Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 12 Pertengkaran Dua Saudara

Bab 12 Pertengkaran Dua Saudara

Esok harinya, Putri Chiara telah memutuskan untuk bertemu dengan Pangeran Hexa dan meminta maaf.

Putri Chiara meminta Casey, pelayannya untuk mendatangi kediaman Pangeran Hexa dan menyampaikan pesan kalau Putri Chiara ingin bertemu.

"Yang Mulia, saya diminta oleh Lady Chiara untuk menyampaikan pesan," ucap Casey saat menghadap pada Pangeran Hexa.

"Ada apa?" tanya Pangeran Hexa pada Casey.

"Tuan diminta untuk menemuinya di taman belakang kediaman Pangeran Ricci," jelas Casey.

"Baiklah."

"Saya pamit undur diri, Tuan."

Setelah Casey pergi, Pangeran Hexa berpikir-pikir. "Apakah Chia sudah ingat dengan semuanya?"

Pangeran Hexa pun bergegas untuk bersiap-siap. Ia tidak sabar untuk bertemu dengan Putri Chiara.

"Hexa, kau mau kemana, Nak?" tanya Ibunya.

"Aku ingin menemui pujaan hatiku."

"Siapa wanita yang kau sebut pujaan hati, Hexa?" tanya Ibunya.

"Ibu tunggu saja. Hexa akan memberitahukannya nanti kalau ia mau bersama dengan Hexa," ucap Pangeran Hexa lalu meraih tangan Ibunya dan ia peluk dengan cukup lama.

"Semoga kau selalu bahagia, Nak."

***

Pangeran Hexa berangkat menuju taman belakang kediaman Pangeran Ricci.

Putri Chiara sudah menyuruh Bibi Camia mengawasi supaya saat Pangeran Hexa datang, Pangeran Ricci sudah berangkat pergi ke kantor pemerintahan. Ia tidak ingin ada perselisihan antara dua saudara itu. Ia benar-benar ingin menyelesaikan masalahnya dengan Pangeran Hexa karena hanya dengan begitu hubungannya dengan Pangeran Ricci membaik. Sebagai seorang istri, ia harus bisa menjaga martabat seorang suami. Sebagai permaisuri, tentu ia harus menunjukkan etika yang baik.

"Hexa," panggil Putri Chiara saat Pangeran Hexa datang ke sana. Putri Chiara melambaikan tangannya.

"Chia, kau kenapa memanggilku ke sini?" tanya Pangeran Hexa.

"Aku … ingin membericarakan sesuatu dengan kau mengenai masa lalu kita. Aku sudah berusaha untuk mengingat, tetapi sampai sekarang, tidak ada ingatan apa pun yang terlintas di pikiranku," terang Putri Chiara membuat hati Pangeran Hexa sakit.

Pangeran Hexa berpikir kalau Putri Chiara memanggil dirinya karena sudah mengingat tentang hubungan mereka. Namun, malah memutuskan untuk melupakan.

"Tidak, aku tidak terima, Chia!"

"Kau harus terima Hexa! Aku sudah menikah dengan Pangeran Ricci, dan jika aku mengingat tentang hubungan kita, tidak akan aku meninggalkannya!" bentak Putri Chiara dengan napas tidak teratur. Emosinya menggebu-gebu. Entah apa sebabnya ia juga tidak tahu.

Pangeran Hexa mendekati Putri Chiara. "Kalau kau ingat, maka kau akan memintaku untuk membawa kau pergi dari sini, Chia!"

"Bagaimana cara kau membuatku ingat? Tabib sekali pun tidak akan mampu membuatku ingat." Ya, tidak akan ada yang bisa membuat Putri Chiara ingatannya kembali. Ia saat ini dikendalikan oleh roh Aubrey, jadi tidak bisa mengingat bagaimanapun ia mencobanya.

Pangeran Hexa meletakkan tangannya di kedua pipi Putri Chiara.

"Kau mau apa?" tanya Putri Chiara.

"Aku akan membuat kau ingat dengan ciuman pertama kita," ucap Pangeran Hexa dan langsung mendaratkan bibirnya ke bibir Putri Chiara.

Putri Chiara tidak dapat menghindar. Pangeran Hexa memaksanya dan membuat ia merasa tidak nyaman.

"Lepaskan Chiara!" bentak seseorang dengan suara yang menggelegar.

Putri Chiara hampir saja kehabisan napas karena Pangeran Hexa terlalu mendominasi, membuatnya tidak bisa berubuat apa-apa.

Pangeran Hexa tersenyum penuh kemenangan. "Bagaimana Ricci? Lihatlah, istri kau dan aku telah berselingkuh," ujar Pangeran Hexa membuat wajah Pangeran Ricci menjadi merah seperti tomat masak.

Prak!

Satu tamparan melayang ke pipi Pangeran Hexa. "Jangan sembarang berbicara tentang istriku. Bagaimanapun, dia tidak akan berkhianat ataupun selingkuh. Aku tahu kau yang memaksa dia dan … kau terlalu berani, Hexa."

Pangeran Hexa mengusap bekas tamparan yang meninggalkan bekas begitu jelas di wajahnya. Langsung, Pangeran hexa melayangkan pukulan pada Pangeran Ricci.

Kedua saudara itu saling memukul, melawan, hingga membuat Putri Chiara panik.

"Bagaimana ini?" tanya Putri Chiara bingung.

Jika ia memanggil pengawal, tentu akan membuat keluarga malu karena dua saudara bertengkar akibat dirinya.

"Tidak, aku harus menghentikan mereka!"

"Ricci, Hexa, cukup!" teriak Putri Chiara, tetapi tidak diacuhkan oleh kedua saudara itu.

