsawan Elf. Jangan terlalu angkuh. saya melihat tanaman ini terhampar sia-sia seperti ladang mawar es. Tidak ada salahnya saya mengambil sekuntum untuk keperluan pengobatan seseorang."

"Kamu sama sekali tidak memiliki perasaan rendah hati. Baik, saya akan memberikan kompensasi yang sebanding."

"Sekuntum bunga es ini sangat kami perlukan untuk mengobati seseorang yang penting di wilayah Barat sana," jawab sosok hitam dengan nada rendah hampir seperti bisikan. Namun, samar terlihat di balik asap hitam, wajah bertopeng dengan tanduk di kepala, memasang senyum mengejek pada pria berbaju kelabu.

"Duang Anming dari ras iblis dari Barat, saya tahu itu kamu, mahluk rendah. Kultivasimu hanya Alam Spirit Agung peringkat rendah, dan kau mencoba menyombongkan diri. Maukah kau mencoba kemampuanku? saya beri kesempatan terakhir, lepaskan mawar es dan tinggalkan wilayah utara!"

"Apakah dirimu begitu bodoh sehingga tidak tahu wilayah ini terlarang untuk ras iblis seperti dirimu?" Suara dingin itu terdengar, seolah-olah suara yang sangat kuno. "Hahaha... benar, kalian ras Elf memang sombong. Tapi, apa yang dapat kalian banggakan? Hanya kemampuan telekinesis dan energi mental tinggi. Tanpa itu, kalian tak ada artinya di jalur pedang dao." Ejekan kembali keluar dari mulut sosok hitam itu.

"Kalau begitu, saya tidak akan sungkan." Terlihat mulut pria berjubah kelabu itu komat-kamit membacakan mantra pedang, tangan teracung ke atas sambil memegang pedang.

"Hehe, pikirkanlah, apakah kau merasa hanya dirimu yang memiliki kemampuan hebat? Mari selesaikan masalah ini dengan kekuatan. Baru saja saya menyelesaikan kultivasiku dengan Teknik terbaru, Cakar Tengkorak Darah. Gatal rasanya tanganku ingin merasakan kemampuan baru ini. Kamu tampaknya cocok sebagai bahan uji coba," kata Duan Anming, sosok hitam itu, mengenakan sarung tangan besi berwarna hitam di kedua tangannya.

Di antara masing-masing sarung tangan itu, muncul 3 pasang pedang pendek yang menyala dengan aura berwarna merah. Bau amis tercium dari arah 3 pasang pedang pendek dari sarung tangannya. Meskipun berwarna hitam, sarung tangan itu penuh dengan simbol ajaib dan rumit.

Teknik Cakar Tengkorak Darah adalah Teknik kultivasi pedang yang sangat gelap dan dianggap sebagai ilmu sesat. Untuk menguasai Teknik pedang ini, seorang cultivator harus menyuntikkan pedangnya ke tengkorak makhluk hidup, manusia atau elf, dan kemudian menyerap darahnya ke dalam dantian.

Ketika Teknik Cakar Tengkorak Darah dieksekusi, darah musuh akan bergejolak, dan mereka akan merasa pusing karena darah mereka terasa seperti disedot keluar untuk dimakan oleh pedang Cakar Tengkorak Darah.

Sementara itu, dari tempat persembunyian, dua anak kecil terlbat diskusi dengan penasaran.

"Sosok hitam itu akan melepaskan Teknik kultivasi dari Ras Iblis di Barat. Kabar yang beredar menyebut bahwa Teknik Sesat itu adalah peringkat Earth grade Trenta. Kakek saya pernah menceritakan tentang Ras Iblis di wilayah barat, yang merupakan salah satu ras unggul dalam Dao pedang. Mereka termasuk dalam 5 ras Raja Pedang di Benua Silver yang luas ini.”

Mereka memiliki kultivasi yang bersumber dari elemen darah. Oleh karena itu, semua ilmu dan Teknik yang mereka miliki memiliki unsur Dark karena melibatkan elemen darah," jelas Yi Zan dengan nafas terburu-buru karena antusiasme untuk menyaksikan pertempuran tingkat tinggi ini, meskipun merasa bergidik.

Yang remaja laki-laki sangat penasaran. Ia tak berhenti terus bertanya. “Jika pria berjubah hitam itu mewakili wilayah barat yang menggunakan elemen darah untuk Dao pedang, lalu pria berjubah abu-abu yang dingin dan tanpa ekspresi mewakili apa?" tanya Yuan Fen dengan bisik takut-takut kepada Yi Zan.

Yuan Fen telah menduga bahwa pria berjubah kelabu bernama Suma Chen pasti mewakili ras Elf dengan penguasaan pedang Dao elemen Es. Hal ini karena aura Qi es dan butiran es selalu muncul dari ujung pedang panjang pria berjubah kelabu itu.

"Aku akan mencoba menjelaskan sebanyak yang saya tahu. Ini adalah pengetahuan yang kakekku berikan ketika saya bertanya tentang siapa penguasa pedang tertinggi di seluruh Benua Silver. Terkadang jawaban kakekku kurang memuaskan, namun kira-kira seperti ini penjelasannya," bisik Yi Zan sambil menahan nafas agar mereka tidak terdeteksi oleh kedua Ahli Alam Spirit Agung itu.

++++

Gadis kecil Yi Zan bercerita dengan lancar seolah-olah dia bagian dari kisah itu sendiri.

"Di Benua Silver ini, sekitar seribu tahun yang lalu, ada 5 raja pedang yang masing-masing mewakili wilayah Utara, Selatan, Barat, Timur, dan dataran tengah. Jarak antara satu wilayah ke wilayah lainnya sangat jauh. Jika perjalanan dilakukan secara normal, maka akan memakan waktu 6 bulan bahkan 1 tahun untuk melintasi antar wilayah. Dapat dibayangkan seberapa luasnya Benua Silver ini dan seberapa jauh jarak antar wilayah," cerita Yi Zan sambil memandang ke arah dua sosok di kejauhan yang tengah mempersiapkan diri untuk bertempur.

"Wilayah Utara dikuasai oleh ras Elf yang berkultivasi dalam jalur Dao pedang menggunakan elemen Es. Ini sesuai dengan kondisi wilayah Utara yang sering diliputi salju. Konon, seorang Raja Pedang dari ras Elf diakui dan dipuja sebagai Raja Pedang yang mewakili wilayah Utara. Kemampuannya dalam Dao pedangnya sebagai ras Elf adalah menggunakan elemen es."

Yi Zan menarik nafas, dia terlalu menggebu-gebu dalam mengisahkan kisah-kisah fantastis ini. "Selain itu, dia juga seorang master dalam simbol-simbol dan tidak ada yang menandinginya selama seribu tahun ini. Hal ini karena ras Elf memiliki bakat bawaan dalam energi mental dan kemampuan telekinesis yang sangat hebat.”

Dalam pertempuran, Raja Pedang ini tidak hanya mengandalkan Teknik kultivasi yang hebat, tetapi juga menggunaan ilusi untuk menjebak musuh-musuhnya dan kemudian mengalahkan mereka. Dengan kemampuan membentuk ilusi tersebut, dia dengan mudah mengambil keuntungan dalam pertempuran,"

Yi Zan memandang Yuan Fen yang terkagum-kagum. Ia semakin percaya diri dan berapi-api. Yi Zan jarang mendapat perhatin. Kioni melihat Yuasn Fen kagum akan penjelasannya, Yi Zan seketika menceritakan semua pengetahuannya.

"Semua senjatanya diukir dengan Teknik simbol terhebat, sehingga baik armor, sarung tangan, sepatu, dan senjata, semuanya memiliki kemampuan meningkat hingga 70% setelah dia menuliskan prasasti dan simbol-simbol kekuatan pada seluruh peralatan persenjataannya," jelas Yi Zan. Yuan Fen mendengarkan dengan kagum, membiarkan cerita tentang Penguasa Peringkat Raja Pedang yang hebat itu mengalir.

"Di wilayah Barat, pada saat itu wilayah itu memiliki seorang Raja Pedang yang menggunakan elemen darah untuk kultivasinya, dan Raja Pedang tersebut berasal dari ras iblis. Ras mereka adalah dark cultivator yang sangat berbahaya dan dihindari oleh sebagian besar cultivator. Berurusan dengan dark cultivator ras iblis dari Barat adalah sangat berisiko. Semua ras iblis ini memiliki tanduk kecil di kepala dan sering mengenakan topeng untuk menutupi wajah mereka," tambah Yi Zan.

"Di Wilayah Selatan, pada saat itu terdapat seorang Raja Pedang dari ras Dark Elf. Perbedaan ras Dark Elf dibandingkan dengan Elf dari Utara adalah, selain memiliki rambut hitam, mereka juga umumnya mengenakan pakaian serba hitam. Teknik kultivasi pedang mereka didasarkan pada elemen Api. Mereka dikenal sebagai makhluk yang kejam dan suka membunuh tanpa alasan!”

Meskipun mereka tidak memiliki kemampuan energi mental seperti Elf Utara, mereka tetap berbahaya. Raja pedang Wilayah Barat pada masa itu juga kejam dan tidak berperasaan dalam membunuh, namun mereka menolak disebut dark cultivator atau cultivator putih. Mereka bertindak sesuai keinginan dan suasana hati mereka," jelas Yi Zan.

"Tentang Raja Pedang dari Timur dan Wilayah Tengah, saya hanya tahu bahwa mereka adalah dari ras manusia. Raja Pedang Wilayah Timur menggunakan elemen Bumi untuk kultivasinya, sedangkan Raja Pedang Dataran Tengah menggunakan elemen logam sebagai dasar kultivasinya," lanjut Yi Zan.

"Apakah alasan hanya elemen Es, Api, darah, Bumi, dan logam yang menjadi dasar kultivasi bagi kelima Raja Pedang itu? Tidak ada elemen lain yang kuat seperti angin, petir, atau kayu?" tanya Yuan Fen.

Yi Zan bersikap seolah-olah seorang ahli. Ia menerangkan. "Ada ratusan bahkan ribuan sekte-sekte dan klan-klan kecil maupun besar yang menggunakan elemen-elemen selain kelima elemen yang dikuasai oleh kelima Raja Pedang itu.”

Namun kekuatan dan kemampuan mereka jauh di bawah kelima Raja Pedang tersebut. Semua cultivator pedang akan kalah melawan cultivator pedang yang telah memahami Niat Pedang atau Maksud Pedang. Sangat jarang seseorang memahami Niat Pedang, dan ketika seseorang memahaminya, dia akan dianggap Ksatria Pedang dan memiliki potensi untuk menjadi Raja Pedang berikutnya," jelas Yi Zan.

"Ranah Niat Pedang terdiri dari 5 bagian besar," jelas Yi Zan, "1. Ranah Niat Pedang dengan 3 tingkat niat pedang, 2. Ranah Pedang Hati Suci, 3. Ranah Interpretasi Niat Pedang, 4. Ranah Istana Pedang, dan 5. Ranah Dao Pedang. Ketika seorang Raja Pedang telah memasuki Ranah Dao Pedang, itu berarti dia telah memisahkan diri dari kehidupan fana atau mortal dan mengubah dirinya menjadi abadi atau immortal."

Yuan Fen mendengarkan dengan serius, meresapi penjelasan panjang Yi Zan tentang kelima Raja Pedang yang menghilang seribu tahun yang lalu. "Ke lima Raja Pedang yang menghilang tersebut dikabarkan tengah berkultivasi menuju keabadian di Ranah Dao Pedang. Namun sudah lama sekali tak ada kabar tentang mereka, sehingga orang-orang merasa ragu apakah mereka masih hidup atau telah mati dalam perjalanan menuju keabadian.

Tidak ada yang tahu kisah selanjutnya mengenai mereka. Begitu juga dengan 5 sekte dan klan rahasia di mana mereka berasal, semuanya menghilang, dan akhirnya orang-orang di Benua Silver menganggap cerita tentang mereka hanyalah dongeng belaka," tutup Yi Zan dengan mengakhiri penjelasannya.

Yuan Fen, penuh antusiasme dan gembira, menepuk-nepuk bahu Yi Zan. "Tapi bukankah hari ini kita berdua menyaksikan keberadaan dua ras yang katanya hanya ada dalam dongeng? Ini luar biasa! Kami yang seperti semut di depan dua praktisi Alam Spirit Agung beruntung bisa menyaksikan duel mereka. Ini adalah kesempatan untuk memahami lebih dalam Teknik peringkat Earth yang legendaris.”

Tapi kita harus menjaga rahasia ini dan tidak membagikannya kepada siapa pun. Kalau tidak, kita akan mendapatkan masalah dengan dua ras ini karena mereka telah dengan mendalam menyembunyikan diri dari dunia luar. Kitab kita bahkan bisa dikejar oleh para cultivator rakus yang ingin mendapatkan manfaat dari pertempuran praktisi ini."

Sementara hujan semakin lebat, pria berjubah putih kelabu mulai membentuk kelopak-kelopak bunga Teratai salju yang indah. Teknik pedangnya adalah Teknik Pedang Hati Murni Teratai Salju, peringkat Earth Trenta tertinggi.

Aura yang terpancar dari pedangnya membentuk kelopak Teratai dari salju. Meskipun Teratai itu tampak indah, mereka memiliki kelopak yang sangat tajam sehingga mampu mengiris baja dan merobek organ dalam objek. Hal ini diiringi oleh elemen es yang membekukan, sehingga tubuh objek yang terluka oleh Teratai tersebut akan pecah menjadi berkeping-keping dan hancur.

Sosok hitam itu tidak kalah menyeramkan dengan 6 pasang pedang pendek tertanam dalam celah sarung tangannya. Senjata aneh itu memancarkan aura kegelapan dan berwarna merah, pertanda haus darah. Seakan-akan terlihat sosok-sosok gelap terbang melingkar di sekitar pedang pendek tersebut, dan aura penghisap darah sangat kental keluar dari arwah-arwah di sekitar pedang pendek tersebut. Itulah Teknik Cakar Tengkorak Darah, sebuah Teknik kultivasi peringkat Earth grade tinggi Trenta.

Pria berjubah kelabu melayang majestis ke depan sambil bersiul nyaring dan dengan kata dingin mengucapkan, "Pergilah..."

Bersamaan dengan itu, ratusan kelopak Teratai es meluncur indah ke arah sosok hitam itu, diiringi oleh hawa Qi pedang yang padat dan kuat yang melayang ke arah Duan Anming. Perasaan berbahaya dan hawa Qi dingin memenuhi sekitarnya hingga 300 meter.

Dua anak kecil yang berada di dalam gua menutup mulut mereka agar tidak menjerit ketika melihat keindahan pengolahan Teknik kultivasi yang terpampang di depan mata mereka, yang penuh dengan hawa membunuh dan keindahan yang berbahaya.

Mata mereka seakan dimanjakan oleh pemandangan bunga es yang indah itu, meskipun mereka menyadari bahwa di balik keindahan tersebut tersembunyi unsur pembunuhan yang sangat tidak kenal rasa ampun. Rasa takut akan pertempuran melanda, tapi rasa ingin tahu membuat mereka tak berkedip menatap sembunyi-sembunyi pertarungan itu. Tak sabar rasanya untuk tahu. Siapa yang akan menang dalam pertarungan itu?

Bersambung.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel