Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 5 Mobil Goyang vs Ranjang Goyang

“Siapa di sana!” 

Suara lantang dan kencang beberapa orang pria membuat Vina dan Ed yang sedang bercumbu di dalam mobil langsung terkejut “Ssstt, diam! Tahan suaramu-” pint Ed yang sedang berada di atas tubuh Vina. Namun, bukan Vina namanya jika tak mampu menciptakan celah sempit untuk membuat Ed ‘ter-setrum’. Jemari Vina lagi-lagi menyentuh batang perkasa milik Ed yang keluar setengah dari area pribadi sang tante. “Ayo, donk, masukin lagi-” pinta Tante Vina bak wanita binal.

‘Luar biasa gila ini wanita! Baru kali pertama aku bertemu dengan wanita macam dia!’ gumam Ed masih melihat situasi di luar mobilnya. 

“Vina, sepertinya kita harus menyudahi ‘mobil goyang’ ini! Ada beberapa orang pria yang sedang menuju kemari. Vina-” Ed menundukkan pandangannya ke arah Vina, namun ternyata sang tante sedang asyik bermain dengan fantasi liarnya seraya menyentuh dua gundukan kenyal padat miliknya.

“Ah, sial! Wanita ini benar-benar hyper!” Ed mengambil ancang-ancang melepaskan batangnya, namun tiba-tiba Vina memegang pergelangan tangan Ed dan menahannya sambil berkata, “Jika kau mencabutnya sekarang, maka kita justru akan ketahuan. Kaca mobilmu ini sangat gelap, aku yakin mereka tak akan melihat kita,” yakinkan Vina.

“Tapi, kamu bisa lihat kan kaca mobil ini berembun. Sama saja kita juga akan ketahuan. Ayolah, Sayang kita sudahi dulu-” pinta Ed ingin sekali mencabut batang miliknya.

“Tidak! Kau tak bisa melakukannya dan aku tak izinkan!” tegas Vina memegangi tangan Ed.

Sontak, beberapa pria yang melihat ‘mobil goyang’ milik Ed segera bergegas menghampiri. Dan di saat mereka telah hampir mendekati mobil itu, terdengar suara teriakan seorang wanita yang cukup kencang. Mereka langsung menghentikan langkahnya dan berbalik arah ke wanita yang berteriak tadi, sementara ‘mobil goyang’ milik Ed luput dari pemeriksaan.

“Fyuhhhh, hampir saja!” lega Ed menindih sang tante.

“Kubilang juga apa, pasti aman. Kau hanya perlu relax dan bersikap tenang.” Vina melepaskan tangannya dari pergelangan tangan Ed.

“Oke … oke, kau benar, Sayang. Tapi, gimana kalau kita lanjutkan di atas kasur aja? lebih enak, empuk, dan kita bisa main banyak gaya,” bujuk Ed.

“Tapi, masih tanggung nihhh. Lagi enak, ayolah, sekali ini aja habis itu kita ke hotel.” Vina melingkarkan tangannya ke leher kekar Ed dan merundukkan tubuh pria itu, menindih tubuh tante seksi hingga dua gundukan gunung kenyal miliknya menyentuh panasnya tubuh sang lelaki.

“Ah, kau luar biasa, Sayang! Tak sia-sia aku mengenalmu! Kau benar-benar merangsang birahiku!” Vinna meliukkan tubuhnya di kursi belakang sedan milik Ed yang berukuran sedang. Kecil bukanlah penghalang bagi sang tante! Justru Vina semakin terangsang dan bergairah.

Mau tak mau Ed mengikuti kemauan Vina dan menggenjot tubuh moleknya dengan cepat dan tergesa. Keringat mulai menetes membasahi tubuh keduanya bercampur dengan AC yang masih ON. “Lebih cepat! Lebih dalam, Sayang. Keluarin semua, donk kemampuanmu!” 

“Ini aku udah semuanya kukeluarkan! Kau benar-benar hyper, ya Vina.” Ed terus mengeluarkan tenaganya memuaskan si tante binal.

“Vin, aku mau keluar, Sayang-” 

“Keluarkan saja semuanya. Keluarkan dan jangan ragu, Sayang-” Vina membalas dengan desahannya yang seksi nan menggoda.

Hampir satu jam lamanya mereka bermain ‘mobil goyang’. Dan kini, baik Ed maupun Vinna setelah keduanya mengeluarkan nafsu birahi masing-masing, pakaian yang mereka tanggalkan di mobil milik sang pria kembali dikenakan.

“Kau luar biasa, Ed. Sudah lama aku tak merasakan jamahan seorang pria. Kau benar-benar membuatku terangsang.” Kecup bibir wanita seksi itu ke pipi sang lelaki.

“Kau juga luar biasa, Vina. Baru kali ini aku menemukan wanita yang tak takut melakukan hubungan intim sekalipun sedang berada dalam situasi berbahaya.

“Karena di situlah arti dari kesenangan berhubungan yang sebenarnya. Lain kali aku akan mengajakmu ke suatu tempat yang membuat adrenalin dan hormon seksualmu naik dengan tajam.” Kali ini Vina menyambar bibir Ed dan mencumbunya.

“Jangan pancing aku lagi, Sayang. Bukankah kita akan melanjutkannya dii hotel?” tanya Ed berusaha melepaskan bibirnya dari sang janda seksi.

“Baiklah, tapi satu ciuman terakhir sebelum kita ke sana?” pinta Vina menyodorkan bibir penuh dan seksinya.

Tak lama, sedan hitam milik Ed pun segera meluncur meninggalkan hutan tengah kota yang mulai ramai didatangi orang-orang yang hendak mencari angin. 

Sepanjang jalan menuju hotel, Ed dan Vina bagaikan sepasang kekasih yang sedang panas-panasnya. Berkali-kali Vina memainkan jemarinya di paha sang laki-laki tersebut, namun segera ditampik oleh Ed dan mengalihkan perhatian sang wanita ke tempt lain.

“Kenapa kau buka jendelanya, Ed?/ Rambutku berantakan!” keluh Vina membetulkan rambut kilapnya bak gadis salon.

“Biar kamu juga bisa rasakan udara kota ini, Sayang. Selama ini kan kamu jarang keluar rumah, bagaimana rasanya?” tanya Ed sumringah.

Vina memasang wajah ketidak senangan! Rambutnya yang berantakan serta polusi juga udara panas yang menyengat membuat janda seksi ini sedikit geram.

“Aku tak akan mau melayanimu!” gertak Vina melipat dua tangannya sambil memainkan bibirnya.

“Kok marah, Sayang. Ayolah, aku hanya bercanda-” Ed mengusap dagu lancip milik sang janda seksi sambil terus mengeluarkan bujuk rayunya.

“Aku hanya akan memaafkanmu jika kau bisa melayaniku dengan semua gaya yang kau miliki.” Lirik sang tante sambil menyeringai penuh kode.

“Hmm, aku jamin kau akan ketagihan, Sayang!”

Di dalam hotel, Ed dan Vina tak perlu berlama-lama kembali membakar gairah nafsu keduanya. Masuk ke kamar hotel, Vina dengan cepat bak kilat membalikkan tubuh atletis Ed dan mencium bibir laki-laki tersebut dengan liar. Kuluman bibir dan lidah panas Vina bertemu dengan panasnya lidah milik Ed, menjajal tiap sudut rongga mulut masing-masing hingga saliva kembali mengalir namun tak digubris keduanya. Jemari Vina mulai mengambil ancang-ancang membuka kembali kancing baju yang dipakai oleh Ed, melepas paksa dan merobohkan tubuh tegap pria itu di atas kasur empuk.

Vina masih dengan gaya binalnya terus mengulum dan mengoyak bibir Ed hingga laki-laki itu dengan sendirinya melepas celana yang tak mampu lagi melindungi batang perkasanya yang telah berdiri dengan tegak sempurna.

“Bisa kita mulai sekarang?” bisik Ed saat Vina menyudahi permainan bibirnya.

“Aku menunggu sejak tadi, tak lihatkah aku sudah basah di bagian bawah sana?” pancing Vina.

Ed menyeringai. Dengan jemari yang panjang dan tak terlalu besar miliknya, Ed mulai membuka pakaian Vina kasar dan membuangnya sembarang. Tangannya mulai bekerja membuat sang tante seksi merasakan pemanasan terlebih dahulu, menjejaki tiap lekuk tubuh yang aduhai, putih mulus dan kencang. Kini, jemari sang pria telah sampai pada bagian intim sang wanita yang masih ditutupi oleh ‘thong’ warna hitam nan transparan. Warna kemerahan serta cairan yang terus mengalir dari bagian intim sang tante membuat batang perkasa milik Ed semakin berdiri menegak, tegang, dan keras.

“Apa kau suka, Sayang?” tanya Vina saat melihat ekspresi wajah Ed yang tak bisa diungkap dengan kata-kata saat melihat organ intim milik tante Vina yang ‘mengundang’ untuk segera dimasukkan. “Apa lagi yang kau tunggu? Bagian ‘sana’ telah memanggil, apa kau mau punyaku kedinginan dan semua cairannya terbuang keluar sia-sia?” lagi-lagi Vina memancing dengan suara seksi, nakal, liarnya.

Ed segera merobek ‘thong’ milik Vina dan memasukkan batang perkasa miliknya ke dalam organ intim milik sang tante, “Ah, panasnya-” ucap tante Vina sambil berekspresi dan desahan yang seksi.

“Aku akan membawamu ke nirwana, Vina. Terbanglah bersamaku, tunjukkan aksi liar dan gilamu!” ucap Ed seraya menggenjot sang tante dan mendengar desahan kenikmatan tiada tara.

“Oh, Ed. Aku ingin masuk ke fantasi liarmu, bawa aku … bawa aku, Ed-” Vina terus mengerang, mendesah, sesekali bunyi tamparan di bokong semok dan padatnya. 

“Terus! Teruslah berteriak! Teruslah mengerang! Buat aku lebih membara, Sayang.” Ed kali ini memukul bokong sang tante dengan gaya serta posisi yang berbeda.

“Oh, pukul … tampar yang kencang! Aku budakmu, Tuan Ed..beri aku cairanmu, masukkan yang dalam, jamah aku … nodai aku-” Vina benar-benar layaknya seorang wanita binal yang sedang dalam pengaruh nafsunya.

“Kita akan buat ranjang ini bergoyang, Vina. Apa kau siap, Sayang?” bisik Ed sambil meremas dua gundukan kenyl milik sang tante.

“Ya, a-aku siap!”

PLAK!

“Bilang aku siap, Tuan!” Ed memukul lagi bokong Vina hingga memerah. 

“A-aku siap, Tuan.” Balas Vina kemudian tak ada sedetik, Ed langsung mencabut batangnya dan mendorong tubuh Vina ke kasur empuk dan mulailah ranjang panas di kamar itu bergoyang dengan liarnya.

“Oh, Tuan. Tak bisakah lebih dalam lagi kau menusukku dengan batang perkasamu? Aku ingin ranjang ini bergoyang dengan panas dan liar-”

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel