Bab 7 Pernikahan
Bab 7 Pernikahan
Setelah Pangeran Hexa menceritakan sedikit masa lalu antara mereka, Pangeran Hexa pun pamit pergi. Ia akan datang lagi menemui Putri Chiara sampai sang Putri ingat dengan kejadian itu. Ia masih berharap kalau pernikahan antara Putri Chiara dan Pangeran Ricci bisa dibatalkan. Tidak rela dirinya kalau sampai gadis pujaan hatinya bersama dengan saudaranya sendiri.
Setelah kepergian Pangeran Hexa, Putri Chiara menjadi bimbang. Namun, keputusannya menikah dengan Pangeran Ricci adalah untuk masuk ke dalam Kerajaan Elyora dan membalaskan dendam pada wanita iblis itu.
***
Tepat hari di mana Pangeran Hexa datang lagi ke taman dekat kediaman Putri Chiara. Saat itu sang Putri tengah memetik bunga mawar yang sedang mekar indah.
"Jangan kau petik dengan tanganmu seperti itu, Chia," ucap seseorang menghentikan gerakan tangan Putri Chiara.
Putri Chiara menoleh, melihat siapa yang bersuara. "Kau kenapa kembali lagi ke sini?" tanya Putri Chiara langsung mundur.
"Chia, aku ingin kau ingat kembali!"
"Tidak! Aku tidak mau dengar apa pun dari kau, Pangeran Hexa." Putri Chiara berlari cepat menuju istananya. Ia benar-benar tidak mau bertemu dengan lelaki itu atau pun mendengar ceritanya. Semakin ia tahu, maka akan semakin besar rasa bersalahnya.
Kesempatan untuk masuk ke dalam Kerajaan Elyora tidaklah mudah. Ini adalah satu-satunya kesempatan, jadi harus dimanfaatkan dengan baik.
***
Persiapan pernikahan semakin dekat. Putri Chiara pun saat ini tengah mencoba gaun yang akan ia pakai saat hari pentingnya itu.
Bibi Camia dan para pelayan lainnya telah membawakan beberapa macam gaun yang ukurannya sesuai dengan tubuh Putri Chiara. Modelnya berbeda dan bahannya tentu dengan kualitas terbaik, yang sudah tidak diragukan lagi. Gaun ini dikirim dari Kerajaan Elyora.
Untuk pakaian pangeran akan disiapkan oleh Kerajaan Mahdiaz Rhode. Jadi, tradisi di kedua kerajaan itu adalah saat akan menikah, masing-masing pasangan akan mengirimkan pakaian pengantin untuk pasangannya.
"Putri, gaun ini sangat cocok," ucap Bibi Camia pada gaun yang kedua Putri Chiara cobakan.
Putri Chiara tidak tahu memilih gaun yang mana. Baginya semua gaun ini adalah gaun yang sangat mahal dan tidak pernah ia kenakan sebelum-sebelumnya. Semasa hidupnya menjadi Aubrey, melihat pakaian yang mahal di pasar saja, belum bisa terbeli olehnya meski menabung selama satu tahun dari hasil penjualan buah-buahannya. Sekarang, ia bisa memilih dengan bebas.
***
Hari pernikahan pun tiba.
Pagi ini, Putri Chiara telah mengenakan gaun pengantinnya dan selesai dirias. Dirinya begitu cantik dengan balutan gaun yang begitu mewah serta elegan tersebut. Wajahnya semakin bercahaya dengan riasan yang sungguh pas dengan wajah cantiknya.
"Sungguh cantik Putri Chiara ini," gumam roh Aubrey memuji kecantikan Putri Chiara.
Putri Chiara dipanggil untuk menaiki kereta menuju tempat pernikahan.
Jaraknya tidak terlalu jauh dari kediaman sang Putri. Tempat itu sudah ditata dan juga diatur sedemikian rupa keamanannya. Para rakyat dari dua kerajaan hadir menyaksikan pengaran dan putri dari kerajaan mereka menyatakan janji suci pernikahan.
Putri Chiara menghela napas dalam saat akan menaiki kereta kuda berwarna putih dengan kuda putih juga di depannya. Para pengawal mengiringi jalannya kereta hingga tiba di tempat pernikahan.
Saat akan turun, Putri Chiara disambut oleh Ayahandanya, Raja Domenico.
Semua mata yang memandang seperti tersihir oleh kecantikan Putri Chiara. Tidak mereka sangka kalau putri dari Kerajaan Mahdiaz Rhode ternyata begitu sangat cantik, seperti para dewi.
"Ratu Aysila sangat cantik, tentu putrinya juga begitu," bisik para rakyat.
"Iya, dia lebih cantik dari Ibundanya," timpal yang lainnya.
"Sudah, kita saksikan saja, jangan ribu." Ada yang mengingatkan mereka-mereka yang tengah meributkan hal mengenai putri semata wayangnya Raja Domenico dan Ratu Aysila.
Pangeran Richard terpana untuk sesaat. Matanya tidak beralih dari menatap Putri Chiara yang berjalan perlahan, bergandengan dengan Raja Domenico.
Sepanjang jalan, senyum Putri Chiara mengembang lebar. Ia ingin menunjukkan kalau pernikahan ini adalah pernikahan yang baik-baik saja dan berkesan baik di hadapan semua rakyat.
Akan tetapi, apakah ia tahu kehidupan seperti apa yang akan ia jalani setelah menikah nanti? Apakah ia tetap bisa tersenyum seperti ini, lagi?
Pangeran Hexa, saudara Pangeran Ricci berdiri di sebelahnya mendampingi sebagai saudara.
Dalam hati Pangeran Hexa, ia sungguh begitu kesal. Kenapa Putri Chiara menerima Pangeran Ricci kakaknya dibanding dirinya yang sudah sangat lama kenal? Apakah Putri Chiara menganggap persahabatan selama ini itu adalah main-main saja?
Pernikahan dan pestanya dilangsungkan selama tiga hari. Pernikahan dilakukan masih dalam wilayah kerajaan Mahdiz Rhode, kemudian dilakukan pesta di dalam istana Kerajaan Mahdiaz Rhode, dan hari selanjutnya di Kerajaan Elyora.
Sekarang, Pangeran Ricci dan Putri Chiara sudah saling berhadap-hadapan. Keduanya menatap cukup lama. Sampai Raja Domenico menyadarkan keduanya.
Pangeran Ricci mengulurkan tangannya untuk menyambut tangan Putri Chiara. Sang putri pun melirik pada Ayahandanya sebelum menjabat tangan Pangeran Ricci.
Raja Domenico menganggukkan kepala, memberi restu pada putrinya.
Baru setelah itu Putri Chiara meletakkan tangannya di atas tangan Pangeran Ricci. Setelah bergandengan, mereka berdua berjalan dan berdiri di hadapan pendeta.
Putri Chiara merasa ada yang aneh dalam dadanya saat telah berada di tempat, di mana ia akan mengucapkan janji suci bersama Pangeran Ricci. Tidak tahu apa sebabnya, ia merasa ada yang janggal dengan dirinya.
Tangan mereka berdua berada di atas kitab suci dan berhadapan dengan pastor untuk menerima sakramen perkawinan.
"Di hadapan Tuhan, Imam dan orang tua, para saksi, maka saya, Pangeran Richard Etienne Elyora dengan niat suci dan ikhlas hati telah memilih Putri Chiara Abriella Rhyne menjadi istri sekaligus permaisuri saya. Saya berjanji untuk selalu setia kepadamu dalam keadaan untung dan malang, dalam keadaan suka dan duka, di waktu sehat dan juga sakit, dengan segala kekurangan dan kelebihanmu. Saya akan selalu mencintai dan menghormatimu sepanjang hidup saya."
Hati Putri Chiara bergetar mendengar kata-kata yang dilontarkan oleh Pangeran Ricci. Walaupun dia sudah mempelajari apa saja yang akan ia ucapkan nantinya, tetapi hal ini tetap saja membuatnya tidak tenang. Sama sekali tidak ada cinta di dalam hatinya untuk Pangeran Ricci. Yang ada hanyalah dendam, lalu bagaimana ia mengatakan sumpah suci dengan kitab suci sebagai saksinya?
Pangeran Ricci terus melanjutkan ucapannya.
"Saya bersedia menjadai orang tua yang baik bagi anak-anak yang akan dipercayakan Tuhan kepada saya dan mendidik mereka. Demikian janji suci saya demi Allah dan Injil suci ini, semoga Tuhan selalu menolong saya."
Lalu, giliran putri Chiara mengucap janji sucinya.
Sampai mereka selesai mengucapkan janji suci dan telah resmi menjadi pasangan suami istri. Mereka saling bertatapan cukup lama.
"Astaga, ini Pangeran Ricci kenapa menatapku begitu?" tanya Putri Chiara dalam hatinya.
Pangeran Ricci menarik pinggang Putri Chiara hingga jarak mereka menjadi sangat dekat. Pangeran Ricci pun mendekatkan wajahnya ke wajah Putri Chiara untuk melakukan ciuman setelah pernikahan.
Semua penonton telah menunggu momen ini.
"Kau tolong bersikaplah patuh di hadapan para keluarga dan bangsawan lainnya," bisik Pangeran Ricci sebelum melakukan ciuman.
Mau tidak mau, Putri Chiara pun menurut dengan sangat patuh. Ia membiarkan Pangeran Ricci memulai terlebih dahulu hingga keduanya merasa cukup lama melakukannya.
Di pojok sana ada Pangeran Hexa yang sangat kesal dengan pemandangan yang ada di depan sana. Pemandangan yang diidam-idamkan oleh para rakyat terjadi, tetapi tidak oleh Hexa.
"Seharusnya aku yang ada di sana, Chia."
"Kenapa kau khianati janji yang telah kita buat?" sesal Pangeran Hexa.
Kedua orang itu ternyata hanya bersandiwara untuk terlihat baik antara kedua kerajaan dan bangsawan dari kerajaan lain yang hadir.
***
Resepsi pernikahan mereka yang di Kerajaan Mahdiaz Rhode pun berjalan dengan lancar. Kemudian, Pangeran Ricci bersama Putri Chiara naik di kereta yang sama menuju Kerajaan Elyora. Hanya ada mereka berdua di dalamnya. Putri Chiara dan Pangeran Ricci duduk saling berhadapan.
Setelah menikah, baru kali ini mereka menghabiskan waktu berdua cukup lama.
"Kau kenapa melihatku begitu?" tanya Putri Chiara karena sejak tadi Pangeran Ricci memandanginya terus.
"Tidak ada," sahut Pangeran Ricci segera menolehkan kepalanya ke arah lain.
"Apakah dia benar-benar tertarik denganku?" pikir Putri Chiara.
***
Bersambung