Putri Chiara merasa kepalanya pusing. Pandangannya menjadi kabur dan perlahan menggelap.

Bruk.

Putri Chiara jatuh di tempat. Kedua saudara itu sadar kalau Putri Chiara tiba-tiba pingsan.

"Chia!" teriak mereka berdua khawatir. Mereka pun menghampiri dan memastikan kondisi Putri Chiara apakah baik-baik saja.

"Jangan sentuh istriku!" bentak Pangeran Ricci menepuk tangan Pangeran Hexa yang hendak menyentuh tangan Putri Chiara.

Pangeran Ricci langsung menggendong Putri Chiara. Pangeran Hexa yang sudah babak belur karena pukulan dari Pangeran Ricci hanya memandangi Putri Chiara dalam gendongan Pangeran Ricci. Ia merasa kasihan pada wanita itu. Sungguh, ia tidak ingin Putri Chiara mengalami kesulitan dalam kerajaan ini. Karena menjadi istri Pangeran Ricci, pasti akan banyak masalah yang dihadapinya nanti.

"Kau jangan pernah datang lagi ke sini. Chiara sudah memutuskan untuk tidak mempedulikan hubungan masa lalu kalian. Mundurlah, Hexa," ujar Pangeran Ricci lalu kembali ke dalam.

***

"Aubrey, aku akan pergi ke kebun untuk memetik buah." Xander menghampiri Aubrey yang terbaring lemah di tempat tidur.

Ya, setelah Aubrey diselamatkan oleh para warga saat kejadian malam itu, Aubrey sampai sekarang tidak sadarkan diri. Ia terus terbaring begitu, tidak makan dan minum.

Sesekali, Xander menyuapi obat melalui mulut Aubrey dengan mulutnya. Xander selalu tabah merawat wanita pujaan hatinya itu. Ia adalah lelaki setia.

"Aku rindu berangkat bersama-sama dengan kau seperti dulu lagi, Aubrey. Sadarlah," ucap Xander sambil meraih tangan Aubrey dan mengecupnya cukup lama.

Aubrey yang di dalam tubuhnya adalah roh Putri Chiara, mengalami mimpi. Ia bertemu dengan seorang pemuda yang tidak lain adalah malaikat Helios.

Ia juga melihat ada seorang wanita yang berdiri di samping Helios berpakain seperti dirinya.

***

Putri Chiara (roh Aubrey) mengerjapkan matanya. Tangannya perlahan bergerak.

"Chia," panggil Pangeran Ricci langsung memegangi tangan Putri Chiara. Wajah Pangeran Ricci terlihat sangat khawatir.

"Aduh," ringis Putri Chiara saat merasakan kepalanya berdenyut hebat.

"Tabib, segera periksa Chiara!" perintahnya pada tabib. Tabib pun segera memeriksa kondisi sang putri.

"Lady Chiara keadaannya tidak ada masalah serius Tuan, tetapi sepertinya gangguan pada ingatannya semakin bertambah. Kemungkinan untuk ingat kembali pada masa lalunya sangat tipis," jelas tabib.

"Tidak masalah, yang penting Chia tidak merasakan sakit seperti ini lagi. Aku ingin ia sembuh dan kembali membaik," ujar Pangeran Ricci. Ia tidak ingin kalau Putri Chiara mengingat masa lalu bersama Pangeran Hexa, dan ini mungkin adalah takdir yang semesta tetapkan. Ia tentu sangat senang jika Putri Chiara tidak mengingat apa pun tentang saudaranya itu. Lebih baik begitu.

"Saya akan memberikan resep obat dan pastikan Lady Chiara meminumnya tepat waktu."

"Baik tabib, saya akan memastikan Lady meminumnya tepat waktu," sahut Bibi Camia.

Setelah tabib pamit, Putri Chiara ingin duduk.

"Kau berbaring saja," larang Pangeran Ricci.

"Aku merasa pusing jika berbaring," jelas Putri Chiara.

Akhirnya Pangeran Ricci membantu Putri Chiara untuk duduk dengan membuat putri itu bersandar pada sandaran tempat tidur. Pangeran Ricci duduk di sebelahnya.

"Kau tidak bekerja?" tanya Putri Chiara lemah.

"Aku akan merawat kau untuk hari ini," ucap Pangeran Ricci dan ditanggapi oleh Putri Chiara dengan anggukan kepala lemah.

"Apa yang terjadi padaku?" tanya Putri Chiara lirih.

"Kau tidak apa-apa. Hanya butuh istirahat dan meminum obat tepat waktu. Bibi Camia akan menyiapkan obat untuk kau minum setiap hari."

"Aduh …." Putri Chiara kembali meringis. Wajahnya seperti menahan sakit yang sangat tampak jelas.

"Kau kenapa?" tanya Pangeran Ricci panik.

"Kepalaku pusing kembali," jelas Putri Chiara.

Segera Ricci membawa Putri Chiara ke dalam pelukannya. "Tenangkan pikiran kau, Chia. Jangan pikirkan hal-hal yang membuat beban. Tenang, Chia," ucap Pangeran Ricci sambil mengelus lembut kepala Putri Chiara.

"Aku tidak ingin kau dan Hexa bertengkar seperti tadi," ucap Putri Chiara terisak.

"Tidak akan ada pertengkaran lagi di antara kami. Kau cukup pikirkan yang baik-baik saja."

"Janji?" tanya Putri Chiara mendongakkan kepalanya menatap wajah Pangeran Ricci.

Pangeran Ricci tidak memberi jawaban, tetapi ia malah mendaratkan bibirnya ke kening Putri Chiara. "Kau tenang saja, selama dia tidak menggangu kau, aku tidak akan berkelahi dengannya."

***

Bersambung

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel