Bab 10 Hilangnya Maudy
Bab 10 Hilangnya Maudy
Killian menatap kepergian Maudy. Istrinya itu semakin menjauh. Bahkan punggung Maudy yang tadinya terlihat. Kini hilang terhalang oleh ding-ding rumah yang mereka tempati kini.
Killian mengambil napas, menghembuskan perlahan-lahan. Lelaki itu mencoba menenangkan dirinya sendiri. Dia juga sedang berusaha memberikan Maudy waktu sendiri. Istrinya itu perlu waktu untuk memikirkan ini semua.
Killian membiarkan Maudy pergi. Dan mungkin sebentar lagi wanita itu akan kembali ke rumah. Killan berpikiran seperti itu, hingga ia memutuskan kembali ke kamar dan menunggu istrinya itu di sana.
Namun ternyata kantuk mengalahkan pikiran Killian. hingga pada akhirnya pria itu tertidur sendiri di tempat tidurnya. Dia tidak lagi menunggu Maudy kembali.
****
Matahari hampir meninggi pagi itu. Sinarnya menerangi mata Killian yang masih tertidur. Lelaki itu lupa menutup gorden hingga semua sinar matahari kini menerangi dirinya. Diapun merentangkan tangan meraba-raba sisi sebelahnya. Di mana sisi itu adalah tempat Maudy tidur.
Namun, ia tidak menemukan Maudy berada di sana. Justru tempat itu kosong dan masih rapi seperti tadi malam. Bahkan gorden juga tidak tertutup. Itu artinya Maudy benar-benar belum pulang tadi malam.
Kallian jadi merasa bersalah, maka ia memutuskan untuk mencari istrinya tersebut pagi ini. Ya segera mempersiapkan diri untuk mencari istrinya itu.
Pria itu segera mandi lalu memakai baju biasa. Killian segera ke arah di mana tempat mobilnya berada menghidupkannya lalu meninggalkan rumah kecil mereka untuk mencari Maudy.
Rasa cemas mulai menghampiri diri Killian. Pasalnya ia tidak bisa menghubungi Maudy, bahkan tidak pernah wanita itu melakukan ini kepadanya waktu mereka berantem hebat dulu waktu pacaran.
Dengan ponsel di telinga Killian kembali menghubungi Maudy. Namun yang ia dapat hanya jawaban dari operator yang mengatakan bahwa nomor gadis itu sedang tidak aktif.
"Shit, bagaimana ini," kata pria itu dengan paniknya. Ia terus melajukan mobilnya untuk mencari keberadaan Maudy yang sekarang tidak ada kabar.
Saat ini Killian melewati jalanan yang begitu sepi. Sengkin sepinya sampai-sampai tidak ada mobil yang lewat dari sana. Namun itu tidak mengurungkan niat Killian mencari Maudy ya terus melajukan mobilnya hingga tanpa sadar dia mengerem mendadak.
"Chitt...." Killian menekan remnya kuat-kuat Dan hampir saja menabrak orang yang berada di depannya.
Ada tiga orang di sana dengan wajah tertutup serta memegang alat pukul. Killian sadar bawah orang-orang disana mengincar dirinya. Itu artinya posisi saat ini sedang tidak aman.
Tetapi tidak sedikitpun pria itu merasa takut. Iya tetap merasa santai saja melihat ketiga orang itu dan merasa bahwa dirinya bisa menghadapi ketiganya.
Maka Killian pun segera keluar dari mobil lalu dengan santainya dia dari belakang mengambil sesuatu yang bisa dipakai untuk menghajar ketiganya.
Killian memakai alat seadanya untuk mengatur mereka. Baginya berkelahi seperti itu sudah hal biasa jadi dia dengan mudah mengalahkan ketiganya hingga ambruk.
Ketiganya sudah tergeletak di tanah. Yang melakukannya adalah Killian. Lalu ia mendekati salah satu dari mereka dan menarik kerah bajunya.
"Katakan siapa yang menyuruh kalian?" tanya pria itu kepada orang yang sudah iya lumpuhkan.
Tidak ada jawaban malah pria itu diam lalu menyimpulkan senyum melelehkan kepada Killan.
Satu tonjokan melayang ke pipinya. Cairan berwarna merah merembes dari bibir pria itu. Tidak ada rasa kesakitan yang dirasakannya. Melainkan terus tersenyum kepada Killian hingga membuat kesabaran lelaki itu habis dan menonjoknya lagi.
"Katakan siapa yang menyuruh kalian?!" Nada suara milik Killian mulai meninggi dia sudah geram dengan sifat lelaki itu. Namun tidak ada satu jawab ampun dari pria itu. Membuat Killian menghajarnya tanpa ampun hingga pria itu kini sudah tidak sadarkan diri.
Mendapati semuanya sudah tidak berdaya dan dalam keadaan tidak sadarkan diri. Pilihan memutuskan untuk segera pergi dari sana meninggalkan mereka. Dia ingin segera mencari istrinya itu karena dia sekarang betul-betul khawatir.
Feeling Kilian mengatakan kalau keadaan Maudy saat ini sedang terancam. Wanita nya itu pasti sedang diincar oleh orang yang sangat membencinya selama ini. Dan sekarang dia takut terjadi sesuatu pada istrinya itu.
Ratusan kali kalian mencoba menghubungi Maudy. Nyatanya ponsel wanita itu tetap saya tidak bisa dihubungi oleh dirinya. Rasa panik yang menderu semakin mendera Killian. Maka Killian pun mencoba mencari kemana tempat istrinya itu berada.
Biasanya Maudy akan terjadi taman jika sedang dalam keadaan masalah. Taman itu tidak jauh dari tempat lokasi saya sekarang. Taman itu berada di tengah-tengah kampung ini. Maka kalian pun menuju ke sana dan mencoba mencari istrinya itu.
Nyatanya tempat itu kosong tidak ada Maudy di sana. Yang ada hanya anak kecil yang sedang berlarian bersama dengan temannya yang lain. Killian merasa sudah sangat lelah mencari Maudy ke mana saja. Sekarang dia tinggal hanya menuju suatu tempat. Dimana tempat itu adalah tempat orangtua Maudy sendiri.
Bagaimana jika wanita itu pulang ke sana lalu menceritakan semua kepada orang tuanya. Lalu bagaimana jika orang tuanya marah dan tidak mau menerima Killian lagi?. Killian benar-benar tidak sanggup jika hal itu terjadi. Dia belum siap untuk kehilangan Maudy.
maka dengan segala keberanian ia pun mencoba berangkat ke sana untuk ke rumah mertuanya tersebut.
Empat puluh lima kemudian kalian sudah tiba di sana. Dia melihat ibu Maudy sedang berada di teras sambil menatap kedepan. Disampingnya mungkin ada secangkir kopi yang sering diminumnya. seperti biasa pilihan menyalami wanita itu lalu mencium tangannya.
Di samping wanita itu ada kursi Killian pun duduk di sana.-- di samping wanita itu. tidak ada surat kemarahan sedikitpun dari wanita itu. Itu artinya Maudy belum menceritakan semuanya.
Dia pun menatap mertuanya itu secara intens. "Ma, apa Maudy ada disini?" tanya giliran langsung.
Wanita itu nampak kaget ketika menantunya itu menanyakan tentang Maudy. Pasalnya tidak ada maulid di rumahnya apa mereka berantem?
"Apa kalian sedang bertengkar, Nak? Apa yang sedang terjadi dengan keluarga kalian?" tanya wanita itu dan menghiraukan pertanyaan yang Killian berikan.
"Ah, tidak Ma. tadi malam mau dibilang mau ke sini makanya saya mencarinya ke sini. Ya walau sebenarnya kami punya sedikit masalah tadi malam. Dan aku ke sini ingin menemui dia." Killian lagi-lagi menanyakan tentang istrinya itu. Namun gelengan kepala dari sang mertua, menunjukkan bahwa istrinya itu memang sedang tidak berada di sana. tidak ingin membuat mertuanya itu pahami karena memiliki penyakit jantung maka Killian mencoba membuat mertuanya itu tenang. Dan dia pun berjanji akan mencari Maudy hingga ketemu. Maka ia pun segera berpamitan dari sana untuk mencari Maudy kembali.
Bersambung....